Perbanyak Istighfar


TintaSiyasi.com -- Sobat. Istighfar adalah memohon ampunan kepada Allah SWT dengan lisan dan hati sekaligus. Syarat diterimanya permohonan adalah berhenti melakukan dosa yang dimohonkan ampunannya itu. Kalau tidak maka istighfar dengan lisan yang masih dicampuri dosa dapat dianggap mempermainkan Allah.

Allah SWT berfirman :

فَٱصۡبِرۡ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ  

Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” (QS. Ghafir (40) : 55).

Sobat. Pertolongan Allah kepada para rasul dan orang-orang yang beriman itu adalah salah satu dari sunatullah seperti yang pernah dianugerahkan kepada Musa. Oleh karena itu, Nabi Muhammad diminta untuk bersabar atas sikap dan tindakan orang-orang musyrik yang memperolok-olokkan ayat-ayat Allah. Allah pasti menolongnya dengan mengokohkan barisan kaum Muslim dan mengangkat posisi agama Islam melebihi kepercayaan yang mereka anut Nabi Muhammad diperintahkan untuk selalu bertobat dan bertasbih pagi dan petang, sebagaimana firman Allah:
 
Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Hud/11: 114).

Dengan selalu salat mengingat Allah dan bertasbih pagi dan petang itu, maka Rasulullah beribadah seperti yang dilakukan para malaikat. Allah berfirman:
 
Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak (pula) merasa letih. Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang. (Al-Anbiya'/21: 19-20).

Sobat. Rasulullah SAW diperintahkan bertobat bukan berarti beliau telah melakukan perbuatan dosa, tapi maksudnya ialah dengan sering melakukan tobat dan mohon ampun, maka jiwa semakin suci dan bersih, tidak ada satu pun kotoran yang mengotorinya. Jika Nabi yang terbebas dari segala dosa masih disuruh bertobat, maka bagi umat dan pengikutnya akan lebih lagi. Mereka harus cepat dan lebih sering bertobat.

Sobat. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa Al-Qur'an mengajarkan agar orang-orang yang beriman selalu bertobat, memohon ampun kepada Allah, dan mengerjakan amal saleh. Jika seseorang telah bertobat dan memohon ampun maka jiwanya menjadi suci dan bersih. Amal yang dikerjakan oleh orang yang bersih jiwanya akan langsung diterima Allah.

Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa orang yang tidak suci dan bersih hatinya karena tidak bertobat dan mohon ampun kepada Allah, maka amalnya tidak diterima oleh Allah atau tidak dianggap sebagai amal yang saleh.

Allah SWT berfirman :

وَمَن يَعۡمَلۡ سُوٓءًا أَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهُۥ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ ٱللَّهَ يَجِدِ ٱللَّهَ غَفُورٗا رَّحِيمٗا 

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’ (4) : 110).

Sobat. Ayat ini memberikan dorongan kepada mereka yang berbuat salah untuk menyadari dirinya dan kembali ke jalan yang benar, bertobat kepada Allah. Perbuatan mereka menzalimi diri sendiri dengan jalan berbuat maksiat, seperti sumpah palsu akan diampuni Allah jika mereka benar-benar minta ampun kepada-Nya. 

Dalam ayat ini diterangkan bagaimana jalan keluar dari dosa sesudah terperosok ke dalamnya dan sesudah diturunkan peringatan kepada musuh-musuh kebenaran, yaitu dengan tobat dan minta ampun. Orang yang minta ampun akan mendapati Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia akan merasakan hasil pengampunan Allah pada dirinya yaitu rasa benci kepada kemaksiatan dan penyebab-penyebabnya. Dia juga akan merasakan kasih sayang Allah kepadanya dengan tumbuhnya hasrat dalam hatinya hendak berbuat kebajikan.

Sobat. Aisyah ra berkata, “Yang paling banyak diucapkan Rasulullah SAW sebelum wafat beliau adalah Subhaanaka wabihamdika astahgfiruka wa atuubu ilaika – Maha suci Engkau dan segala pujian bagi-Mu. Aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Bukhari-Muslim).

Abu Hurairah ra berkata, “Aku dengar Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR/ Bukhari-Muslim).

Sobat. Saydina Ali bin Abi Thalib ra berkata, “Sungguh aneh orang yang celaka padahal dia bersama penyelamat. Ditanyakan kepada beliau, “Apa itu?” Jawabnya, “Istighfar”. Qatadah rahimahullah berkata, “Al-Qurán menunjukkan penyakit kalian dan obat kalian. Penyakit kalian adalah dosa-dosa kalian, sedangkan obat kalian adalah istighfar.”

Sobat. Umar bin Khaththab meminta hujan dengan istighfar. Diriwayatkan bahwa amirul mukminin Umar bin Khaththab ra pada suatu hari naik ke mimbar untuk memanjatkan doa dan mohon hujan. Doanya tidak lebih dari istighfar dan membaca ayat-ayat mengenai istighfar. Kemudian berkata, “ Aku telah meminta hujan melalui pintu-pintu langit yang dengannya hujan diturunkan.” 

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا 

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’ (4) : 116).

Sobat. Allah tidak akan mengampuni dosa orang yang mengakui adanya tuhan lain selain Allah atau menyembah selain Allah, tetapi Dia mengampuni dosa lainnya. Dari ayat ini dipahami bahwa ada dua macam dosa, yaitu:
Pertama. Dosa yang tidak diampuni Allah, dosa syirik.
Kedua. Dosa yang dapat diampuni Allah, dosa selain dosa syirik.

Jika seseorang mensyarikatkan Allah, berarti di dalam hatinya tidak ada pengakuan tentang keesaan Allah. Karena itu hubungannya dengan Allah Yang Mahakuasa, Yang Maha Penolong, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang telah terputus: Ini berarti tidak ada lagi baginya penolong, pelindung, pemelihara, seakan-akan dirinya telah lepas dari Tuhan Yang Maha Esa. Ia telah sesat dan jauh menyimpang dari jalan yang lurus yang diridai Allah, maka mustahil baginya mendekatkan diri kepada Allah.

Sobat. Seandainya di dalam hati dan jiwa seseorang telah tumbuh syirik berarti hati dan jiwanya telah dihinggapi penyakit yang paling parah; tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya. Segala macam bentuk kebenaran dan kebaikan yang ada pada orang itu tidak akan sanggup mengimbangi, apalagi menghapuskan kejahatan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh syirik itu.

Hati seorang musyrik tidak berhubungan lagi dengan Allah, tetapi terpaut kepada hawa nafsu, loba dan tamak kepada harta benda yang tidak akan dapat menolongnya sedikit pun. Itulah sebabnya Allah menegaskan bahwa dosa syirik itu amat besar dan tidak akan diampuni-Nya.

Seandainya hati dan jiwa seseorang bersih dari syirik, atau ada cahaya iman di dalamnya, maka sekalipun ia telah mengerjakan dosa, hatinya akan ditumbuhi iman dan datang kepadanya petunjuk, maka ia akan bertobat, karena cahaya iman yang ada di dalam hatinya dapat bersinar kembali. Karena itulah Allah akan mengampuni dosanya karena bukan dosa syirik.

An-Nisa' 48 telah menerangkan bahwa Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, tetapi akan mengampuni dosa selain dari dosa itu. Pengulangan pernyataan itu adalah untuk menegaskan kepada orang yang beriman agar mereka menjauhi syirik. Hendaklah mereka memupuk tauhid di dalam hati mereka, karena tauhid itu adalah dasar agama. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality

Posting Komentar

0 Komentar