Peran AQ (Adversity Quotient - Kecerdasan Daya Juang) dalam Kehidupan


TintaSiyasi.com -- Sobat. Kesuksesan sangat dipengaruhi oleh kemampuan Anda dalam mengendalikan atau menguasai kehidupan Anda sendiri. Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Saya tidak pernah percaya bahwa kesulitan adalah pewarta kegagalan. Sebaliknya, kesulitan dapat menjadi suatu mata air kekuatan.

Sobat. Apabila anda dapat mengukur dan memperkuat cara Anda merespons kesulitan, seharusnya anda mampu menikmati produktivitas, kinerja, vitalitas, keuletan, kesehatan, pengetahuan, perbaikan, motivasi dan kesuksesan yang lebih besar.

Sobat. Faktor-faktor kesuksesan yang dipengaruhi kemampuan pengendalian kita serta cara kita merespon kesulitan :

Pertama. Daya saing. Martin Seligman dalam penelitian mengungkapkan bahwa orang-orang yang merespons kesulitan secara lebih optimis dan bereaksi secara konstruktif terhadap kesulitan lebih tangkas dalam memelihara energi, fokus,dan tenaga yang diperlukan supaya berhasil dalam persaingan. Mereka yang lebih pesimis dan bereaksi secara destruktif cenderung kehilangan energy atau mudah berhenti berusaha. Persaingan sebagian besar berkaitan dengan harapan, kegesitan, dan keuletan, yang sangat ditentukan oleh cara seseorang menghadapi tantangan dan kegagalan dalam hidup.

Kedua. Produktivitas. Orang-orang yang merespon kesulitan secara destruktif terlihat kurang produktif dibadingkan dengan orang-orang yang merespons kesulitan secara konstruktif. Penelitian Seligman membuktikan bahwa orang yang tidak merespons kesulitan dengan baik menjual lebih sedikit, kurang berproduksi, dan kinerjanya lebih buruk daripada mereka yang merespon kesulitan dengan baik.

Ketiga. Kreativitas. Inovasi membutuhkan keyakinan bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak ada dapat menjadi ada. Oleh karena itu, kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti.

Keempat. Motivasi. Hasil riset di perusahaan Farmasi Internasional untuk mengurutkan timnya sesuai dengan motivasi mereka yang terlihat. Kemudian mengukur AQ (kecerdasan daya juang) anggota-angota timnya. Tanpa kecuali baik berdasarkan pekerjaan harian maupun untuk jangka panjang, mereka yang AQ-nya tinggi dianggap sebagai orang-orang yang paling memiliki motivasi.

Kelima. Mengambil resiko. Orang-orang yang merespons kesulitan secara lebih konstruktif bersedia mengambil lebih banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial pendakian.

Keenam. Perbaikan. Kita berada di era yang terus menerus melakukan perbaikan supaya bisa bertahan hidup.

Ketujuh. Ketekunan. Ketekunan adalah kemampuan untuk terus-menerus berusaha, bahkan manakala dihadapkan pada kemunduran-kemunduran atau kegagalan, ketekunan jika digabungkan sedikit kreativitas akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Orang-orang yang merespons kesulitan dengan baik akan pulih dari kekalahan dan mampu terus bertahan.

Kedelapan. Belajar. Inti abad informasi ini adalah kebutuhan untuk terus menerus mengumpulkan dan memproses arus pengrtahuan yang tiada hentinya. Carol Dweck membuktikan bahwa anak-anak dengan respons-respons yang pesimistis terhadap kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki pola-pola yang lebih optimistis.

Kesembilan. Merangkul Perubahan. Mereka yang memeluk perubahan cenderung merespon kesulitan secara lebih konstruktif – dengan memanfaatkannya untuk memperkuat niat mereka. Mereka merespon dengan mengubah kesulitan menjadi peluang.

Sobat. Penelitian di bidang psikoneuroimunologi menyatakan bahwa ada hubungan langsung antara bagaimana anda merespon kesulitan dengan kesehatan mental dan fisik Anda. Kemampuan mengendalikan sangat penting bagi kesehatan dan umur panjang. 

Bagaimana seseorang merespon kesulitan (AQ) memengaruhi fungsi-fungsi kekebalan, kesembuhan dari operasi, dan kerawanan terhadap penyakit yang mengancam nyawa. Pola respon yang lemah terhadapkesulitan dapat menimbulkan depresi.

Sobat. Berjalanlah bersama cita-cita yang luhur. Cobaan manusia yang paling besar adalah keluhuran cita-cita. Siapa yang memiliki cita-cita begitu tinggi, maka dia memilih derajat tinggi. Termasuk tanda kesempurnaan akal adalah cita-cita yang luhur. Orang yang ridha dengan kerendahan adalah orang rendahan.

Sobat. Dada orang beriman mendidih sebab amal bakti. Dada orang jahat mendidih sebab perbuatan jahat. Allah melihat cita-cita kalian, maka perhatikanlah cita-cita kalian. Semoga Allah merahmati kalian.

Sobat. Seorang hamba senantiasa berada dalam kebaikan selama ia mau menasehati dirinya sendiri dan semangat melakukan introspeksi diri. Orang-orang yang beriman adalah mereka yang terikat oleh Al-Qur'an. Al-Quran menjadi penghalang antara mereka dengan kebinasaannya. Ia tidak merasa aman hingga menemui Allah. Ia yakin bahwa dirinya akan dimintai pertanggungjawaban atas semua hal itu.

Salam dahsyat dan luar biasa! []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual, Spiritual Motivator Nasional Quantum Spirit

Posting Komentar

0 Komentar