Bahagia dan Sakinah Itu Sederhana



Ketika orang tidak tahu makna kebahagiaan, maka dia tidak pernah merasa bahagia dalam hidupnya. Karena bahagia itu sangat ditentukan oleh persepsi kita

Maka, ubahlah persepsi Anda tentang kebahagiaan, maka Anda pasti akan bahagia. Jadi, sebenarnya semudah itulah Anda akan menemukan kebahagiaan

Jika kita mempersepsikan kebahagiaan itu adalah terpenuhinya materi, punya uang, rumah, mobil, isteri dan anak, maka kita akan terpukul, dan sirna kebahagiaan kita saat semuanya itu hilang

Beda jika kita mempersepsikan kebahagiaan itu dengan apa saja yang dicintai dan diridhai Allah, maka selama cinta dan ridha-Nya itu kita dapatkan, apapun kondisi fisik dan materi kita, kita tetap bahagia

Kita bahagia, meski tidak mempunyai uang yang cukup, asal Allah tetap ridha. Kita bahagia, ketika belum punya pasangan hidup, atau diberi pasangan yang tidak sempurna, tetap bahagia, asal Allah ridha. Bahkan, saat apapun yang kita cintai, Dia ambil, kita tetap bahagia, asal Dia ridha

Maka, siapapun bisa meneguk kebahagiaan, dalam situasi dan kondisi apapun. Ketika mempunyai kelebihan atau kekurangan. Karena, kebahagiaan tidak dinilai secara fisik dan materi

Jika persepsi kita tentang bahagia begitu sederhana, hidup yang sebentar ini akan begitu indah. Luas dan tidak sempit. Semua terasa bermakna

Jika persepsi kita tentang bahagia itu bersandar kepada-Nya, maka inilah yang membuat hati kita lebih tenang kepada isteri, isteri lebih tenang kepada suami. Dari persepsi ini lahir sikap qanaah, menerima apapun kelebihan dan kekurangan yang ada. Tidak pernah mengeluh. Apalagi meminta-minta, dan menuntut

Sakinah itu saat hati kita sukun. Sukun itu lawan harakat. Harakat itu artinya bergerak. Molak-malik. Jika hati kita belum bisa sukun, itu karena tidak qanaah. Mengapa tidak qanaah, itu karena tidak ridha dengan keputusan Allah

Orang yang ridah dengan Qadha-Nya, dia akan sabar dan qanaah menerima apapun yang Dia berikan. Tidak pernah protes. Apa yang dia lakukan semata untuk mencari ridha dan cinta-Nya

Jika itu yang kita lakukan, hikmah pernikahan, sakinah dan bahagia, dunia dan akhirat insya Allah, dalam genggaman

Kuncinya? Persepsi Anda.[]


Oleh: K.H Hafidz Abdurrahman. MA

Posting Komentar

0 Komentar