Begini Kiat-Kiat Memperbaiki Diri


TintaSiyasi.com -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wahidah Achmad membeberkan beberapa cara memperbaiki diri. "Ada beberapa cara supaya kita bisa memperbaiki diri," ujarnya dalam Kajian Tsaqafah Islam: Kiat-kiat Memperbaiki Diri, di Youtube Muslimah Media Center (MMC), Senin (9/01/2023). 

Pertama, perlu dipahami apa itu standar benar. "Orang yang tidak memahami mana yang benar dan salah boleh jadi apa yang dilakukan selama ini sudah merasakan pada koridor yang benar sehingga tidak ada keinginan untuk memperbaiki diri. Sebagai seorang muslim standar benar salah itu bukan dari hawa nafsu kita, bukan pendapat mayoritas manusia. Baik dan benar dalam tinjauan manusia itu apa yang benar menurut Allah SWT. Standar baik buruk itu kita merujuk kepada Islam dalam memandang tentang sebuah perbuatan itu," tuturnya. 

Kedua, harus tahu realitas fakta selama ini. "Apakah fakta itu sesuatu yang ideal atau sesuatu yang menyalahi benar salah tadi. Orang-orang yang tidak memahami realitas apa yang dia lakukan, apa yang terjadi disekitar, boleh jadi dia akan cuek, dia tidak akan membutuhkan dan tidak akan terdorong untuk melakukan perbaikan. Dia akan merasa apatis karena merasa apa yang sudah dilakukannya memang sudah benar atau boleh jadi dia tidak tahu kesalahannya itu di mana," ujarnya. 

Ketiga, harus ada upaya menstandarisasikan antara yang terjadi dengan tadi secara normatif nya. "Apakah realitas itu sudah sesuai dengan Islam atau belum, sesuai hukum syara atau belum, sesuai dengan aturan Allah atau sebaliknya. Sebagai contoh, dalam berpakaian apakah cara berpakaian kita hanya mengikuti trend mode atau sudah benar, menurut hukum syara," imbuhnya. 

Empat Hal 

Ustazah Dedeh menjelaskan beberapa hal yang perlu diperbaiki oleh umat Islam. "Pertama, Islam menetapkan yang harus diperbaiki diri kita sendiri. Bagaimana kita punya komitmen bagaimana kita melakukan perbaikan perbaikan seputar individu kita sebagai seorang Muslim, ibadahnya, akidahnya, muamalahnya, akhlaqnya, birrul-walidain-nya dan sebagainya," terangnya. 

Kedua, yang harus diperbaiki juga adalah keluarga dan sahabat. "Karena kita punya tanggung jawab, sebagaimana firman Allah dalam surah At-Tahrim Ayat 6," katanya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (TQS. At-Tahrim: 6). 

Ketiga, perbaiki masyarakat. "Kita punya tanggung jawab kepada masyarakat sekalipun kita sudah baik, keluarga kita baik tidak dikatakan baik ketika kita abai terhadap masyarakat. Kita harus amar makruf nahi mungkar. Jangan biarkan kemaksiatan sedikit pun di tengah masyarakat. Kita ingatkan dan cerdaskan masyarakat kita," tambahnya. 

Keempat, umat Islam dituntut untuk memperbaiki selevel umat atau negara. Karena tidak mungkin akan ada perbaikan kalau tetap berada dalam sistem kapitalis sekuler. "Maka komitmen kita harus ada target untuk memperbaiki sistem. Target memperbaiki skala umat dengan tegaknya syariat Islam secara kaffah, pada saat itu ada perbaikan yang menyeluruh sebagai rahmatan lil 'alamin dan untuk itu butuh perjuangan bukan hanya sekadar niat dan harapan untuk perbaikan, tetapi butuh bukti nyata. Terjunlah dalam perjuangan menegakkan syariat Islam, insyaAllah pada saat itu semua perbaikan akan kita raih makin sakinah dengan penerapan syariat kaffah," pungkasnya. [] Rina

Posting Komentar

0 Komentar