Penjajahan Entitas Yahudi Tidak Hanya Fisik, tetapi juga Ekonomi


TintaSiyasi.com -- Pengamat Ekonomi Dr. Arim Nasim, S.E., M.Si.A. mengatakan, penjajahan yang dilakukan zionis Yahudi di berbagai negara tidak hanya secara fisik, tetapi juga penjajahan secara ekonomi. 

"Sebenarnya, penjajahan yang dilakukan oleh zionis Yahudi yang ada di berbagai negara dengan berbagai kewarganegaraan, sebenarnya mereka tidak hanya melakukan penjajahan secara fisik, mereka juga melakukan penjajahan secara ekonomi," ungkapnya dalam Multaqo Ulama Aswaja Se-Nusantara - Perang Hamas vs Entitas Yahudi Zionis di kanal YouTube Baitul Khair, Jumat (13/10/2023). 

Arim menjelaskan, zionis Yahudi melakukan penjajahan secara ekonomi dengan mendirikan berbagai lembaga internasional yang kemudian nantinya dijadikan alat oleh negara-negara kafir imperialis seperti Amerika Serikat (AS), Inggris serta negara-negara Eropa lainnya. 

"Dengan cara melaksanakan kebijakan-kebijakan yang sebenarnya kita lihat kebijakan-kebijakan tersebut bertumpu kaitannya dengan ekonomi, penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang memang dirancang oleh orang-orang Yahudi maupun yang lainnya," sambungnya. 

Arim mengungkapkan, orang-orang zionis Yahudi yang berkebangsaan, baik Amerika Serikat atau Inggris, merekalah sebenarnya yang mempelopori atau membentuk dan menguasai lembaga-lembaga internasional. 

"Ada yang disebut International Monetary Fund (IMF), Word Bank, mereka juga mendirikan berbagai perusahaan-perusahaan multinasional yang semua itu digunakan sebagai alat untuk menjarah, merampok, dan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di negeri-negeri kaum Muslimin," ungkapnya. 

Dia mencontohkan, ada George Soros, spekulan yang sering bermain. Kemudian, di pasar modal ada Bill Gate yang menguasai komputer. Ada juga tokoh-tokoh Yahudi lain yang menurutnya sebenarnya mereka menguasai ekonomi-ekonomi di berbagai negara, termasuk AS dan Inggris. 

"Kalau kita perhatikan, melalui lembaga yang mereka bentuk, Word Bank, IMF ataupun juga multinasional corporate, maka mereka melakukan penjajahan secara tidak langsung lewat investasi ataupun juga lewat utang," ungkapnya. 

Sehingga, lanjut Arim, tujuannya untuk mengeksploitasi dan menjarah sumber daya alam yang ada di negeri-negeri kaum muslimin. "Di Timur Tengah misalnya, untuk menjarah minyak yang itu luar biasa Allah karuniakan, AS yang di dalamnya juga ada orang Yahudi pemilik, punya perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi minyak dan gas. Itu yang disebut Exxon Mobil, termasuk juga di Indonesia," ujarnya. 

Arim mengingatkan, di Indonesia banyak perusahaan yang dijadikan alat untuk menjarah atau mengeksploitasi sumber daya alam sebagai bentuk penjajahan tidak langsung atau penjajahan ekonomi.

"Misalnya, kita lihat Freeport dan Newmont yang ada di Indonesia. Mereka dengan begitu leluasanya menjarah tambang emas, tambang tembaga, perak, bahkan uranium," cetusnya. 

"Mengapa kekuatan negara Yahudi Zionis bisa bertahan di tengah gempuran, di tengah perlawanan dari kaum Muslimin yang ada di Palestina? Sebenarnya mereka tidak hanya mengandalkan sumber daya alam yang ada di situ, tetapi juga didukung oleh negara-negara kafir imperialis yang lain," imbuhnya.
 
Lebih lanjut, dia mengatakan, hal itu tampak ketika pejuang Palestina, Hamas, melakukan perlawanan kepada entitas penjajah zionis Yahudi Israel, Amerika dengan bergegas memberikan bantuan kepada penjajah Yahudi. Bukan hanya bantuan pangan, tetapi memberikan bantuan dalam bentuk senjata, tentara dan tank-tank untuk menyerang kaum Muslimin, baik pejuang Hamas maupun kaum Muslimin Palestina yang lainnya. 

"Inilah yang terjadi kalau kita perhatikan. Jadi, kekuatan Yahudi laknatullah di Palestina sebenarnya mereka begitu kuat karena memang didukung oleh negara-negara kafir penjajah, baik AS, Inggris maupun negara Eropa lainnya dengan support dana yang luar biasa, dengan support teknologi yang luar biasa," ungkapnya. 

Arim menyesalkan sikap negeri-negeri Muslim yang tidak memberikan bantuan kepada saudara-saudara Muslimnya di Palestina yang di jajah entitas Zionis Yahudi. "Bantuan yang diberikan secara individu dari kaum Muslimin itu hanya sebatas terkait obat-obatan dan makanan. Akhirnya, inilah kezaliman-kezaliman terus terjadi berulang kali," sesalnya. 

Memanfaatkan Negara Imperialis 

Arim Nasim Mengatakan, penjajahan yang terjadi di negeri-negeri kaum Muslimin oleh zionis Yahudi  memanfaatkan negara-negara kafir imperialis. Ketika mereka melakukan penjajahan ekonomi, tetapi terdapat halangan yang bersifat fisik maka tidak jarang mereka melakukan penyerobotan tanah atau penyerobotan hak milik yang ada di tangan kaum Muslimin di berbagai negara. 

"Penduduknya diusir atau bahasa halusnya direlokasi dalam konteks Indonesia. Kita tahu yang sedang juga hangat, kasus Wadas, kasus Rempang itu adalah bukti bahwa ketika penjajahan ekonomi menghadapi tantangan, mereka tidak segan-segan melakukan kekuatan fisik dengan memanfaatkan antek-antek kapitalis yang ada di kekuasaan. Termasuk juga yang sungguh ironis adalah mereka tentara, kekuatan polisi yang ada di negeri-negeri kaum Muslimin bukannya berpihak kepada rakyat, tapi malah sebaliknya, mereka berpihak pada kapitalis yang di dalamnya ada unsur kalangan zionis Yahudi," ungkapnya. 

Arim menjelaskan, jika diperhatikan, penjajahan ekonomi makin mulus yang dilakukan oleh negara-negara kafir imperialis yang di dalamnya banyak dikuasai atau di miliki oleh orang-orang Yahudi karena diberikan karpet merah oleh para penguasa yang menjadi antek para kapitalis atau negara-negara kapitalis dengan salah satu fasilitas yang mereka berikan, yaitu dengan pengesahan undang-undang. 

"Undang-undang yang melegalkan perampokan, undang-undang yang melegalkan eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan para kapitalis yang menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan bagi masyarakat, khususnya kaum Muslimin," ungkapnya. 

Arim mencontohkan, munculnya Undang-Undang Migas, Undang-undang Sumber Daya Alam dan Omnibus Law merupakan salah satu bentuk penjajahan yang dihasilkan oleh para antek kapitalis dengan perantaraan antek-antek yang ada di kekuasaan. 

"Dan ironisnya didukung oleh kalangan militer atau polisi yang mereka memang sudah menjadi bagian dari antek itu dan akhirnya yang kita saksikan hari ini ketika penjajahan, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang terjadi adalah kerusakan di mana-mana, penderitaan kemudian dihadapi kaum Muslimin. Inilah barang kali yang digambarkan oleh Allah Swt dalam ayat Al-Qur'an QS. Rum: 41," jelasnya. 

Arim menekankan, kebiadaban Yahudi Israel, baik yang ada di Palestina secara langsung maupun melalui penjajahan ekonomi dan politik yang dilakukan di negeri-negeri kaum Muslimin tidak boleh dibiarkan dan harus dihentikan. 

"Ketika kita biarkan maka termasuk kita akan mendapatkan dosa besar di sisi Allah SWT. Cuma masalahnya adalah bagaimana menghentikan kebiadaban Yahudi zionis dan menghentikan penjajahan ekonomi melalui sistem ekonomi kapitalis? Itu hanya bisa dilakukan kalau kaum Muslimin memiliki institusi politik dan menerapkan sistem ekonomi sebagai pengganti sistem ekonomi kapitalis," urainya. 

"Jadi, kalau kita lihat, kalau kita ingin menyelesaikan Palestina secara tuntas dan penjajahan dilakukan oleh negara-negara kafir termasuk di dalamnya Yahudi laknatullah, maka mau tidak mau, memang harus ada kekuatan besar yang menerapkan sistem Islam secara kaffah," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Posting Komentar

0 Komentar