Tafsir Al-Fatihah: Menuju Jalan yang Lurus (Part 1)

TintaSiyasi.com -- Sobat. Kesempurnaan manusia itu hanya tercapai dengan ilmu yang bermanfaat dan amal sholeh seperti yang terkandung dalam surat al-Ashr, maka Allah bersumpah bahwa setiap orang akan merugi, kecuali siapa yang mampu menyempurnakan kekuatan ilmiahnya dengan Iman dan kekuatan amaliahnya dengan amal sholih serta menyempurnakan kekuatan lainnya dengan nasihat kepada kebenaran dan kesabaran menghadapinya. Yang paling penting adalah Iman dan amal, yang tidak bisa berkembang kecuali dengan sabar dan nasihat.

Sobat. Selayaknya bagi manusia untuk meluangkan sedikit waktunya, agar dia mendapatkan tuntutan yang bernilai tinggi dan membebaskan dirinya dari kerugian. Caranya ialah dengan memahami Al-Qur'an dan mengeluarkan kandungannya. Karena hanya inilah  yang  bisa  mencukupi kemaslahatan hamba di dunia  dan di akhirat serta bisa menghantarkan mereka ke jalan yang lurus.

بِسۡÙ…ِ ٱللَّÙ‡ِ ٱلرَّØ­ۡÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØ­ِيمِ ٱلۡØ­َÙ…ۡدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ ٱلۡعَٰÙ„َÙ…ِينَ ٱلرَّØ­ۡÙ…َٰÙ†ِ ٱلرَّØ­ِيمِ Ù…َٰÙ„ِÙƒِ ÙŠَÙˆۡÙ…ِ ٱلدِّينِ Ø¥ِÙŠَّاكَ Ù†َعۡبُدُ ÙˆَØ¥ِÙŠَّاكَ Ù†َسۡتَعِينُ ٱهۡدِÙ†َا ٱلصِّرَٰØ·َ ٱلۡÙ…ُسۡتَÙ‚ِيمَ صِرَٰØ·َ ٱلَّØ°ِينَ Ø£َÙ†ۡعَÙ…ۡتَ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ غَÙŠۡرِ ٱلۡÙ…َغۡضُوبِ عَÙ„َÙŠۡÙ‡ِÙ…ۡ ÙˆَÙ„َا ٱلضَّآÙ„ِّينَ 

Surah al-Fatihah dimulai dengan basmalah. Ada beberapa pendapat ulama berkenaan dengan basmalah yang terdapat pada permulaan surah Al-Fatihah. Di antara pendapat-pendapat itu, yang termasyhur ialah:

Pertama. Basmalah adalah ayat tersendiri, diturunkan Allah untuk jadi kepala masing-masing surah, dan pembatas antara satu surah dengan surah yang lain. Jadi dia bukanlah satu ayat dari al-Fatihah atau dari surah yang lain, yang dimulai dengan Basmalah itu. Ini pendapat Imam Malik beserta ahli qiraah dan fuqaha (ahli fikih) Madinah, Basrah, dan Syam, dan juga pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikut-pengikutnya. Sebab itu menurut Imam Abu Hanifah, Basmalah itu tidak dikeraskan membacanya dalam salat, bahkan Imam Malik tidak membaca Basmalah sama sekali.

Hadis Nabi SAW: Dari Anas bin Malik, dia berkata, "Saya salat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Usman. Mereka memulai dengan al-hamdulillahi rabbil 'alamin, tidak menyebut Bismillahirrahmanirrahim di awal bacaan, dan tidak pula di akhirnya" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Kedua. Basmalah adalah salah satu ayat dari al-Fatihah, dan pada surah an-Naml/27:30, /27:30) yang dimulai dengan Basmalah. Ini adalah pendapat Imam Syafi'i beserta ahli qiraah Mekah dan Kufah. Sebab itu menurut mereka Basmalah itu dibaca dengan suara keras dalam salat (jahar). Dalil-dalil yang menunjukkan hal itu antara lain hadis Nabi SAW: 

Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata, Rasulullah SAW mengeraskan bacaan Bismillahirrahmanirrahim (Riwayat al-hakim dalam al-Mustadrak dan menurutnya, hadis ini sahih).

Dari Ummu Salamah, katanya, Rasulullah SAW berhenti berkali-kali dalam bacaannya Bismillahirrahmanirrahim, al-hamdulillahi Rabbil- 'alamin, ar-Rahmanir-rahim, Maliki Yaumid-din (Riwayat Ahmad, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah dan al-hakim. Menurut ad-Daruqutni, sanad hadis ini sahih).

Abu Hurairah juga shalat dan mengeraskan bacaan basmalah. Setelah selesai shalat, dia berkata, "Saya ini adalah orang yang shalatnya paling mirip dengan Rasulullah." Muawiyah juga pernah shalat di Madinah tanpa mengeraskan suara basmalah. Ia diprotes oleh para sahabat lain yang hadir disitu. Akhirnya pada shalat berikutnya Muawiyah mengeraskan bacaan basmalah. 

Kalau kita perhatikan bahwa sahabat-sahabat Rasulullah SAW telah sependapat menuliskan Basmalah pada permulaan surah dari surah Al-Qur'an, kecuali surah at-Taubah (karena memang dari semula turunnya tidak dimulai dengan Basmalah) dan bahwa Rasulullah SAW melarang menuliskan sesuatu yang bukan Al-Qur'an agar tidak bercampur aduk dengan Al-Qur'an, sehingga mereka tidak menuliskan 'amin pada akhir surah al-Fatihah, maka Basmalah itu adalah salah satu ayat dari Al-Qur'an. Dengan kata lain, bahwa "basmalah-basmalah" yang terdapat di dalam Al-Qur'an adalah ayat-ayat Al-Qur'an, lepas dari pendapat apakah satu ayat dari al-Fatihah atau dari surah lain, yang dimulai dengan basmalah atau tidak.

Sebagaimana disebutkan di atas bahwa surah al-Fatihah itu terdiri dari tujuh ayat. Mereka yang berpendapat bahwa basmalah itu tidak termasuk satu ayat dari al-Fatihah, memandang:
adalah salah satu ayat, dengan demikian ayat-ayat al-Fatihah itu tetap tujuh.

"Dengan nama Allah" maksudnya "Dengan nama Allah saya baca atau saya mulai". Seakan-akan Nabi berkata, "Saya baca surah ini dengan menyebut nama Allah, bukan dengan menyebut nama saya sendiri, sebab ia wahyu dari Tuhan, bukan dari saya sendiri." Maka Basmalah di sini mengandung arti bahwa Al-Qur'an itu wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad SAW dan Muhammad itu hanyalah seorang Pesuruh Allah yang dapat perintah menyampaikan Al-Qur'an kepada manusia.


Makna Kata Allah 

Allah adalah nama bagi Zat yang ada dengan sendirinya (wajibul-wujud). Kata "Allah" hanya dipakai oleh bangsa Arab kepada Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah, yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Mereka tidak memakai kata itu untuk tuhan-tuhan atau dewa-dewa mereka yang lain. 


Hikmah Membaca Basmalah

Seorang yang selalu membaca basmalah sebelum melakukan pekerjaan yang penting, berarti ia selalu mengingat Allah pada setiap pekerjaannya. Dengan demikian ia akan melakukan pekerjaan tersebut dengan selalu memperhatikan norma-norma Allah dan tidak merugikan orang lain. Dampaknya, pekerjaan yang dilakukannya akan berbuah sebagai amalan ukhrawi. 

Seorang Muslim diperintahkan membaca basmalah pada waktu mengerjakan sesuatu yang baik. Yang demikian itu untuk mengingatkan bahwa sesuatu yang dikerjakan adalah karena perintah Allah, atau karena telah diizinkan-Nya. Maka karena Allah dia mengerjakan pekerjaan itu dan kepada-Nya dia meminta pertolongan agar pekerjaan terlaksana dengan baik dan berhasil.

Nabi SAW bersabda: "Setiap pekerjaan penting yang tidak dimulai dengan menyebut Basmalah adalah buntung (kurang berkahnya)" (Riwayat Abdul-Qadir ar-Rahawi).

Orang Arab sebelum datang Islam mengerjakan sesuatu dengan menyebut al-Lata dan al-'Uzza, nama-nama berhala mereka. Sebab itu, Allah mengajarkan kepada penganut-penganut agama Islam yang telah mengesakan-Nya, agar mereka mengerjakan sesuatu dengan menyebut nama Allah. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
CEO Educoach, Penulis Buku The Power of Spirituality dan Goreskan Tinta Emas,  Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar