Enam Penyelesaian Krisis Kekeringan pada Masa Umar bin Khaththab

TintaSiyasi.com -- Pengasuh Ma'had Al-Abqary Serang Banten K.H. Yasin Muthohar menerangkan, ada enam penyelesaian dalam menangani krisis kekeringan yang dilakukan Umar bin Khattab r.a. Ia menjelaskan hal itu dalam Kajian Sirah: Penyelesaian Krisis di Masa Khalifab Umar bin Khaththab, Selasa (27/12/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

Ia merujuk pada buku Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi di hal 214-228 yang membahas mengenai penyelesaian krisis Umar bin Khattab. Pertama, Umar bi Khattab menjadikan dirinya sebagai uswah (teladan) dengan ikut merasakan apa yang mereka (rakyat) rasakan. “Kalau hari ini rakyat yang kesusahan, rakyatnya harus beli PCR sedangkan pemimpinnya malah bisnis dapat untung,” tegasnya.

Kedua, Umar bin Khattab r.a. membuat kamp pengungsian yang ada di sekitar madinah, karena banyak dari luar madinah yang berdatangan. Pada saat itu Umar membentuk tim yang menangani para pengungsi, “Mungkin sekarang seperti badan penanggulangan bencana,” jelasnya.  

Saat itu Umar membagikan makanan kepada orang-orang yang datang ke Madinah yang berasal dari Rumah Tepung (Lembaga Ekonomi), “kalau tidak krisis, rumah ini menjadi tempat menampung makanan seperti kurma, tepung, anggur, dan sebagainya,” tambahnya.

Ketiga, Umar bin Khattab meminta bantuan ke negeri-negeri di luar Madinah dengan mengirim surat ke beberapa provinsi yaitu Irak, Mesir, dan Syam. Kemudian Amr bin Ash selaku gubernur Mesir mengirimkan bantuan dari jalur darat sebanyak 1000 Unta sedangkan melalui jalur laut mengirim sebanyak 20 perahu yang membawa minyak, makanan, tepung, dan membawa 500 ribu kantong yang berisi makanan.

Keempat, tidak kalah pentingnya, Umar bin Khattab melakukan istighosah dan shalat istisqa. “Selain melakukan kausalitas, Umar meminta umat untuk intropeksi diri jangan-jangan ini karena dosa kita,” jelas Kiai Yasin, sapaan akrabnya.

Kelima, Umar menghentikan had (hukuman) kepada orang-orang yang melanggar (mencuri) karena kelaparan. Keenam, mengakhirkan pembayaran zakat pada tahun itu karena terjadi krisis.

Kiai Yasin menegaskan bahwa krisis ekonomi yang berdampak pada habisnya harta benda dan kekurangan makanan membuat Umar bin Khaththab memperhatikan kesejahteraan masing-masing individu, tidak seperti penyelesaian krisis hari ini yang hanya memperhatikan dari Gross National Produk (GNP).

Ujian

Selain itu Kiai Yasin, memberi nasihat, krisis bagian dari ujian. “Ada krisis yang disebabkan karena jauhnya kita dari Allah, ini dalam wilayah manusia. Tapi ada krisis yang disebabkan karena perkara lain yang Allah ingin memberikan ujian kepada kita,” tuturnya. 

Menurut Kiai, Allah ingin memuliakan dan menyadarkan manusia dari krisis itu dengan memperhatikan dua hal. Pertama, melihat keadaan kita, kitanya ini dalam keadaan beriman dan taat kepada Allah atau tidak. 

“Kalau orang yang beriman dan taat kepada Allah dikasih kesulitan itu adalah ujian, nikmat, rahmat, dan Allah akan memeberikan kebaikan atau hikmah di balik krisis itu. Jika krisis itu menimpa orang-orang yang tidak beriman atau beriman tapi dia bermaksiat maka itu menjadi teguran bahkan siksa.” bebernya 

Kedua, bagaimana sikap terhadap segala sesuatu yang menimpa manusia. “Ketika orang beriman mendapat nikmat ia akan bersyukur, sedangkan orang kafir akan kufur atas nikmatnya.” terangnya

"Oleh karenanya, itulah yang membedakan antara orang beriman dan tidak beriman dalam menyikapi krisis," pungkasnya.[] Nabila Sinatrya 

Posting Komentar

0 Komentar