Islam Mengatur Pemakaian Parfum


TintaSiyasi.com -- Muslimah Peduli Bogor, Ustazah Noor Afeefa menegaskan bagaimana pemakaian parfum menurut Islam.

"Islam sebagai aturan hidup, mengatur pula bagaimana pemakaian parfum menurut ajaran Islam," tegasnya dalam Mutiara Qolbu bertema Pakai Parfum? Begini Aturannya! di kanal YouTube Sipatahunan Official, Senin (2 Oktober 2023).

Ustazah menyebut, salah satu wasiat Rasulullah SAW untuk umatnya adalah aturan dalam pemakaian wewangian.

Namun, katanya, saat ini aturan terkait wewangian atau pemakaian parfum banyak yang mengabaikannya. Padahal, itu aturan dari Rasulullah SAW. Sementara saat ini ketika memperingati maulid Nabi yang banyak dilakukan adalah shalawat, tetapi lupa dengan ajaran beliau terkait aturan kehidupan dari A sampai Z, termasuk hal yang sepele, misalkan parfum, sebab semua orang pasti menyukai harum-haruman.

"Ternyata, penggunaan parfum ada aturannya, dan itu bukan aturan yang dibuat oleh kesepakatan manusia, tetapi harus merujuk pada aturan Baginda Nabi SAW," lugasnya.

Ia mengisahkan, terkait wewangian, para sahabat mengatakan bahwa manusia yang paling wangi adalah Rasulullah SAW. Sehingga, para sahabat bisa mengetahui wanginya Nabi meski sudah lewat dari pandangan mereka ketika Rasulullah ke luar rumah, sebab harumnya Rasulullah SAW sudah khas.

"Namun sayangnya, saat ini ada sebagian wanita yang salah dalam pemakaian parfum, bukannya memuliakan dirinya, justru menghancurkan dan menghinakannya. Misalnya, dengan memakai parfum itu, menyebabkan ia didekati oleh laki-laki yang mengarah pada tindakan perzinaan, pemerkosaan, bahkan pembunuhan yang disebabkan karena wanita tersebut menarik perhatian lelaki," sesalnya.

Sebab menurutnya, seorang lelaki ketika mencium aroma harum wanita, besar kemungkinan akan membangkitkan naluri syahwatnya, dan sudah lumrah diketahui jika syahwat lelaki itu mudah sekali bangkitnya dan tak mengenal batas usia.

"Maka dari itu, betapa kita butuh aturan tentang penggunaan parfum ini, baik untuk kaum lelaki maupun perempuan," katanya.

Ia menceritakan, kaum laki-laki ketika mendatangi majelis Jumat diminta oleh Rasulullah SAW untuk menggunakan parfum, sebab secara fitrah keharuman itu sesuatu yang menyenangkan, membuat semangat, dan menjadi spirit hidup. Meski demikian, tentu ada aturannya. Maka dari itu Islam mengadopsi bahwa keharuman adalah sebagian dari apa yang diajarkan di dalam Islam.

"Sehingga, dari situ, ilmuwan Muslim pada zaman dahulu terdorong untuk mencari tahu tentang wewangian, dan akhirnya peradaban Islam yang panjang itu berhias dengan penemuan-penemuan, karena ajaran Islam mendorong untuk melakukan itu," tuturnya.

Namun, katanya, dahulu di luar Islam dan di dunia Barat, mereka menemukan parfum tidak mengenal hukum halal haram, sehingga dalan mengekstrak parfum mereka menggunakan bahan-bahan dari apa saja. Sementara dalam Islam ada aturannya. 

"Kaum Muslim ketika berusaha menemukan parfum, mereka tetap terkait dengan aturan Islam, yakni mengekstrak dari barang-barang yang dihalalkan, misalkan bunga-bungaan. Maka dari situlah akhirnya harum parfum itu identik dengan kehidupan Islam," jelasnya.

Sehingga menurutnya, dari sini ada dua hal yang berbeda yang perlu dicermati terkait parfum. Yaitu yang pertama, bahan parfumnya itu sendiri dan yang kedua, bagaimana cara menggunakannya. Dan keduanya diatur dalam Islam.

"Dahulu, orang Islam menggunakan parfum supaya ibadahnya nyaman, khusyu, dan lebih semangat. Namun, berbeda dengan sekarang, saat ini banyak kaum Muslim yang menggunakan parfum untuk personal, untuk eksistensi diri supaya disukai banyak orang," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa para wanita diperbolehkan menggunakan parfum karena ada anjurannya supaya tampil wangi sehingga menyenangkan orang lain di sekitarnya.

"Namun, harus tetap hati-hati dalam memakainya, jangan sampai berlebihan hingga menarik lawan jenis sebagaimana sabda Rasulullah SAW "

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ

"Siapapun perempuan yang memakai minyak wangi, kemudian melintas pada suatu kaum agar mereka mencium baunya, maka ia adalah seorang (seperti) pezina.” tandasnya [] Nurmilati

Posting Komentar

0 Komentar