Kemaksiatan Menghapus Keberkahan


TintaSiyasi.com -- Sobat. Akibat buruk dari kemaksiatan adalah ia akan menghapuskan keberkahan umur, rezeki, ilmu, dan keberkahan ketaatan. Maka engkau tidak akan mendapat keberkahan sedikitpun dari orang yang berbuat maksiat, baik dari sisi agama maupun dunianya. Tidaklah keberkahan itu dihapuskan oleh Allah dari muka bumi melainkan karena adanya kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.

Allah Berfirman :

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ (٩٦)

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf (7) : 96).

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa seandainya penduduk kota Makkah dan negeri-negeri yang berada di sekitarnya serta umat manusia seluruhnya, beriman kepada agama yang dibawa oleh nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW dan seandainya mereka bertakwa kepada Allah sehingga mereka menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi. 

Nikmat yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembang-biaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan oleh manusia. Di samping itu, mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak, serta kemampuan untuk memahami sunatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mereka mampu menghubungkan antara sebab dan akibat. Dengan demikian mereka akan dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka yang biasa menimpa umat yang ingkar kepada Alllah dan tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.

Apabila penduduk Makkah dan sekitarnya tidak beriman, mendustakan Rasul dan menolak agama yang dibawanya, kemusyrikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan, maka Allah menimpakan siksa kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan. Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan Sunatullah yang telah ditetapkannya dan tak dapat diubah oleh siapa pun juga, selain Allah.

Sobat. Sebuah Atsar dikisahkan Imam Ahmad dalam kitab Az-Zuhud bahwa Allah berfirman, “Sesungguhnya jika Aku ditaati maka Aku menjadi ridha. Jika Aku ridha maka Aku akan memberikan keberkahan, sedang keberkahan-Ku tidak ada penghabisannya. Sebaliknya jika Aku didurhakai maka Aku akan murka. Jika Aku murka maka Aku akan melaknat, sedangkan laknat-Ku berlaku sampai tujuh turunan”.

Sobat. Kemaksiatan kepada Allah itu menjadi penyebab dihapuskannya keberkahan rezeki dan umur. Segala sesuatu yang berhubungan dengan setan dan didampingi olehnya maka berkahnya terhapus. 

Oleh karena itulah, disyariatkan menyebut nama Allah ketika makan, minum, berpakaian, menaiki kendaraan, hingga ketika bersetubuh dengan isteri. Sebab, dalam pendampingan dengan nama Allah itu terdapat berkah. Penyebutan nama Allah akan mengusir setan sehingga akan lahir keberkahan dan tidak ada penghalangnya.

Sobat. Waspadalah lawan dari berkah adalah laknat. Setiap yang dilaknat oleh Allah SWT, entah berupa tempat, seseorang, atau perbuatan maka ia terjauh dari kebaikan dan berkah. Sedangkan segala sesuatu yang berhubungan dengannya atau jalan menuju sesuatu yang dilaknat maka itu semua tidak akan mendapatkan berkah.

وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَٰمُواْ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسۡقَيۡنَٰهُم مَّآءً غَدَقٗا لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابٗا صَعَدٗا (١٦)- (١٧)

Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.” (QS. Al-Jin (72) : 16-17).

Sobat. Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa siapa saja di antara manusia atau jin yang tetap berpegang dan menjalankan ketentuan-ketentuan Islam, Allah akan melapangkan rezekinya serta memudahkan semua urusan dunia mereka.

Dalam rangka melapangkan rezeki, Allah mengungkapkannya dengan kata "air yang segar", karena air itu adalah sumber kehidupan. Banyak air berarti kebahagiaan yang luas. Firman Allah:
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi." (QS. al-A'raf/7: 96).

Sobat. Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa mereka diberi kelapangan hidup untuk menguji dan mengamati siapa di antara mereka yang mensyukuri nikmat-Nya dan siapa pula yang mengingkarinya. Bagi yang mensyukurinya, Allah menyediakan balasan yang paling sempurna, dan bagi mereka yang mengingkari, Allah memberikan kesempatan dan mengundurkan siksa-Nya. Kemudian barulah Allah menjatuhkan azab-Nya. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
 
"Dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh." (QS. al-Qalam/68: 45).

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang berpaling dari Al-Qur'an dan petunjuk-Nya, tanpa mengikuti perintah-perintah-Nya serta tidak pula menjauhi larangan-larangan-Nya, Allah akan menyiksanya dengan azab yang paling dahsyat dan ia tidak dapat melepaskan diri daripada-Nya. []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
CEO Educoach, Penulis Buku Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar