Ibu Adalah Pabrik Pemimpin


TintaSiyasi.com – Apakah pemimpin itu dibentuk atau dilahirkan? Pemerhati keluarga dan generasi Ustazah Ir. Reta Fajriyah angkat bicara.

“Pabriknya para pemimpin ini adalah ibu,” tuturnya dalam acara Spesial Event: Maulid Leadership Forum 1444 H secara daring, Sabtu (8/10/2022).

Ia menjelaskan bahwa seseorang itu pasti menjalani proses dia dilahirkan oleh ibunya kemudian dalam masa-masa awal kehidupan dia sampai baligh.

“Sesungguhnya proses pendidikan itu masih menjadi tanggung jawab orang tua jadi kalau menurut saya dan diawal penggodokan pemimpin itu adalah di rumah,” imbuhnya.

Ia menceritakan kisah Salahuddin Al-Ayubi. “Sebagai pembebas kembali Baitul Maqdis bagaimana orang tuanya sebelumnya itu, sebelum menikah pun sudah memiliki visi, bagaimana mengharapkan anaknya nanti generasinya nanti sebagai yang mengembalikan Baitul Maqdis orang tuanya," katanya.

Ia mengisahkan, "Ayahnya betul-betul berdoa: ‘Ya Allah pertemukan saya dengan seorang Muslimah yang shalihah yang akan melahirkan anak-anak yang nanti akan menjadi pembebas Baitul Maqdis'."

"Itu sengaja diniatkan dengan doa, demikian pula dengan ibunya, ternyata berdoa dengan hal yang sama masyaAllah pada akhirnya Allah mempertemukan dengan cara-Nya bahwa keduanya ini fokus, dengan visi yang memang sudah dinaitkan sebelum menikah akhirnya bisa mendidik anak dan Allah mudahkan, pada akhirnya anaknya yang dilahirkan dari pasangan ini Shalahudin Al-Ayubi kita kenal sebagai pahlawan Islam bisa mengembalikan Baitul Maqdis,” ungkapnya.

Ia menegaskan, seorang Muslimah harus mencontoh kepemimpinan Rasullullah, khususnya dalam memperisapkan generasi baru, yakni memiliki visi yang kuat.

“Jadi seorang Muslimah jika ingin melahirkan seorang pemimpin maka dia harus memiliki visi kepemimpinan yang kuat,” imbuhnya.

Ia mengatakan, karena mendidik itu juga mentransfer apa yang dimiliki oleh ibu, ketika ibu menginginkan anaknya menjadi pejuang agama Allah maka orang tuanya harus menjadi pejuang agama Allah 

“Sehingga apa-apa yang ditransfer ke anak bukan hanya teori tetapi juga apa yang dia lakukan yang dia jiwai,” tutupnya [] Alfia Purwanti

Posting Komentar

0 Komentar