Fitnah Akhir Zaman, Al-Qur'an Jawabannya


Buku dengan judul Nahjul Qur'an fid Da'wah yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi Metode Dakwah Al-Qur'an karya Hafidz Sholih sangat sesuai dengan kondisi yang dihadapi umat Islam saat ini. Bukan hanya di Xinjiang, ataupun di Myanmar, tetapi juga terjadi di Indonesia. Negeri dengan mayoritas muslim, dengan kebiasaan hidup Islam yang sudah mengakar. Menyebut nama sebuah ormas Islam dan pimpinannya saja akan dibredel akun sosmednya. Kartun untuk putra putri Solih solihah semacam Nusa Rara dianggap radikal. Semakin sesak nafas saja rasanya menapaki jalan takwa di negeri ini.

Menghadapi kondisi seperti ini, seorang beriman meyakini telah diberi jalan keluarnya oleh Allah SWT. Jalan keluar itu telah ditetapkan oleh Allah melalui firmanNya di Al-Qur'an Surat Al Isra ayat 9 yang berarti,
"Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar."

Buku ini juga mengutip hadis Rasululullah yang diriwayatkan oleh Imam Ad Darimi dalam kitab Fadhail Qur'an. Rasulullah menyampaikan bahwa akan ada zaman penuh fitnah. Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu Anhu merespon dengan pertanyaan, "Lalu, bagaimana keluar dari zaman fitnah itu, ya Rasulullah?". Rasulullah menjawab, "Kitabullahi, kitabullahi, kitabullahi. Peganglah Al-Qur'an yang mengabari apa yang sebelum kalian, setelah kalian, hukum yang diterapkan atas kalian..."

Dakwah Rasulullah dengan Metode Al-Qur'an 
Apa yang dikabarkan oleh Rasulullah benar adanya. Bila suatu masa dimana yang halal diharamkan, dan sebaliknya yang haram dihalalkan, maka inilah masa fitnah yang dihadapi oleh umat Islam. Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dengan mentadabburinya bahwa para Nabi Rasul selalu menghadapi fitnah dan cobaan ketika mengajak manusia untuk hanya menyembah RabbNya. Begitupun dengan apa yang dihadapi oleh Rasulullah SAW.

Rasulullah menghadapi masa fitnah ketika berada di Mekkah. Selama 13 tahun, 86 surat Al-Qur'an diturunkan di Mekkah. Melihat urutan turunnya surat dan ayat dalam Al-Qur'an bisa kita pahami bagaimana Rasulullah menapaki jalan dakwah, sekaligus menjadi ibrah bagi kita untuk mengubah nasib umat Islam yang saat ini berada di bawah garis horisontal.

Akan kita temui, ayat-ayat dalam surat makkiyah berisi tentang shiraul fikri (perang pemikiran) dan kifahus siyasiy (perjuangan politik). Perang pemikiran dilakukan oleh Rasulullah dengan tuntunan dari Allah SWT dengan argumen logis Al-Qur'an. Penjelasan di surat An Najm ayat 19 sampai 23 misalnya. Di rangkaian ayat tersebut Allah mempertanyakan tiga Tuhan kaum Quraisy; Latta, Uzzah, dan Manah sebagai perumpamaan pembagian yang tidak adil padahal telah datang petunjuk kepada mereka, Tuhan yang harusnya mereka sembah. Begitupun ayat-ayat lain yang menggugat keyakinan kaum Yahudi dan Nasrani. Argumentasi yang sebenarnya mereka meyakini akan kebenarannya. Tetapi karena hawa nafsunya, mereka bertahan di atas kekufurannya.

Kifahus siyasiy atau perjuangan politik adalah serangan kepada para penjaga pemikiran rusak yang diemban oleh masyarakat. Kita lihat dalam ayat ayat Al-Qur'an Allah mengungkap begitu buruknya sikap Abu Lahab dalam surat al-Lahab. Dan dalam Al-Qur'an surat al-Qolam ayat 10 sampai 14, Allah memberi petunjuk kepada manusia agar tidak mematuhi pemimpin yang suka bersumpah dan suka mencela, yang kian kemari meyebarkan fitnah dan bertabiat kasar.


Ketenangan Pengemban Dakwah

Dua aktivitas dakwah tersebut, bukanlah perkara yang ringan, rintangan dan halangan selalu menyertainya. Untuk mengatasi hal ini, Allah SWT telah memberikan bekal bagi para pengemban dakwah agar tenang mengemban amanah "berat" ini. Dalam Al-Quran surat al-Ahqof ayat 35 Allah berfirman tentang kesabaran pengemban dakwah dalam menghadapi carut marutnya kondisi yang dihadapi. Dengan penuh keyakinan bahwa bila Rasulullah dijaga Allah, begitupun kita. 

Al-Qur'an memuat pelajaran yang menenangkan pengemban dakwah. Ayat-ayat yang mengisahkan perjuangan sekaligus ketenangan para nabi dan rasul menjadikan Rasulullah dan para sahabat tenang. Seperti apa yang dikisahkan di surat al-Buruj dan ayat-ayat yang lain. Begitupun kita, yang juga tengah menghadapi tantangan, sebagai muslim juga pengemban dakwah. Maka membaca, mentadabburi, mengamalkan dan mendakwahkan Al-Qur'an adalah jalan untuk keberhasilan dakwah kita. Kembalinya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat.[]

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah

Posting Komentar

0 Komentar