Kiai Labib: Syukur Berarti Mengerjakan yang Diperintahkan Allah karena Allah


TintaSiyasi.com -- Ulama dan Cendekiawan Muslim, K.H. Rokhmat S. Labib mengatakan bahwa syukur berarti mengerjakan yang diperintahkan Allah SWT, dan semua dikerjakan karena Allah SWT.

“Syukur itu berarti mengerjakan yang diperintahkan Allah SWT, dan semua dikerjakan karena Allah SWT,” ungkapnya dalam Kajian Online: Bikin Bergetar Hati: Ternyata Selama Ini Syukur Itu Maknanya Luar Biasa! di YouTube Khilafah Chanel, Rabu (24/5/2023).

Ia mengatakan, bersyukur adalah ketika menggunakan semua yang Allah berikan sesuai dengan perintah Allah. “Orang yang ingkar kepada Rasulullah itu juga orang yang tidak bersyukur,” katanya.

Ia menanyakan, mengapa disebut tidak bersyukur? Karena Allah memberikan kepada manusia Rasul, mengutus Rasul untuk mengajarkan kebaikan.

“Tetapi kenapa tidak mau? Kenapa malah didustakan? Berarti ia tidak bersyukur kepada Allah yang telah memberikan syariat Islam untuk diamalkan, untuk diterapkan, tapi malah tidak mau diterapkan, dan malah kemudian mengata-ngatai Islam. Faktanya tidak mau menerapkannya, sebaliknya syariat Islam diabaikan, diterapkan sistem yang lain, dan hukum yang lain. Bagaimana hal ini bisa disebut bersyukur kalau tidak dikerjakan?” tanyanya.

Tiga Bentuk Syukur

Ustaz Labib panggilan akrabnya, juga menjelaskan bentuk dari syukur. “Para ulama merumuskan syukur itu dalam tiga bentuk.

"Pertama al i'tirofu bi nikmati bi qolbi, yaitu syukur yang berbentuk i'tirof, pengakuan bi ni'mah terhadap kenikmatan dalam hatinya. Pertama kali syukur itu ada dalam hati, jadi orang yang bersyukur kata Nabi adalah orang yang mengatakan ini adalah rahmat dari Allah SWT yang berarti mengakui kenikmatan itu dari Allah,” jelasnya.

“Akan melahirkan alhamdulillah, dia akan melahirkan amal shalih, yakni ketakwaan kepada Allah,” lanjutnya.

”Kedua, syukur dalam bentuk lisan. Yakni dengan cara lisan, jadi membicarakannya menyampaikannya, dan memberikan pujian kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan sehingga mengucapkan alhamdulillah,” jelasnya.

"Ketiga, syukur dalam bentuk perbuatan, atau amal shalih dalilnya terdapat dalam Al-Qur'an surah Sabah ayat 13.
"I’malu ‘aladawuda syukran.” Kalimatnya bukan qolu tapi i'kmal, yaitu kerjakanlah, yang menunjukkan adanya perbuatan,” jelasnya.

Ia memaparkan, arti dari penunjukkan adanya sebuah perbuatan, yakni amal shalih. 

“Jadi shalat itu syukur, as-syiam syukur, dan semua kebaikan yang dikerjakan karena Allah adalah syukur. Jadi bersyukur kalau hanya pengakuan dalam hati, dalam bentuk ucapan, tetapi tindakannya bertentangan dengan yang menjadi keharusan syukur belum disebut bersyukur,” pungkasnya.[] Isty Da’iyah

Posting Komentar

0 Komentar