Dakwah Jalan Emas Mewujudkan Umat Terbaik

TintaSiyasi.com -- Direktur Mutiara Umat Institute Ika Mawarningtyas mengungkapkan dakwah adalah jalan emas mewujudkan umat terbaik. "Dakwah adalah jalan emas mewujudkan umat satu yang terbaik. Hanya dengan dakwah, umat Islam mampu menjadi umat terbaik dimuka bumi," ungkapnya dalam diskusi Kritik #7: Istiqamah di Jalan Dakwah, Benarkah Susah? Kamis, 24 November 2022 di YouTube TintaSiyasi Channel.

Menurutnya, hanya dengan Islam dakwah seseorang dapat menjadi insan yang terbaik. Hanya dengan dakwah Islam, sebuah komunitas menjadi Komunitas terbaik. Dakwahlah yang membuat hidup kita jadi bermakna dan berguna. 

"Dakwah bukanlah perkara yang ringan, namun jangan dianggap sulit. Karena dakwah adalah kewajiban seorang Muslim. Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS. Ali Imran ayat 110 yang artinya, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah," kutipnya.

Ia mengatakan, berdakwah harus siap menerima qadha. Ketika kita sudah berlelah-lelah dalam proses, tetapi hasil tidak sesuai harapan. Seharusnya muhasabah dan tetap semangat. Bukan malah mutung. Sebagaimana ketika kita sudah ikhtiar mengajak orang dalam kebaikan Islam. Bukannya sepakat, tapi dakwah malah ditolak. Di saat yang sama kita jangan marah dengannya. Tetapi, tetap didoakan dan menahan marah dengan sabar. 

"Mutungan bukan sifat Muslim yang tangguh. Oleh karena itu, tidak sepatutnya menuruti hawa nafsu untuk mutung dari dakwah. Ketika melalui lika-liku dakwah, rasa marah dan kecewa sering menggelayut. Tetapi, seharusnya perasaan itu ditaklukkan, jangan dibiarkan atau dituruti. Karena, jika dituruti bisa gugur dalam medan dakwah," ujarnya. 

Ia mengutip surah Ali Imran ayat 134 yang artinya: Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Ibnu Katsir menerangkan maksud ayat tersebut bahwa apabila mereka mengalami emosi, maka mereka menahannya (yakni memendamnya dan tidak mengeluarkannya); selain itu mereka memaafkan orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.

"Sekali lagi, jangan sampai marah dan kecewa kita membuat kita mutung. Karena itu menunjukkan kelemahan kita. Semakin kuat dan tangguhnya kita bergelut di medan dakwah, semakin kuat pula dalam mengendalikan emosi yang berkecamuk," pesannya. 

Istiqamah Dakwah

Ika melanjutkan, terkait dakwah, memang dakwah harus istiqamah. Apalagi tantangan dakwah dalam tata kehidupan kapitalisme sekuler sangatlah tinggi. Dakwah kerap mendapat stigma yang tidak mengenakkan. Walhasil, ada yang istiqamah dalam dakwah dan ada pula yang mutung dari dakwah dan akhirnya berhenti dari dakwah.

"Istiqamah di jalan kebenaran adalah kewajiban. Istiqamah artinya tegak atau lurus. Selain itu, istiqamah adalah sebuah pembuktian tentang sejauh mana kesungguhan seseorang dalam berislam," terangnya. 

Ia mengutip surah Yasin 60-61 yang artinya, "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagimu, (60) dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus (61). Ia mengatakan, dalam ayat di atas dijelaskan, jika umat Islam tidak kuat menahan ujian istiqamah dalam Islam. Bisa jadi hal tersebut menjerumuskan kita ke jalan setan yang dimurkai Allah SWT. Makanya, menjaga istiqamah di jalan dakwah itu penting. 

"Sebagai seorang Muslim jangan lupa senantiasa memurnikan niat dalam melakukan segala aktivitas. Niat ini yang akan arah amal yang kita lakukan. Ketika niatnya bukan untuk meraih ridha Allah. Dapat dipastikan seseorang itu akan mudah sekali gugur di medan dakwah. Semoga Allah senantiasa istiqamahkan kita di jalan Islam yang lurus," pungkasnya. [] Rina

Posting Komentar

0 Komentar