Membangun Kredibilitas dalam Public Speaking


TintaSiyasi.com -- Sobat. Kredibilitas tidak melekat pada diri pembicara. Kredibilitas terletak pada persepsi khalayak tentang pembicara. Karena itu, seorang profesor senior sangat dihormati di fakultasnya, tetapi tidak dikenal di lingkungan pedagang pasar. Seorang mubalig dielu-elukan para pengagumnya, tetapi dibenci oleh orang-orang yang memusuhi dakwahnya. Karena itu kredibilitas dapat dibentuk atau dibangun. 

Dari mana kita membangun kredibilitas komunikator? Dari informasi orang lain tentang dia–dari sahabat, media massa, atau ”sumber-sumber yang dapat dipercaya”. Juga, dari pengamatan langsung terhadap komunikator. 

Seorang komunikator dapat membangun kredibilitasnya dengan meminta bantuan orang lain; atau ”merekayasa” perilaku-termasuk cara penyampaian pidatonya- sesuai citra yang ia inginkan. Ada pertanyaan-pertanyaan yang bisa membantu anda dapat menyimpulkan kredibilitas Anda:

1. Sejauh ini apa yang diketahui khalayak tentang diri Anda? Apakah pandangan mereka itu positif, negatif, atau netral? (Kredibilitas awal)

2. Mengapa Anda memilih topik tersebut? Apakah Anda berminat, berkepentingan, atau secara pribadi merasa terlibat di dalamnya? (Good character)

3. Apakah Anda memiliki otoritas untuk berbicara tentang topik itu? Atau adakah dukungan dari pemilik otoritas pada informasi yang Anda berikan? (Authority)

4. Bagaimana sikap Anda pada para hadirin? Apakah Anda ingin membahagiakan mereka? Apakah Anda ingin membantu mereka? (Good will)

5. Apakah Anda telah menyusun pengantar atau pendahuluan yang meningkatkan kredibilitas Anda. Teknik-teknik apa yang Anda gunakan? (Derived credibility).

6. Apakah penyajian Anda adil dan objektif? Apakah Anda menggunakan bahasa yang sarat dengan prasangka? Apakah Anda juga memperhatikan pandangan pihak lain dalam persoalan ini?
(Good sense)

7. Apakah telah Anda masukkan cara-cara menarik perhatian seperti alat-alat visual, auditif, video-auditif, isyarat dan gerak? (Dinamisme)

Sobat. Anda dapat menyimpulkan kredibilitas Anda positif atau negatif. Tetapi apa pun kesimpulan Anda, kredibilitas harus ditingkatkan (atau paling tidak dipelihara, bila ternyata baik).

Sobat. Salah satu komponen penting kredibilitas adalah otoritas. Memiliki otoritas artinya memiliki keahlian yang diakui. Pertama, otoritas dibentuk karena orang melihat latar belakang pendidikan dan pengalaman. Dokter memiliki otoritas untuk berbicara berkenaan dengan masalah kesehatan. Doktor fiqih memiliki otoritas berbicara tentang hukum perdata dan pidana dalam Islam. W.S. Rendra tentu saja mempunyai otoritas dalam bidang seni dan budaya. Hermawan Kertajaya mempunyai otoritas dalam bidang manajemen dan bisnis. 

Apa yang harus dilakukan bila latar belakang pendidikan dan pengalaman tidak relevan dengan topik yang anda bahas? Pakar komunikasi menyebut dengan istilah ”gilt by association” yaitu, Anda menunjukkan hubungan yang akrab dengan orang-orang yang ahli di bidang yang Anda bicarakan. Selain menyebutkan orang, sebutkan juga seminar-seminar, diskusi-diskusi yang Anda ikuti yang ada hubungannya dengan topik yang Anda bahas. Atau dalam pembicaraan kutiplah sumber-sumber yang memiliki otoritas. 

Dengan cara seperti ini orang yang tidak memiliki otoritas pun akan dipandang memilikinya. Komponen kedua, kredibilitas adalah good sense. Pendengar menyukai gagasan yang dikemukakan oleh pembicara yang dipandang objektif. Anda dapat membangun citra objektif dengan:

Menggunakan pendekatan rasional dan argumentasi yang logis. Menghindari penjulukan dan pilihan kata yang baik. Menghindari sikap tidak jujur dalam menyajikan informasi, seperti dengan sengaja menutup informasi yang sudah sangat dikenal khalayak. Tidak ”menggurui” dan menunjukkan penghargaan kepada pendapat yang berbeda. Lebih penting dari itu ialah memperlakukan pendengar sebagai rekan, saudara, atau mitra dalam mencari kebenaran. Paling penting dari semuanya ialah memperlakuakan mereka sebagai manusia, dan bukan sebagai objek yang Anda manipulasikan. 

Komponen ketiga kredibilitas adalah good character (akhlak yang baik), kejujuran, integritas, ketulusan. Hadirin akan tertarik pada tokoh–tokoh yang terkenal jujur, yang tidak mudah di beli, yang telah berbuat banyak untuk masyarakatnya. Ketika Anda berbicara, Anda bukan hanya menyampaikan apa yang Anda ketahui tetapi juga seluruh kepribadian Anda. Karena itu good character dibangun melalui sejarah yang panjang. Tidak ada resep yang baik untuk memperoleh good character selain upaya untuk selalu meningkatkan kualitas diri. 

Komponen kredibilitas keempat adalah good will. Para pendengar akan tertarik kepada Anda, bila mereka tahu bahwa Anda berbicara untuk kepentingan mereka; bahwa Anda sedang ”berjuang” untuk kesjahteraan dan kebahagiaan mereka. Anda bukan berbicara kepada mereka (speak to), tetapi berbicara bersama mereka (speak with). Anda mencari kesamaan antara Anda dengan khalayak dalam perbuatan, sikap dan nilai. 

Ciptakan kesan bahwa keperluan mereka adalah keperluan Anda, kerugian mereka adalah kerugian Anda, kecemasan mereka adalah kecemasan Anda juga. Satukan Anda secara psikologis dengan seluruh khalayak Anda. Komponen kelima adalah dinamisme. Dinamisme adalah ekspresi fisikal dari komitmen psikologis Anda terhadap topik. Bila Anda memandang serius pembicaraan Anda, suara dan gerak Anda juga kelihatan serius. Semangat, begitu juga kelesuan, mudah menular. Bila pembicara berbicara dengan penuh semangat, pendengar pun akan mendengarkan dengan semangat pula. Bila ia lesu dan kelihatan capai, pendengar pun akan dilanda kebosanan.

Sobat. Ada tips singkat bagi Anda. Kapan saja Anda berpidato, ingat P-3 (Poise, Pause, dan Pose). Poise artinya kepercayaan diri, ketenangan, dan kredibilitas. Pause artinya hentian yang tepat, menunjukkan penggunaan suara (olah vokal) yang baik. Pose seperti dalam ucapan anak muda ”berpose” adalah penampilan Anda di hadapan khalayak. Selamat berlatih, berlatih dan berlatih serta jangan menyerah! Salam dahsyat dan luar biasa!

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN, Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo, dan Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar