Mencintai Rasulullah Sang Revolusioner


TintaSiyasi.com -- Sobat, diutusnya Nabi Muhammad SAW adalah karunia terbesar bagi manusia. Karena Nabi diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Artinya, nabi diutus untuk kebaikan dan kemalahatan semua mahkluk Allah. 

وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين

Sebelum diutusnya nabi SAW,  masyarakat Arab ada dalam kesesatan dan kebodohan. Kemudian berubah menjadi masyarakat beradab dan penuh dengan kebaikan...

لقد من الله على المؤمنين إذ بعث فيهم رسولا من أنفسهم يتلو عليهم آياته ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي ضلال مبين

قل بفضل الله وبرحمته فبذلك فليفرحوا هو خير مما 
يجمعون

Katakanlah hanya karena karuni Allah dan Rahmat Allah hendaklah mereke bergembira. Sungguh Rahmat dan karunia Allah itu lebih baik dari harta dunia yng mereka (orang2 kafir) kumpulkan.

Sobat, Nabi berdakwah di Mekah selama 13 tahun bukan sekadar menyampaikan risalah, melainkan juga untuk membangun peradaban dunia dengan mendirikan negara yang dibangun di atas pondasi iman yang kokoh. 

Sejak awal, Nabi SAW telah disiapkan untuk menjadi pemimpin negara bukan sekadar penyeru. Sejak awal, sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, sayyidina Muhammad bin Abdillah sudah disiapkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin. 

Sejak awal nabi SAW yang mulia selalu menyampaikan visi besar kepada bangsa Quraisy , yaitu menjadi pemimpin Bangsa Arab dan Bangsa Ajam. Dan untuk menjadi pemimpin tidak mungkin kalau tidak memiliki kekuasaan. 

Sobat, suatu ketika Nabi SAW dipanggil oleh pamannya, Abu Thalib. Nabi SAW datang menemuinya dan disekitarnya sudah berkumpul para pemimpin Quraisy. 
Abu Tahlib berkata : Wahai Keponakanku sebenarnya apa yang engkau inginkan dari kaummu ? 
Nabi SAW menjawab : 
أريد منهم كلمة تدين لهم بها العرب وتؤدي إليهم العجم الجزية ، كلمة واحدة

Aku hanya menghendaki  satu kalimah. Dengan kalimah itu Bangsa Arab akan tunduk kepada mereka, bangsa ajam akan menyerahkan Jizyah kepada mereka. Ya..Hanya satu kalimah saja

Para Pemimpin Quraisy berkata:  jangankan satu, 10 Kalimat pun akan kami berikan...
Dengan suara lantang, Nabi SAW berkata : Kalau begitu ucapkanlah 
لا أله إلا الله

Apa yang terjadi ? Para pembesar Quarisy akhirnya pergi meninggalkan nabi dan Abu Thalib seraya berkata : 
افنجعل الآلهة الها واحدا

Apakah kami harus menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu tuhan saja....?

Bangsa Arab tahu bahwa makna kalimah tauhid tersebut mengharuskan mereka meninggalkan tuhan-tuhan sesembahan mereka, hanya beribadah kepada Allah saja. Mereka harus meninggalkan adat istiadat mereka diganti dengan Islam. Mereka harus mengganti cara dan gaya hidup mereka diganti dengan agama baru yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW...

Sobat, Rasulullah SAW mengawali dakwahnya dengan membangun pondasi yang kokoh untuk tegaknya sebuah negara. Dibinalah orang yg telah menyambut dakwahnya, dikumpulkan dalam halqah-halqah kecil. Setiap malam Rasulullah SAW dan para sahabatnya berkumpul di rumah Al Arqam bin Abi Al Arqam. Rasulullah SAW menempa akal dan jiwa para sahabat dengan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan. Maka mereka menjelma menjadi manusia hebat, manusia yang berkepribadian Islam, yang memiliki pola pikir Islam, dan pola sikap Islam . Manusia yang berkeyakinan kuat, ikhlas, sabar, teguh, dan tahan banting menghadapi berbagai kesulitan dan ujian. Manusia yang siap berkorban demi agama yang telah diyakininya. 

Sobat, dari kumpulan sahabat itu, Nabi SAW yang mulia membentuk partai yang kokoh, partai yang akan berjuang untuk menegakkan agama Allah.
Nabi SAW bersama para Sahabat pun berinterkasi dengan masyarakat untuk membentuk kesadaran umum dan opini umum tentang Islam yang diembannya. 

فاصدع بما تؤمر وأعرض عن المشركين

Apa yang diperintahkan kepadamu , sampaikanlah secara terang terangan  dan berpalinglah dari kaum musyrikin.

Dengan interaksi dan dakwah secara terbuka, mulailah terjadi benturan antara Islam dan ajaran Jahiliyah, antara Nabi SAW bersama pengikutnya dengan para petinggi Quraisy dan para pengikutnya.

Ujian pun bertubi-tubi menerpa Nabi dan para sahabat, mulai dari tudingan dan tuduhan keji, sampai penganiayaan fisik, penyikasaan, dan pemboikotan.
 
Suatu ketika saat Nabi yang mulia sedang sholat di depan ka'bah, datanglah Uqbah bin Abi Muaith. Dia menghampiri Nabi SAW yang mulia yang sedang sujud. Kemudian menginjakkan kakinya di kepala Nabi SAW yang mulia, hingga Nabi SAW mengatakan: Seakan-akan kedua mataku akan keluar dari kelopaknya. 

Sobat, suatu hari Nabi SAW yang mulia sedang sujud di depan Ka’bah, tiba-tiba orang-orang Quraisy yang melemparkan isi perut unta ke tubuh Nabi, hingga beliau SAW basah kuyup dengan isi perut onta dan kotorannya
Umai Jumail Istrinya Abi lahab selalu meletakan duri di jalan yang di lalui Nabi. Nabi juga pernah diludahi berkali- kali. 

Hadangan dan perlawan dakwah serta penyikasaan terhadap Nabi semakin bertubi-tubi, terutama setelah wafatnya Istri yang mulia Ibunda Khadijah r.a dan Paman beliau, Abu Thalib yang selalu menjadi penyangga dan pelindung dari kejahatan kaum Quraisy..

Nabi pun bersedih, hingga akhirnya beliau memutuskan dengan bimbingan wahyu -  untuk keluar mencari pelindungan dan pertolongan terhadap dakwah, melakukan thalabun nushrah. 

Sobat, Nabi memutuskan untuk keluar munuju Thaif dengan beberapa pertimbangan, pertama, karena para pembesar Bani Tsaqif di Thaif adalah kerabat Nabi SAW dari Ibunda Aminah. Kedua karena para penguasa Thaif adalah penguasa yang mandiri dan jauh dari pengaruh luar. Ketiga karena Thaif merupakan tempat yang strategis untuk dijadikan pusat kendali pemerintahan yang akan dibangun oleh baginda Nabi SAW yang mulia.

Namun ternyata reakasi Thaif tidak seperti yang diharapakan. Para penguasa Thaif terpropokasi oleh pemimpin Quraisy. Akhirnya mereka mengusir dan menolak Nabi dengan keras. Mereka menyewa orang-orang bayaran untuk mengusir Nabi dan melempari dengan batu. Kaki beliau SAW berdarah-darah. 
Saat itu datanglah Jibril seraya berkata:

Wahai Muhammad, sang kekasih Tuhan, aku akan jungkirbalikkan bumi ini dan menimpakan dua gunung itu ke atas punggung mereka yang terus melukaimu”

Dengan tenang Nabi SAW yang mulia menjawab, “Oh Jibril, tidak, jangan! Jangan lakukan itu!. 
Semoga Tuhan, memberi mereka petunjuk dan semoga kelak dari mereka akan lahir orang-orang yang meng-Esa-kan-Allah. Ya Allah ampuni kaumku karena mereka tidak mengetahui. 

Sobat, Nabi yang mulia pun terus berlari hingga tiba di kebun milik Utbah dan Syaibah Ibn Rabi’ah. Saat itu Nabi betul-betul dalam kondisi mentok dan terdesak, mundur kena maju kena. Nabi tdk bisa masuk ke Thaif karena ditolak dengan kasar bahkan diusir, Nabi pun tidak bisa masuk kembali ke mekah, karena para penguasa Mekah sudah memblokir Nabi SAW. Tidak ada cara lain kecuali mengadu kepada Allah

Sambil duduk di bawah pohon kurma, Nabi SAW  yang mulia memanjatkan doa dengan sepenuh hati.

اَللَّهُمَّ إٍنِّى أَشْكُو إِلَيْكَ ضُعْفَ قُوَّتِى وَقِلَّةَ حِيْلَتِى وَهَوَانِى عَلَى النَّاسِ, يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أَنْتَ رَبُّ المُستَضْعَفِيْنَ وَأَنْتَ رَبِّى. إِلىَ مَنْ تَكِلُنِى؟ إِلَى بَعِيْدٍ يَتَجَهَّمُنِى أَوْ إِلَى عَدُوٍّ مَلَّكْتَهُ أَمْرِى إِنْ لمَ يَكُنْ بِكَ عَليَّ غَضَبٌ فَلَا أُبَالِى
وَلَكِنْ عَافِيَتُكَ أَوْسَعُ لِى أَعُوْذُ بِنُوْرِ وَجْهِكَ الَّذِى أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ مِنْ أَن يَنْزِلَ بِى غَضَبُكَ أَوْ تَحِلُّ عَليَّ سَخَطُكَ لَكَ الْعُتْبَى حَتَّى تَرْضَى. وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ.

Wahai Tuhan,
Kepada-Mu jua aku mengadukan kelemahanku
Kurangnya kemampuanku
Hinaku di hadapan manusia

O, Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Engkaulah Yang melindungi orang-orang yang lemah
Engkaulah Pelindungku
Kepada siapakah Engkau akan menyerahkan diri hamba-Mu ini?
Kepada yang jauh yang melihatku dengan muka kusam muramkah,
atau kepada mereka yang membenci aku? Asal Engkau tiada memurkaiku, aku tak peduli. 
Tetapi maaf-Mu Ya R abb lebih luas bagiku (dari pada murkamu ). Kami berlindung dengan Cahaya wajahmu
Yang menerangi semua kegelapan,
Dan atasnyalah semua urusan kehidupan di dunia dan akhirat
Akan menjadi baik.
Janganlah Engkau turunkan murka-Mu kepadaku
Atau Engkau timpakan marahmu kepadaku
Engkaulah yang berhak menegurku
Hingga Engkau rela padaku
Tiada daya, tiada upaya, Selain karena Engkau jua.

Apa yang terjadi setelah itu? sungguh luar biasa, setelah Nabi mengadu dan berserah total kepada Allah, mulailah ada titik terang.
Di kebun itu juga Nabi didatangi oleh Adas yg beragama Nasrani, kemudian masuk Islam. Setelah itu ada sekelompok Jin Nashibin yg datang kepada Nabi SAW dan menyatakan keislamannya. Kemudian Nabi pun mendapatkan bantuan perlindungan dari Muth’im bin Adiy, seorang tokoh Quraisy memiliki hubungan baik dengan Nabi SAW, hingga beliau SAW bisa kembali ke Mekah. 

Sobat, setibanya di Mekah, beliau meneruskan dakwah dan perjuangannya. Beliau dengan ditemani oleh Abu Bakar mendatangi kabilah-kabilah yang datang pada musim haji. Beliau yang mulia menawarkan dakwah kepada mereka dan menawarkan diri  beliau untuk mecari perlindungan dan dukungan. Namun, semua Pemimpin kabilah yang dikunjungi menolak tawaran Nabi SAW. Sebagian ada yang siap memberi dukungan dan perlindungan, tetapi bersyarat. Nabi tidak menghendaki kecuali dukungan dan perlindungan yang ikhlas, tidak karena kepentingan apapun. 

Musim haji tiba pada tahun kesepuluh kenabian, dan suku-suku berkumpul dari mana-mana. Rasulullah SAW mulai menyeru mereka, dengan suara lantang : 

يا أيها الناس، قولوا لا إله إلا الله تفلحوا، وتملكوا بها العرب، وتذل لكم العجم، وإذا آمنتم كنتم ملوكا في الجنة

“Wahai manusia, katakanlah : tidak ada Tuhan selain Allah , pasti  kamu sekalian akan mendapatkan kemenangan. Dengan itu kamu akan menguasai orang-orang Arab, dan orang-orang non-Arab akan tunduk kepada kamu, dan jika kamu beriman, kamu akan menjadi raja-raja di surga.” (Al-Tabarani dan Ibnu Saad), 

Kemudian Rasulullah SAW bertemu dengan  enam pria dari Yatsrib yang sedang berbicara satu sama lian. Beliau SAW mendekati mereka dan berkata kepada mereka: “Siapa anda semua?”
Mereka menjawab: Sekelompok Khazraj.
Nabi SAW berkata: Apakah Anda semua bersekutu dengan orang-orang Yahudi?
Mereka Menjawab: Ya.
Nabi SAW  berkata: bisakah kita duduk bersama dan berbicara? saya ingin menyampiakan sesuatu
Mereka menjawab: Ya.
Maka Nabi SAW  duduk bersama mereka dan berbicara kepada mereka tentang Islam, dan membacakan Al-Qur'an kepada mereka. Hati mereka terbuka terhadapnya, dan tanda-tanda penerimaan tampak di wajah mereka. 

Sebagian dari mereka berkata : Kamu tahu? Demi Tuhan , dia adalah Nabi yang dijanjikan oleh orang-orang Yahudi kalian, jadi jangan biarkan mereka mendahului kalian. Mereka merespons positif seruan Rasulullah SAW dan berjanji bahwa mereka akan taat dan akan menemui Rasul SAW pada tahun berikutnya. 

Keenam orang itu pulang ke Yatsrib, mereka memberitahukan kepada setiap orang yang mereka temui akan adanya nabi baru dan agama yang baru. 
Setahun kemudian datanglah 12 orang penduduk Madinah untuk bertemu dengan Nabi SAW dan terjadilah Bait Aqabah pertama. 

Sobat, keduabelas penduduk Yatsrib pun Kembali. Kemudian Nabi mengutus Mush’ab bin Umair untuk mengajarkan Islam di Madinah dan berdakwah mencari dukungan publik serta para tokoh di sana. 

Melalui dakwah Mush’ab bin Umar ini Islamlah Usaid bin Hudhair dan Saad bin Muadz. Dengan Islamnya kedua tokoh ini maka penduduk Madinah banyak yang memeluk Islam, sehingga tidak tersisa satupun rumah di madinah kecuali di situ ada Islam. 

Akhirnya para tokoh Madinah bersepakat untuk menyerahkan kekuasaan di Madinah kepada Nabi SAW. Mereka pun datang ke Mekah untuk bertemu dengan Nabi SAW di Bukit Aqobah. Terjadilah penyerahan kekuasaan secara de yure dari para pemimpin Madinah kepada Nabi SAW. Mereka menyatakan janji setia kepada Nabi SAW dan siap mengorbankan harta dan nyawa mereka demi Nabi yang mulia dan demi Islam yang dibawanya. 

Sobat, dengan Baiat Aqobah ini, maka Madinah secara de yure sudah ada dalam kekuasaan Nabi SAW. Beliau tidaklah lagi menjadi Nabi dan Rasul saja, tetapi juga menjadi kepala negara. 

Setelah itu turunlah perintah Allah untuk hijrah dari Mekah ke Madinah. Yakni hijrah untuk membangun kekuatan baru. Hijrah untuk menegakkan agama Allah, untuk membumikan Islam dalam kehidupan nyata.
 
Rasulullah SAW pun memerintahkan para sahabat yang mampu untuk berhijrah terlebih dahulu, sementara beliau memilih untuk hijrah belakangan. Setelah dipastikan semuanya aman dan terkendali, berangkatlah beliau dengan ditemani Abu Bakar menuju Madinah. 
Penduduk Madinah pun berkumpul gegap gempita menyambut kedatangan Sang Nabi dan Rasul, pemimpin baru mereka….

طلع البدر علينا
bulan purnama telah terbit kepada kita

من ثنيات الوداع
Dari lembah Wada’

وجب الشكر علينا
Dan wajiblah kita mengucap syukur
مادعا لله داع
Selama masih ada orang yang menyeru karena
أيها المبعوث فينا
Wahai Engkau yang ddiutus di kalangan kami

جئت بالأمر المطاع
Eengkau Datang membawa perkara yang harus dipatuhi

جئت شرفت المدينة
Anda Datang telah membawa kemuliaan pada kota ini

مرحبا يا خير داع
Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah

Setibanya di Madinah beliau membangun pilar-pilar bagi negara Madinah. Dibangunlah masjid sebagai tempat berkumpul untuk sholat dan pusat pemerintahan. Dipersaudarakanlah antara kaum Muhajirin  dan Anhsar. Ditetapkanlah piagam Madinah untuk mengatur interkasi antar rakyat dalam negara Madinah. Dibuatlah struktur negara. Beliau sendiri sebagai kepala negara, Abu bakar dan Muamar sebagai Muawain/pembantu beliau. Diangkatlah para wali/gubernur dan Qadhi/Hakim. Diangkatlah panglima perang dalam setiap peperangan. Diangkat juga aparat administrasi negara dan majelis umat. 

Dari Madinah ini bertolaklah dakwah Islam ke Mekah yang akhirnya ditaklukan, kemudian tersebarlah Islam ke seluruh jazirah Arab di masa hidup beliau SAW. 

Sebelum beliau wafat Islam telah sempurna yang dinyatakan dalam haji beliau, haji wada.

اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا



تركت فيكم أمرين ما إن تمسكتم بهما لن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة رسوله
Kedua, Ulama 
العلماء ورثة الإنبياء

Adanya ulama warotsatul anbiya di tengah umat akan menjadi benteng penjaga agar umat tidak menyimpang dan terpuruk.  
Yang ketiga, Kepemimpinan atau pemerintahan.

كانت بنوا إسرائيل تسوسهم الأنبياء......

Tidak sampai disitu, sebagai wujud kasih sayang beliau kepada umatnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan pase-pase kepemimpinan yang akan dilalui umatnya, beliau bersabda…

Telah menceritakan hadits kepada kami Sulaiman bin Dawud ath-Thayalisi, telah menceritakan hadits kepada kami Dawud bin Ibrahim al-Wasithi, telah menceritakan hadits kepada kami Habib bin Salim dari an-Nu’man bin Basyir, ia berkata: “kami duduk di masjid bersama Rasulullah saw, dan Basyir adalah orang yang mencukupkan bicaranya, lalu Abu Tsa’labah al-Khusyani datang dan berkata: “ya Basyir bin Sa’din apakah engkau hafal hadits Rasulullah saw tentang para pemimpin (al-umarâ`)? Maka Hudzaifah berkata: “saya hafal khutbah Beliau”. Maka Abu Tsa’labah pun duduk dan Hudzaifah berkata, Rasulullah saw bersabda:

«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً عَاضّاً فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ» ثُمَّ سَكَتَ

Di tengah kalian ada masa kenabian, yang akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan yang mengigit (mulkan ‘âdhdhan) dan akan ada tetap sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. kemudian akan ada kekuasaan yang memaksa (mulkan jabriyyatan) dan akan tetap ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia akan mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”, kemudian Beliau diam.

Beliau pun sangat merindukan pertemuan dengan umatnya, yang beriman kepadanya meski tidak melihatnya, yang selalu mengikuti petunjuk dan menapaki sunnahnya dalam seluruh aspek kehidupan… 

وددت لو أني لقيت أخواني  قالوا أولسنا إخوانك يا رسول الله. قال بل أنتم أصحابي ولكن إخواني : الذين لم يروني وآمنوا بي 

Aku sangat ingin bertemu dengan saudara-saudaraku. Para Sahabat berkata : Bukankah kami ini adalah saudara-saudaramu?. Rasulullah SAW bersabda: Bukan, Kamu semua adalah sahabat-sahabatku. Tapi saudar-saudaraku adalah orang-orang yang beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku. 

DR Nasrul Syarif M.Si.
(Penulis Buku Gizi Spiritual)

Posting Komentar

0 Komentar