Ramadhan Transformatif (Bagian II)

TintaSiyasi.com -- Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: e183). Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka merubah nasib yang ada pada diri mereka sendiri" (Ar-Ra'd: 11). 

Setelah kita kaji soal energi perubahan pribadi dan sosial dalam tulisan Ramadhan Transformatif sesi satu, maka pada tulisan kedua ini akan fokus kepada ragam perubahan individual selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1444 H. rumusnya, perubahan adalah keniscayaan, selama menuju kondisi yang lebih baik, sebab tak ada manusia yang sempurna, dirinya mesti terus berubah, tumbuh kembang menuju kesempurnaannya.

Hakikat perubahan adalah suatu kepastian yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan seorang muslim, terlebih tujuan utama puasa Ramadhan adalah menuju ketaqwaan diri. Secara konsepsi perubahan terjadi secara terus-menerus pada setiap aspek kehidupan, mulai dari perubahan dalam tubuh manusia, perubahan dalam lingkungan, hingga perubahan dalam hubungan sosial dan ekonomi. Seiring dengan waktu, setiap pribadi muslim mengalami perubahan dalam dirinya sendiri, dalam lingkungannya, dan dalam hubungannya dengan orang lain. 

Allah sebenarnya telah menyediakan alam semesta dan lingkungan ekologis sebagai guru dan pelajaran bagi setiap individu muslim yang mau berpikir dan merenungkan. Soal perubahan diri menjadi lebih baik selama Ramadhan, maka seorang muslim bisa mengamati dan merenungkan proses metamorfosis, sebuah tahapan perubahan dari telur hingga kupu-kupu.

Proses metamorfosis seekor ulat yang awalnya menakutkan dan merugikan lingkungan dimulai dengan telur yang diletakkan oleh kupu-kupu betina di tanaman inang. Telur tersebut menetas menjadi ulat setelah beberapa waktu. Ulat dengan bentuknya, seringkali menakutkan dan manusia cenderung akan menjauhinya.

Ulat-ulat seringkali menebar rasa gatal dari bulu-bulunya. Ulat dengan kerakusannya akan memakan dedaunan tanpa berhenti, bahkan mulutnya akan terus bergerak mengunyah meski matanya terlelap tidur. Ulat adalah simbol perilaku destruktif manusia yang selalu merugikan manusia dan rakus akan dunia.

Dalam perspektif ilmu biologi, ulat sebagai tahap dua proses metamorfosis adalah sebuah larva dari kupu-kupu yang terus makan daun tanaman inang untuk bertumbuh dan memperoleh nutrisi yang diperlukan. Selama tahap ini, ulat akan mengalami beberapa kali pergantian kulit atau molting untuk memungkinkan pertumbuhan yang lebih lanjut. Hal ini menujukkan bahwa perubahan sesungguhnya terjadi kepada setiap makhluk Allah, terlebih manusia.

Meski ulat sering dijauhi oleh manusia karena bentuk dan rasa gatal yang ditimbulkan oleh bulu-bulunya, namun ulat memiliki karkater tersendiri yang penting kita ketahui. Ulat memiliki tubuh yang panjang dan ramping, terdiri dari beberapa segmen tubuh yang berbentuk seperti cincin-cincin. Ulat biasanya memiliki kulit yang halus dan lunak, serta memiliki warna yang cenderung polos atau monoton. Ulat merupakan serangga yang pemakan daun. Mereka mencari tanaman untuk dijadikan sumber makanan. 

Ulat memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Selama fase pertumbuhan, mereka mengalami beberapa kali pergantian kulit atau ecdysis. Ulat memiliki kemampuan untuk memakan dan mencerna makanan dalam jumlah yang besar. Hal ini karena mereka membutuhkan banyak energi untuk mendukung pertumbuhan yang cepat. Beberapa jenis ulat memiliki kemampuan untuk memproduksi serat sutra. Ulat yang menghasilkan sutra disebut ulat sutera dan umumnya dibudidayakan untuk industri tekstil. 

Ulat memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai makanan bagi burung, serangga lain, dan hewan-hewan lain. Ulat sering dikaitkan dengan transformasi, karena mereka mengalami transformasi dari ulat menjadi kupu-kupu. 

Perubahan metamorfosis terus berjalan, yakni setelah ulat mencapai ukuran maksimum, ia akan membentuk kepompong atau kokon dari benang sutera yang dihasilkan oleh kelenjar di mulutnya. Di dalam kepompong, ulat mengalami sebuah transformasi drastis. Tubuhnya pecah dan diubah menjadi struktur yang lebih kompleks dan berbeda. Kepompong adalah sebuah transformasi yang menggambarkan perenungan total manusia dari sebuah kesalahan masa lalu. Selama menjadi kepompong, selama itu pula dirinya akan menjalankan puasa sepanjang hari.

Dalam diri kepompong itu sendiri terjadi proses transformasi yang dalam ilmu biologi disebut sebagai pupa atau chrysalis. Pada tahap ini, seluruh organ dan fitur kupu-kupu yang baru sedang terbentuk di dalam kepompong. Pada akhirnya, kupu-kupu akan keluar dari kepompong setelah selesai metamorfosisnya. 

Maka pada tahap akhir metamorfosis, pada akhirnya, kupu-kupu keluar dari kepompong sebagai serangkaian gerakan cepat yang disebut sebagai eclose. Kupu-kupu kemudian memperluas sayapnya dan menunggu kering di bawah sinar matahari. Setelah sayapnya kering, ia akan terbang mencari makanan dan pasangan untuk berkembang biak, menyelesaikan siklus hidup kupu-kupu. Dalam  berbagai budaya, kupu-kupu sering dikaitkan dengan transformasi, keindahan, dan kebebasan. Karakteristik-karakteristik ini menjadikan kupu-kupu sebagai simbol yang populer dalam seni, sastra, dan kehidupan sehari-hari. 

Seekor kupu-kupu akan tumbuh dengan sayapnya yang sangat indah yang tak ada satupun manusia yang tidak suka melihatnya. Tak ada satupun manusia yang tidak menyukai disaat kupu-kupu hinggap di tangannya, berbeda sakali saat dia masih sebagai ulat. Tak ada satupun manusia yang tidak bahagia melihat kupu-kupu hingga di taman depan rumahnya, semakin banyak kupu-kupu yang datang, hatinya akan semakin bahagia.

Jadilah kupu-kupu yang indah disaat Ramadhan mencapai finisnya, tinggalkan sifat-sifat buruk yang merugikan orang lain sebelumnya. Tinggalkan kerakusan kepada dunia, sebab puasa mengajarkan tentang batas mengkonsumsi makanan, baik ukuran maupun kehalalannya. Kupu-kupu adalah gambaran sifat-sifat ketaqwaan bagi seorang muslim yang telah menjalankan puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebab salah satu sifat seorang muslim adalah menebar kebajikan dan salalu memberi manfaat bagi orang lain. Keduanya adalah refleksi dari ketaqwaan.

Ada beberapa karakteristik kupu-kupu yang patut kita renungkan, diantaranya adalah: 

Pertama, Kupu-kupu memiliki sayap yang indah dan berwarna-warni, membuatnya menjadi salah satu serangga yang paling menarik di dunia.

Kedua, kupu-kupu adalah serangga yang aktif pada siang hari (diurnal), membuatnya mudah ditemukan oleh pengamat.

Ketiga, kupu-kupu merupakan serangga pemakan nektar. Mereka mencari sari bunga untuk dijadikan sumber makanannya.

Keempat, kupu-kupu memiliki siklus hidup yang unik, dari telur, ulat, kepompong, pupa, hingga menjadi kupu-kupu dewasa. Kelima, kupu-kupu memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Beberapa jenis kupu-kupu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan warna tubuhnya dengan lingkungan sekitarnya, sehingga lebih sulit dideteksi oleh predator.

Kelima, kupu-kupu adalah serangga yang penting dalam polinasi tanaman. Mereka membantu tanaman untuk bereproduksi dan mempertahankan keanekaragaman hayati.

Keenam, kupu-kupu memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai sumber makanan bagi hewan-hewan lain seperti burung, kelelawar, dan kadal.

Ketujuh, kupu-kupu juga memiliki nilai estetika yang tinggi. Beberapa jenis kupu-kupu digunakan sebagai dekorasi dalam seni dan kerajinan tangan.

Transformasi dari ulat ke kepompong hingga menjadi kupu-kupu adalah sebuah cermin transformasi menuju pribadi yang memiliki karakter yang lebih baik dan menutupi sifat-sifat buruk sebelumnya. Begitulah seharusnya yang terjadi pada seorang muslim selama menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan hingga ujungnya nanti mendapapi dirinya yang fitri atau bersih sebagai seorang pribadi yang lebih baik, yakni pribadi bertaqwa.

Dr. Ahmad Sastra, M.M.
(Dosen Filsafat)a

 


Posting Komentar

0 Komentar