Ramai Proyek Patung Bung Karno di Bandung, Ternyata Ini Sejarahnya


TintaSiyasi.com -- Menanggapi agenda di balik rencana proyek pembangunan patung Soekarno di Bandung, sejarawan Nicko Pandhawa menyatakan perlunya memperhatikan pada pemikiran yang dibina Soekarno selama berkuliah di Kota Bandung, mulai dari radikal konsentrasi hingga Marhaenisme.

“Yang perlu kita perhatikan adalah pemikiran yang Soekarno bina sewaktu dia masih muda. Dan tentu ini candradimukanya berada di Bandung,” ungkapnya dalam acara 10 Triliun Patung Soekarno, Apa Perlunya di kanal YouTube UIY Official yang ditayangkan pada Ahad (20/8) lalu.

“Pada masa kuliahnya di ITB inilah Soekarno aktif menuangkan pikirannya dan aktif dalam pergerakan politik radikal konsentrasi. Bandung juga tempat dimana Soekarno menemukan ideologi Marhaenisme yang namanya diambil dari nama seorang petani,” imbuhnya.

Nicko mengutip buku berjudul Soekarno yang merupakan hasil wawancara Bung Karno sendiri, bahwa latar belakang pemikiran sang presiden pertama Republik Indonesia tersebut banyak dipengaruhi oleh paham Teosofi. Nicko bahkan juga mengutip pernyataan sang proklamator sendiri bahwa ayahnya adalah seorang Teosofis.

“Kata kuncinya adalah Teosofi, aliran kebatinan yang menjunjung tinggi humanisme. Cita-cita Teosofi dan kembarannya yaitu Freemason adalah menyatukan semua agama. Basisnya adalah Sinkretisme,” jelasnya.

Menurut Nicko, akibat adanya latar belakang tersebut maka tak heran mengapa sepanjang masa politiknya, terutama sebagai presiden, Bung Karno kerap mencampuradukkan ideologi-ideologi seperti Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (Nasakom).

“Karena inilah selama masa politiknya, Soekarno mensikretiskan ideologi-ideologi seperti Nasionalisme, Agama, dan Komunisme,” pungkasnya. []Nurichsan

Posting Komentar

0 Komentar