Menyetujui Solusi Dua Negara Sama Saja Setuju 85 Persen Wilayah Palestina Dicaplok...


TintaSiyasi.com -- Jurnalis Joko Prasetyo mengirimkan surat terbuka kepada Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin terkait dorongannya terhadap Palestina agar menyetujui solusi dua negara (two state solution). 

"Pak Wapres, Anda serius mendorong Palestina untuk setujui 𝑡𝑤𝑜 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑒 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 (solusi dua negara). Coba deh dipikir ulang. Karena, itu sama saja dengan mendorong Palestina untuk menyetujui 85 persen wilayahnya dicaplok entitas penjajah Yahudi dan mendukung entitas penjajah Yahudi mencaplok 85 persen wilayah Palestina," kata Om Joy, sapaan akrabnya, kepada TintaSiyasi.com, Selasa, 17 Oktober 2023.

Om Joy meminta Ma'ruf Amin berpikir ulang soal dorongannya itu. "Sekali lagi, coba Pak Wapres pikir-pikir dulu deh bila mau mendukung solusi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa terkait masalah Palestina tersebut. Lalu bercermin dengan Indonesia ketika dijajah Belanda. Karena, bila Anda mendukung 𝑡𝑤𝑜 𝑠𝑡𝑎𝑡𝑒 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 (entitas penjajah Yahudi dan Palestina jadi dua negara berdampingan)-nya PBB, itu sama saja dengan dukung 85 persen lebih wilayah Indonesia jadi negara Belanda," jelasnya.

Ia berpesan kepada Pak Wapres, solusi perdamaian dan solusi apa pun dari siapa pun termasuk dari PBB, bila intinya tidak mengenyahkan entitas penjajah Yahudi dari tanah suci kaum Muslim ketiga tersebut itu solusi batil dan mengaburkan akar masalah sebenarnya.

Om Joy menjelaskan beberapa akar masalah yang terjadi di Palestina. "Entitas penjajah Yahudi yang diaspora di Eropa itu disatukan oleh Inggris untuk menjajah Palestina. Kemudian, penjajahan dan pendudukan tersebut dipelihara terus oleh Amerika Serikat hingga sekarang."

"Jadi, kehadiran entitas penjajah Yahudi di Palestina itu adalah kehadiran penjajah. Sebagaimana kehadiran Belanda di Indonesia. Bukankah solusi yang kita pilih adalah mengenyahkan penjajah Belanda dari Nusantara? Tidak ada ceritanya dua negara berdampingan: Indonesia dan Belanda. Mestinya solusi untuk Palestina itu juga begitu, enyahkan entitas penjajah Yahudi dari tanah suci ketiga kaum Muslim tersebut!" tegasnya.

Untuk itu, ia mengatakan, tentu saja bantuan kemanusiaan (pangan, obat-obatan, dan semisalnya), yang dunia Islam berikan kepada Palestina sangatlah tidaklah cukup. Agar cukup, katanya, maka harus juga diberangi dengan jihad dan khilafah! 

Ia menjelaskan alasan solusinya. "Mengapa? Karena, kita tidak mau juga kan setelah perut Muslim Palestina yang masih hidup itu kenyang dan luka-lukanya terobati lalu diserang lagi oleh entitas penjajah Yahudi?" katanya.

Ia menjelaskan, diperlukan adanya solusi untuk menghentikan kebiadaban entitas penjajah Yahudi yang dengan sokongan penuh Amerika Serikat terus saja menduduki tanah Palestina, membunuhi rakyat Palestina, merampasi pemukiman Palestina, mengebomi masjid, rumah sakit, rumah penduduk Palestina, dan berbagai kezaliman lainnya terhadap Palestina. 

Karena menurut dia, dalam waktu bersamaan pula, Amerika Serikat mengendalikan PBB. "Masa iya, kita masih bisa berbaik sangka kepada AS dan PBB-nya, Pak Wapres? Dan dalam waktu bersamaan mengabaikan solusi Islam berupa jihad dan khilafah? Jadi, sebenarnya siapa yang harus kita ikuti? Allah dan Rasul-Nya atau AS dan PBB-nya?" bebernya.

Relevansi Persatuan

Menghadapi entitas Yahudi yang disokong Amerika Serikat, Inggris, dan sekutunya, Om Joy mengatakan relevansi persatuan negeri-negeri Muslim, "Di situlah relevansinya para penguasa kaum Muslim termasuk Indonesia mengerahkan tentaranya. Sebagian kecil saja, tidak usah banyak-banyak. Misal, satu negara kirimkan 500 tentara saja, kali 57 negeri Muslim maka sudah ada 28.500 tentara."

"Tentu untuk Mesir, Turki dan Arab Saudi, yang tentaranya terhitung paling banyak dan alutsistanya paling canggih se-dunia Islam, mesti lebih dari itu dong mengirimkannya," katanya.

Ia mengatakan, "Sepertinya, hal itu tidak mungkin dilakukan deh selama nasionalisme mengangkangi akidah Islam. Selama ketaatan para penguasa negeri Islam kepada Amerika Serikat dan PBB mengangkangi ketaatan kepada Allah dan Rasulullah SAW."

Menurut Om Joy, persatuan dan kesatuan negeri-negeri Muslim hanya akan terwujud dalam naungan Khilafah Islamiah. "Maka dari itu, masalah ini harus kita sadari. Kaum Muslim yang sudah sadar lebih dahulu harus lebih gencar lagi mendakwahkan kewajiban menegakkan khilafah. Karena selain fardhu kifayah, tugas khilafah memang untuk memobilisasi kaum Muslim berjihad menghentikan penjajahan yang dilakukan kafir penjajah kepada kaum Muslim di Palestina, Turkistan Timur (Muslim Uighur), Arakan (Muslim Rohingya), dan lainnya," bebernya.

Ia mengatakan, "Nah, di penghujung jabatan Anda sebagai Wapres, yang banyak dikeluhkan publik seperti tidak terasa keberadaannya, ada baiknya Anda melakukan sesuatu yang sangat penting yakni mengingatkan Pak Presiden dan Panglima untuk segera mengirimkan pasukan terbaiknya, berjihad membebaskan Palestina dari penjajahan. Dan jangan lupa, katakan pula kepada Pak Presiden dan Panglima, menegakkan khilafah itu hukumnya fardhu kifayah."

Ia mengatakan, mayoritas umat Islam di dunia akan mendukung seruan jihad tersebut. "Saya yakin, bukan hanya Indonesia, tetapi mayoritas kaum Muslim sedunia pun akan menyambut dan mendukung seruan jihad tersebut, apalagi Indonesia membaiat seorang khalifah untuk menerapkan syarait Islam secara kaffah. Dan, tentu saja Panglima tidak lagi menyerukan memiting rakyat Rempang, tetapi dengan tegas menginstruksikan mengenyahkan entitas penjajah Yahudi, satu lawan satu. InsyaAllah. Amin," pungkasnya .[] Titin Hanggasari 

Posting Komentar

0 Komentar