Hidup Ini Modalnya Duitt, kalau Kita Ingin Kaya Peliharalah Tuyul


TintaSiyasi.com -- Penulis buku Gizi Spiritual, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur dan Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Ustaz Faqih Syarif) mengatakan hidup Ini modalnya duitt, kalau kita ingin kaya peliharalah tuyul.

"Hidup Ini modalnya duit, kalau kita ingin kaya peliharalah tuyul," tuturnya 
dalam Program Live: Bedah Buku Tips Praktis Jalani Rutinitas agar Tetap Harmonis di YouTube TintaSiyasi Channel pada Rabu, (23 Agustus 2023).

Sambil terkekeh ia menjelaskan makna dari kalimat motivasinya itu, terkait duitt dan tuyul. 

"Duit itu D adalah doa, U adalah usaha, I adalah iman, T nya double ya, taat dan tawakal. Kenapa kok harus pelihara tuyul? T adalah Tabah, Ulet, Yakin, InsyaaAllah Usaha kita akan Lancar," jelasnya. 

Ia juga mengingatkan, agar setiap Muslim menyadari poros dan tujuan hidupnya. 

"Siapa pun kita kalau merasa dirinya seorang Nuslim, maka dakwah itu menjadi atau sebagai poros dalam hidup kita. Kalau kita bisanya nulis, ya nulis sebanyak banyaknya, kalau kita bisanya ngomong, ya ngomong," ungkapnya.

Oleh karena itu ia mengungkapkan, bagi seorang Muslim yang ingin produktif, maka pentingnya punya visi dalam hidup. 

"Orang hidup itu kalau enggak punya visi, itu seperti orang main sepak bola, ndak ada gawangnya. Malah Imam syafi'i mengatakan kalau orang hidup itu dia tidak memahami hakekat hidupnya, dia tidak paham tujuan hidupnya artinya kalau dalam bahasa kerennya dia tidak punya visi, maka orang semacam itu kalau hidupnya hanya sekadar makan, minum, dan bekerja, kata Imam syafi'i, layak dia ditakbirkan empat kali.  Kalau takbir empat kali kan shalat jenazah (seperti orang yang sudh mati). Nah pertanyaannya banyak ndak orang sekarang ini mayat-mayat hidup yang bergentayangan?" ungkapnya. 

Motivasi Menulis

Penulis yang telah menelurkan dua puluh delapan judul buku ini mengatakan, siapa pun bisa punya skill menulis, tidak harus berpendidikan tinggi. 

"Siapa pun bisa menulis dan tidak perlu latar pendidikan yang tinggi. Kalau ini jadi alasan kita enggak pernah punya guru yang namanya Caknun," tuturnya.

Ia juga membeberkan rahasia jika ingin menjadi penulis yang hebat. 

"Ada lima syaratnya kalau ingin jadi penulis yang hebat, syarat yang pertama adalah membaca, yang kedua adalah membaca, yang ketiga adalah membaca, yang keempat adalah membaca, dan yang kelima adalah membaca. Hari ini, budaya para ulama kita dulu harus kita warisi," paparnya.

Ia juga memotivasi dan mendorong agar setiap Muslim punya habit sebagaimana para ulama terdahulu yang banyak menghasilkan karya. 

"Kalau kita setiap hari membiasakan menulis dua lembar saja, maka dalam tiga bulan berarti 180 lembar, jadi satu buku. Maka saya berani mengatakan tiap tiga bulan bisa menjadi satu karya kalau kita benar benar serius. Kenapa saya bisa ngomong, karena saya sudah buktikan," tutupnya. []Tenira

Posting Komentar

0 Komentar