Prof. Fahmi: Isra Mikraj Menarik secara Sains, tetapi ketika Sains Berhenti, di Situlah Iman Berbicara


TintaSiyasi.com -- Pengamat Peradaban Prof. Dr. Ing Fahmi Amhar menyebutkan  bahwa peristiwa Isra Mikraj menarik secara sains, tetapi di mana sains berhenti, di situlah iman berbicara.

“Isra Mikraj itu menarik secara sains, tetapi ketika sains berhenti, di situlah iman berbicara,” ungkapnya dalam Isra Mikraj, Perspektif  Sains, Senin (20/2/2023) di YouTube UIY Official.

Prof. Fahmi menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mikraj  ada dua bagian, yakni pertama, Isra berarti perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sejauh 1.250 Km.

“Mungkin zaman sekarang bisa dijelaskan dengan pesawat jet supersonik,” jelasnya.

Kedua, yakni dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha. Ia menyebut, perjalanan tersebut masih menjadi pertanyaan, apakah perjalanan ke dimensi lain, bukan di dimensi dunia?

“Perjalanan ke Sidratul Muntaha itu perjalanan ke dimensi lain, bukan dimensi dunia, itu juga masih menjadi pertanyaan,” sebutnya.

Ia menjelaskan bahwa peristiwa Isra Mikraj terjadi dalam waktu semalam. Kurang lebih perjalanannya  sekitar 9 jam. Ia memisalkan, 1 jam untuk kegiatan macam-macam, seperti  mengimami shalat para nabi, di langit juga bertemu Nabi Adam As. Nabi Musa As. Nabi Isa As, lain sebagainya, dan ditunjukkannya surga dan neraka.

“Sederhananya 1 jam untuk aktivitas, 8 jam perjalanan pulang pergi. Berarti 4 jam sekali perjalanannya,”  jelasnya.

Ia menyebut, kecepatan yang paling besar di dunia saat ini adalah kecepatan cahaya, yakni 300.000 Km/detik. Sementara, 1 jam kecepatan cahaya baru mencapai 4 miliar 335 juta Km. Menurutnya, dengan kecepatan  tersebut baru sampai di planet Neptunus, belum sampai batas akhir tata surya.

“Apakah manusia mengira Sidratul Muntaha itu di planet Neptunus? Padahal, hari ini manusia sudah mengirim wahana ke planet Neptunus, dan Sidratul Muntaha itu tidak ada di sana,” jelasnya.

Ia mengatakan bahwa jarak manusia dalam posisi tata surya sampai pusat dari galaksi Bima Sakti jaraknya sekitar 65.000 tahun cahaya. Belum lagi berbicara galaksi lain yang dekat dengan bumi, yakni galaksi Andromeda yang jaraknya dua juta tahun cahaya, dan galaksi terjauh yang jaraknya 14 miliar tahun cahaya.

Ia menjelaskan bahwa ilmu Fisika itu masih banyak misteri. Banyak orang mengamati perkembangan sains dan teknologi, kemudian berkhayal, mungkin enggak membuat pesawat luar angkasa sedemikian rupa yang mampu membawa manusia ke surga tanpa harus melewati kematian? 

“Tidak mungkin ada pesawat luar angkasa yang akan membawa manusia ke surga tanpa melewati kematian. Langit saja, kita tidak tahu batasannya sampai di mana,” tuntasnya. [] Mustaqfiroh

Posting Komentar

0 Komentar