Akibat Jebakan Utang dalam Sistem Kapitalisme

TintaSiyasi.com -- Ekonom Core Indonesia Muhammad Ishak membeberkan akibat jebakan utang dalam sistem kapitalis. "Ada beberapa akibat dari jebakan utang dalam sistem kapitalis," tuturnya di YouTube Kabar Petang Khilafah News, Kamis (05/01/2023).

Pertama, sebagian dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan tersedot untuk membayar utang. "Kalau kita lihat pengalaman Indonesia dan negara-negara yang mengalami jebakan utang itu sebagian dari pendapatan negara yang seharusnya digunakan untuk pembangunan justru malah tersedot untuk membiayai bunga utang. Jadi seperti kangker, utang ini menggerogoti APBN secara masif karena bunga hutang ini tidak produktif," ujarnya. 

Ia mencontohkan, di Indonesia bayar seperlima pendapatannya untuk pengeluaran membayar bunga utang. Bunga utang ini akan lari kepada investor swasta atau asing. Bank-bank besar yang mendapat keuntungan besar dari pembayaran bunga ini. Bank-bank ini dimiliki oleh segelintir orang pemilik saham yang di Indonesia maupun luar negeri. Jadi berbeda kalau pembayaran bunga utang itu digunakan untuk membangun jembatan, infra dasar rumah sakit, irigasi dan sebagainya. Tapi karena kita menganut konsep pembiayaan melalui konsep utang sehingga sebagian dana APBN tersedot untuk membayar hutang. 

Kedua, utang bisa mengakibatkan dhoror (bahaya) bagi suatu negara. "Karena ketika suatu negara itu mengalami default on debt (gagal bayar), maka negara-negara pemberi pinjaman ini akan memberikan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemerintah tersebut syarat-syarat ini selalu merugikan," jelasnya. 

Ia mencontohkan, di Yunani ketika terjadi krisis utang maka dia dipaksa melakukan pemangkasan belanja pemerintah, subsidi dicabut, kemudian BUMN diprivatisasi, gaji PNS dikurangi dan seterusnya. Biasanya juga utang-utang ini harus diselingi dengan konsersi-konsersi dari pemberi hutang. Mereka minta sektor pertambangan dikelola mereka, infrastruktur dikelola mereka sehingga kemandirian negara bergantung pada negara pemberi utang, disamping mengalami krisis berpotensi juga resiko gagal bayar. Kalau dalam Islam termasuk utang ribawi.

Solusi Islam

Pertama, konsep pembiayaan dengan menggunakan utang adalah sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT. "Karena hampir semua utang yang ditarik oleh pemerintah di dunia ini selalu berbasis riba dan kita ketahui bahwa riba itu sesungguhnya diharamkan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah: 275,

ÙˆَاَØ­َÙ„َّ اللّٰÙ‡ُ الۡبَÙŠۡعَ ÙˆَØ­َرَّÙ…َ الرِّبٰوا

Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

Pemerintah, dalam hal ini menurutnya, telah melakukan keharaman yang sangat besar. Karena, menarik utang dengan menggunakan mekanisme riba. Sehingga, harus meninggalkan konsep yang berbasis hutang riba.

Kedua, mengelola sumber daya alam (SDA) sesuai dengan syariat Islam. Sesungguhnya kalau Indonesia kreatif banyak sumber-sumber pendapatan yang bisa menggantikan utang, salah satunya peningkatan pendapatan dari APBN dari SDA jika SDA dimaksimalkan oleh negara, pendapatan yang bisa diraih akan sangat besar. 

"Dalam Islam itu jelas bahwa kekayaan alam yang depositnya besar seperti migas, batubara, nikel itu harus dikelola negara agar pendapatannya masuk ke APBN, Jika dikelola dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah. Hanya saja karena memang pemerintah itu sudah terjebak pada pemikiran kapitalis sekuler sehingga meninggalkan cara-cara yang diajarkan dalam Islam yang mengakibatkan mereka semakin terpuruk dalam mengelola perekonomian mereka," pungkasnya.[] Rina

Posting Komentar

0 Komentar