UFS: Pembebasan Palestina dengan Pembebasan Pemikiran


TintaSiyasi.com -- Dai Muda dan Inspirator Hijrah, Ustaz Felix Siauw (UFS) mengatakan pembebasan tanah Palestina harus dilakukan dengan pembebasan pemikiran. 

"Pembebasan tanah Palestina memang harus dilakukan, tetapi sebenarnya yang harus dilakukan adalah pembebasan pemikiran. Nah itu yang menjadi tugas kita sebenarnya," ujarnya dalam Podcast: Inilah!! Yang dibutuhkan Palestina dari Bantuan Indonesia Sekarang, di YouTube YukNgaji TV, Sabtu (14/10/2023). 

Menurutnya pembebasan pemikiran inilah yang harus dilakukan. Karena memang Rasul pun melakukan itu jangka panjang. Dalam sebuah buku yang membahas tentang perjuangan Rasul untuk membebaskan Baitul Maqdis itu dikatakan dibagi sekitar 18 tahun, 14 tahun pendidikannya, 2 tahun negosiasinya, 2 tahun jihad setelah itu Rasul wafat. 

"Nah baru dilanjutkan oleh Umar Bin Khattab baru dapat 638 tahun, padahal 14 tahun semenjak turunnya surat at-Tin maka Allah merintahkan Rasul untuk apa? Ya, memandang kepada tanah di mana tin dan zaitun itu tumbuh subur. Karena tin dan zaitun sudah pasti bukan dari dari Makkah dong, juga bukan dari Indonesia. Tin dan zaitun itu adanya di sana, di Syam. Maka disuruh mengarahkan pandangan dulu, baru buat rencana strategisnya, lalu kemudian 2 tahun negosiasi, ketika kepemimpinan Rasul sudah tegak di Madinah," tuturnya. 

Ia membeberkan, setelah negosiasi itu dikirimkanlah pasukan pergi ke Baitul Maqdis untuk perang, ada perang Tabuk ada perang Mut'ah dan segala macamnya. Dari situ diutus bahkan orang yang khusus untuk ke sana namanya Usamah bin Zaid yang berusia 17 tahun karena ini adalah perjalanan panjang. 

"Yang menarik adalah ketika Rasulullah wafat pasukan Usamah bin Zaid itu mau ditarik oleh para sahabat, para sahabat bilang, 'udah jangan dulu pergi ke Baitul Maqdis, jangan dulu ekspedisi membebaskan Baitul Maqdis. Kenapa? ini kita lagi punya banyak masalah,' kata Umar. Siapa Umar? orang yang paling tegas gitu kan, yang nantinya akan ditakdirkan oleh Allah untuk membebaskan Baitul Maqdis. Tapi kata Abu Bakar, 'enggak Usamah tetap pergi usamah tetap jalan kenapa? Saya tidak akan pernah jadi orang yang membatalkan yang sudah dikirimkan oleh Rasulullah,' ujar Abu Bakar. Pada saat Abu bakar waktu itu menjadi Khalifah. Berartikan itu kan rencana jangka panjang Rasulullah untuk membebaskan Baitul Maqdis," terangnya.

Maka menurut Ustaz Felix, kita harus tahu posisi kita sekarang. Gimana mengetahui posisi kita? Pertama, adalah mengetahui kondisi saudara kita itu sudah arus pasti. kedua, membantu sebisa kita. Ketiga, meniti jalan Pendidikan. Kalau Rasul 14 tahun, entah kita berapa lama untuk membangkitkan generasi Salahudin al Ayyubi? Salahuddin itu melakukan proses yang panjang juga kan, dari Mulai sejak diambil alih 1099 sampai 1187 kira-kira 80-an tahun. 

"Nah, itu berarti ada kesabaran kaum Muslim, kenapa? Karena yang harus diperbaiki yang paling utama itu bukan fisik. Karena ingat Baitul Maqdis diambil pada masa 1099 itu pada saat Islam kuat-kuatnya. Musuh kuasai Baitul Maqdis ketika kita berpecah karena pemikiran kita hancur karena pemikiran kita tercerai-berai, kita enggak punya penyatu satu sama lain. Dan Baitul Maqdis menjadi kembali ke tangan kaum Muslim ketika pemikiran kaum Muslim sudah naik. Jadi, ada irtifa'ul fikr ada peningkatan taraf berpikir. PR besarnya itu di situ, irtifa'ul fikr," tandasnya. []Rina

Posting Komentar

0 Komentar