Saatnya Negeri Muslim Bersatu Membela Pale5tin4 dari Penjajahan Izr4hell


TintaSiyasi.com -- Konflik Palestina yang kembali memanas tentu saja memiliki akar sejarah panjang yang akan sulit untuk dihentikan. Kaum muslimin Palestina adalah pemilik sah tanah suci yang diberkahi itu, namun penjajah Israel yang didukung oleh Negara-negara Barat telah memantik konflik yang tak berkesudahan. Rakyat Palestina adalah rakyat yang sedang berjuang mempertahankan harga diri, iman dan wilayahnya dari pendudukan Israel dan tentu saja hal itu bagian dari jihad fi sabilillah melalui para tentara Hamas.

Sementara dunia barat terus menyudutkan Palestina dan bahkan menuduhnya sebagai teroris. Bagaimana mungkin sebuah entitas pemilik sah tanah air yang mempertahankan wilayahnya dari para penjajah disebut sebagai teroris, inilah kejahatan Barat yang mesti disadari oleh kaum muslimin seluruh dunia.

Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah teroris, mereka hanyalah sesama Muslim yang tengah berjuang mempertahankan tanah suci ketiga kaum Muslim dari pendudukan entitas penjajah Yahudi. Yang mereka lakukan itu sebagaimana para pahlawan Indonesia berjihad mengusir penjajah Belanda. Jadi, mencela para mujahid sebagai teroris, itu sama saja dengan membela entitas penjajah Yahudi, sebagaimana mencela para pahlawan Indonesia itu sama saja dengan membela penjajah Belanda.

Maka, kaum Muslim janganlah latah turut memfitnah mereka sebagai teroris. Kecuali memang memosisikan diri sebagai anteknya kafir penjajah dan siap menemani kafir penjajah di neraka kelak.  Lebih dari itu, mengusir entitas penjajah Yahudi dari tempat suci kaum Muslim ketiga itu bukan hanya kewajiban Hamas dan kaum Muslim Palestina saja, tetapi kewajiban seluruh kaum muslim dunia terutama para penguasa negeri Islam dan bala tentaranya. Bagi yang tidak memungkinkan jihad secara langsung ke Palestina, teruslah opinikan duduk perkara yang sebenarnya tentang Palestina seraya mengajak kaum Muslim lainnya berjuang menegakkan khilafah yang dipimpin seorang khalifah.

Mari kita terus  berdoa memohonkan surga Firdaus yang paling tinggi untuk para syuhada Palestina, dan memohonkan kesembuhan sempurna yang tidak menyisakan sakit untuk orang-orang terluka dan yang menjadi korban… Sebagaimana kami memohon kepada Allah SWT agar para penguasa antek dan para pengikut mereka dari jamaah-jamaah yang sesat, semua mereka tidak berhasil dalam mengalihkan  hasil-hasil perang dari kemenangan menjadi kekalahan, dan dari penghancuran entitas Yahudi kepada peneguhan kaki-kaki mereka, serta dari penaklukan yang nyata ke penyimpangan ke kiri dan kanan!.

Tetapi semoga terealisir firman Allah SWT tentang Yahudi: “Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan” (TQS Ali Imran [3]: 111).

Akar masalah konflik Palestina Israel ada dua, internal dan eksternal. Secara internal, saat umat Islam terpecah dalam ikatan nasionalisme, maka terjadilah perpecahan umat Islam di dunia. Akibatnya tentu saja umat Islam menjadi sangat lemah dan mudah sekali dikalahkan oleh musuh-musuh Islam. Berbeda dengan dahulu disaat umat Islam masih bersatu padu dalam naungan khilafah Islam, maka tak sejengkalpun tanah suci Palestina bisa dirampas oleh Yahudi laknatullah. Perlu juga direnungkan bagaimana Khalifah Abdul Hamid II tetap mampu menjaga Palestina dari Zionis - Yahudi padahal saat itu Utsmaniyyah dijuluki "The Sick Man Europe", bahkan "bayangan" sang Khalifah masih menaungi hingga 40 tahunan berlalu.

Faktor eksternalnya adalah adanya penjajahan Israel yang didukung oleh Negara-negara barat penjajah yang sejak dulu telah berhasil memecah belah umat Islam dalam berbagai bangsa dan Negara. Karena itu setiap ada peristiwa internasional yang menimpa umat Islam karena ketiadaan khilafah sebagai tameng harus menjadi momentum kesadaran dan penyatuan pikiran kaum muslimin seluruh dunia untuk terus optimis membangun kebangkitan politik ideologis menuju persatuan umat Islam seluruh dunia.

Solusi tuntas masalah ini adalah dengan melakukan jihad mengusir bangsa penjajah Israel dari muka bumi ini. Sebagaimana dahulu bangsa ini telah mengusir penjajah belanda dari bumi pertiwi, begitulah sikap yang benar atas penjajah. Sebab penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Negeri-negeri muslim harus benar-benar sadar bahwa palestina adalah bagian dari kaum muslimin di dunia. Maka melakukan pembelaan dan bantuan adalah kewajiban, sebab jika tidak, maka akan dimintai pertanggungjawaban di akherat nanti.

Meskipun untuk melakukan jihad ini tidaklah mudah karena umat Islam tidak ada yang memberikan komando karena umat Islam telah terpecah dalam negara bangsa atau nasionalisme. Negara-negara bangsa dan nasionalisme, akan memandang terampasnya tanah suci umat Islam dianggap masalah eksternal oleh Negara – negara berpenduduk muslim. Itu yang membuat Negara-negara tetangga punya batas politik dan psikologis terhadap Palestina. Tentu saja ini merupakan kendalai bagi terlaksannya jihad fi sabilillah.

Jihad juga akan terkendala dengan adanya system sekularisme, sehingga masalah ini tidak dipandang dalam perspektif Islam, tidak secara ruuhiy, kemudian tidak diselesaikan secara Islam (jihad), melainkan tunduk kepada hokum-hukum internasional atas konspirasi Negara-negara Barat. 

Padahal Allah telah menjanjikan kemenangan dalam firmanNya : “Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja, dan jika mereka berperang dengan kamu, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan” (TQS Ali Imran [3]: 111). “Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia” (TQS Ali Imran [3]: 112).

Sementara kini para pejuang Palestina harus berjuang sendirian, karena negeri-negeri muslim tak bisa banyak berbuat. Kita bisa lihat dari berbagai media saat para pemuda individu-individu menyerbu benteng-benteng Yahudi dengan sepeda motor dan bahkan berjalan kaki, dan mereka menguasai kendaraan lapis baja Yahudi, membunuh mereka dan menangkap mereka pada saat orang-orang Yahudi itu bersenjata lengkap dan menggunakan kendaraan lapis baja.

Para pemuda itu adalah individu-individu dengan senjata individual mereka, dan dengan hati dan pikiran mereka, mereka memancung setiap ujung jari Yahudi! Mereka tidak takut terhadapnya, malah mereka bertakbir dan tidak berhenti-henti. Mereka mengharapkan kemenangan di dunia, dan di akhirat ke taman surga yang di sana mereka bergembira.

Maka selamat bagi mereka di dunia dan akhirat, pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. “Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman” (TQS ash-Shaff [61]: 13).

Adapun yang membuat hati berdarah karena sedih adalah para penguasa ruwaibidhah di negeri-negeri kaum Muslim, khususnya mereka yang di sekitar Palestina. Seolah-olah mereka tidak melihat dan tidak mendengar. “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)” (TQS al-Baqarah [2]: 18).

Sungguh mereka di sekitar warga Palestina, hampir-hampir tidak melihatnya seolah-olah tanah yang penuh berkah itu tidak penting bagi mereka, bahkan mereka seolah-olah merupakan pihak yang netral, mengamati apa yang terjadi, seolah-olah itu gagak di negeri gagak, dan bukan di masjid suci ketiga setelah dua masjid dan kiblat pertama dari dua kiblat! Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.

Bagi yang tidak memungkinkan jihad secara langsung ke Palestina, teruslah opinikan duduk perkara yang sebenarnya tentang Palestina seraya mengajak kaum Muslim lainnya berjuang menegakkan khilafah yang dipimpin seorang khalifah. Di bawah komando khalifah, secara massif dan laksana bangunan yang kokoh, kaum Muslim berjihad.

Bukan hanya membebaskan Palestina dari pendudukan entitas penjajah Yahudi; tetapi juga membebaskan Turkistan Timur (Muslim Uighur) dari penjajahan komunis Cina; membebaskan Arakan (Muslim Rohingya) dari penjajahan Budha Myanmar, dan membebaskan negeri-negeri Islam lainnya yang tengah dijajah kafir harbi fi'lan lainnya. Karena itu saatnya negeri-negeri muslim bersatu untuk melakukan pembelaan kepada Palestina dari penjajahan Israel dan negera-negara Barat yang menjadi sekutu.[]

Oleh. Dr. Ahmad Sastra, M.M.
Ketua FDMPB
(AhmadSastra,KotaHujan,12/10/23 : 16. 30 WIB)

Posting Komentar

0 Komentar