Propaganda Negatif Menyerang Dakwah Islam: Ojo Leren Dadi Wong Apik atau Adigang, Adigung, Adiguna?

TintaSiyasi.com -- Jika sudah mendapatkan tudingan terafiliasi HTI ataupun FPI, seolah-olah boleh dan bebas dipersekusi. Propaganda tersebut seolah-olah dijadikan legitimasi berbuat seenaknya terhadap aktivis ataupun komunitas dakwah. Sebagaimana yang pernah terjadi, penolakan safari dakwah Dai Muda Hanan Attaki beberapa bulan lalu karena dituduh berafiliasi dengan HTI.

Selain itu, sebuah acara dakwah di Yogyakarta sampai-sampai mengeluarkan press release yang menegaskan bahwa komunitasnya tidak ada hubungannya dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ya, acara bertajuk ‘Ojo Leren Dadi Wong Apik’ yang diselenggarakan oleh beberapa komunitas, organisasi dan lembaga Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengakomodir safari dakwah para Ustaz yang akan diselenggarakan 30 September hingga 3 Oktober 2022 mendatang secara tegas menyampaikan tidak ada kaitannya secara struktural dan material dengan HTI.

Namun yang mengejutkan adalah pernyataan dari dai kondang rekan duet menulis Ustaz Felix Siauw dalam buku "Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku", yaitu, Ustaz Salim A Fillah. Pada saat konferensi pers ia menyebutkan, "Perlu kami tegaskan bahwa tidak ada hubungan maupun afiliasi tetang struktural maupun material dengan organisasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai organisasi terlarang yaitu Hizbut Tahrir Indonesia,” ungkap salah satu pengisi acara Ojo Leren Dadi Wong Apik, Ustadz Salim A. Fillah pada Rabu, (21/9/2022) dikutip dari rri.co.id.

Sejatinya pernyataan tersebut tidak sesuai faktanya. HTI hanya dicabut BHP, sehingga tidak memiliki hak-hak sebagai ormas berbadan hukum, namun tidak ada putusan yang menyatakan HTI ormas terlarang. Yang dilarang secara tegas di negeri ini adalah Partai Komunis Indonesia (PKI) dan organisasi yang memiliki ideologi Marxisme, komunisme, leninisme. Hal itu tertuang dalam TAP MPRS Nomor: XXV/TAP MPRS/1966.

Selain itu, hukum di negeri tidak bisa melarang dakwah Islam ataupun dakwah khilafah selama semua tertuang jelas dalam Al-Qur'an dan sunah. Karena dakwah Islam dilindungi secara konstitusi dan konstitusional. Oleh karena itu, tagline acara Ojo Leren Dadi Wong Apik harus mengokohkan posisi seorang Muslim dalam mendakwahkan Islam, tidak boleh putus asa dan leren (berhenti) hanya karena propaganda Barat yang mendiskreditkan Islam. Tak layak penguasa hari ini terbawa arus sekularisasi yang dibawa Barat dan jadi adigang, adigung, adiguna karena memiliki kekuasaan di negeri ini. Justru kekuasaan yang dimiliki seharusnya dijadikan untuk menolong dakwah Islam, bukan malah menghambat dakwah Islam.

Membongkar di Balik Propaganda Negatif Menyasar Dakwah Islam

Sejatinya, kaum kafir dan munafik yang bertopeng sekuler liberalis tidak ingin siar Islam menunjukkan keberhasilannya. Mereka senantiasa berusaha membunuh karakter terhadap Islam sebagai agama yang sempurna dan mulia. Jika mereka gagal membuat citra buruk terhadap ajaran Islam, mereka akan menyerang para pengemban dakwahnya. Mereka lakukan monsterisasi dakwah Islam dan memberikan stempel negatif kepada pengemban dakwahnya. 

Hal itu mereka lakukan untuk menjauhkan umat Islam dari ajaran Islam dan membuat dunia membenci Islam. Inilah propaganda kapitalisme global yang menyerang Islam hari ini. Mereka lakukan secara struktural dan sistematis menghabiskan dana yang tidak sedikit dalam menghadang dakwah Islam. Hal itu nampak dalam banyak kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh sistem demokrasi sekuler ini yang menghadang dakwah Islam. Sebagai contoh, kampanye moderasi beragama yang berusaha menyekulerkan umat Islam, pembiaran penghinaan terhadap Islam dan ajarannya, wajah hukum yang tajam pada umat Islam dan tumpul pada penghina Islam, dan narasi-narasi para penguasa yang bernafaskan islamofobia.

Ada beberapa catatan penting terkait misi Barat dalam menghadang dakwah Islam. Pertama, dalam Al-Qur'an sudah dijelaskan kebencian dan kedengkian kaum kafir sangatlah nyata. Sebagaimana dalam surah Al-Baqarah ayat 109: Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena hasad yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (TQS: Al-Baqarah: 109)

Kedua, bengis, rakus, dan tamak kaum Barat kapitalisme tidak mau Islam mengatur. Perang antara ideologi Islam dan ideologi kufur senantiasa terjadi. Mereka takut tidak bisa mengatur kehidupan ini dengan bebas sesuai hawa nafsu mereka. Oleh karena itu, mereka halangi dakwah Islam agar gagal dan kemaksiatan mereka bisa bebas dilakukan. Ketiga, islamofobia. Sungguh aneh, Islam yang terbukti adil dan mampu membawa kesejahteraan dan keselamatan bagi seluruh alam ditakuti dan penegakan Islam coba dihalangi. Padahal, jika Islam berkuasa, hajat hidup orang banyak bisa dikelola dengan adil tanpa merampas hak orang lain. Tetapi, mereka sakit islamofobia dan virus ini sedang mereka kampanyekan di tengah-tengah masyarakat.

Oleh sebab itu, kedengkian para pembenci Islam ini jangan sampai diikuti oleh umat Islam. Narasi-narasi negatif yang mereka buat jangan termakan oleh kaum Muslim di negeri ini. Sampai-sampai ada saudara sesama Muslim ikut-ikutan menuduh kelompok dakwah sebagai organisasi terlarang. Jika demikian yang terjadi, umat Islam akan mudah dipecah belah oleh kaum Barat sekuler. Dibutuhkan jiwa yang lapang untuk menerima perbedaan, selama itu khilafiyah dan girah persatuan agar memiliki ukhuwah Islamiah yang kokoh.

Dampak Propaganda Negatif terhadap Dakwah Islam dan Pengembannya

Jika seorang dai muda nan kondang, hingga mengeluarkan pernyataan ormas Islam sebagai ormas terlarang, maka hal itu menunjukkan islamofobia sedang menggerogotinya. Sebaiknya sebagai seorang Muslim mendahulukan tabayun atau klarifikasi untuk mencari solusi yang dapat merekatkan ukhuwah, bukan mencari perbedaan yang menyebabkan jurang pemisah makin lebar. Di sinilah pentingnya umat Islam memahami dan mengerti, di balik propaganda negatif buatan Barat, agar tidak mudah terbawa arus sekularisasi yang sedang dilancarkan Barat. 

Adapun dampak propaganda negatif yang menyerang dakwah Islam sejatinya ada dua. Yakni, tantangan dan peluang. Dampak tantangan yang dihadapi umat Islam, yaitu, pertama, islamofobia menguat. Umat yang terprovokasi dengan narasi sesat Barat akan takut pada Islam itu sendiri. Padahal Islam adalah agama yang membawa rahmat ke seluruh alam. 

Kedua, umat terpecah belah. Persatuan itu menguatkan, perpecahan itu melemahkan. Kaum kafir Barat pembenci Islam sangat mengharapkan umat Islam terpecah belah dan mereka tidak ingin umat Islam bersatu padu. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha untuk memunculkan perbedaan agar rusak ukhuwah Islamiah. Inilah skenario jahat mereka.

Ketiga, dakwah terhadang. Jika umat Islam membenci dakwah Islam itu sendiri dan menerima ide-ide sekularisme Barat ini akan membuat dakwah Islam terhadang dan kebangkitan Islam tertunda. Inilah yang diinginkan kaum sekuler liberalis. Mereka tidak bisa menggagalkan dakwah, mereka hanya mampu menunda datangnya kemenangan Islam. 

Keempat, maraknya penghinaan terhadap Islam. Penghinaan Islam marak baik skala nasional maupun internasional. Pelakunya beragam, ada yang Muslim ada pula yang non-Muslim, mereka tidak takut menghina Islam. Padahal, hukuman bagi penghina Islam jika tidak bertobat adalah dihukum mati. Namun, mereka meremehkan dan tidak takut. 

Kelima, kesengsaraan. Ketika umat Islam jauh dari Islam sejatinya mereka sedang merenda kesengsaraan di dunia dan di akhirat. Inilah yang tidak dimengerti umat hari ini. Terbawa arus modernisasi dan moderasi yang dibawa Barat, justru menjauh dari Islam. Walhasil mereka menuai kebangkrutan hidup ketika jauh dari Islam. Dirinya hanya dijadikan budak oleh setan dan hawa nafsunya. Hanya kenistaan yang mereka dapatkan.

Adapun peluang dari dampak tersiarnya propaganda negatif tersebut adalah wacana dakwah Islam makin populer dibicarakan di kalangan publik. Sekalipun ada yang membicarakan dalam rangka menjelek-jelekkan Islam. Jika umat Islam sadar dan memiliki akidah yang lurus, dorongan hati untuk membela ajaran Islam itu akan muncul sendiri. Sehingga pemahaman yang sempurna dan benar bisa ia dapatkan dengan mudah. 

Di sinilah yang jadi PR pengemban dakwah Islam, yakni, membaca peluang dakwah di setiap medan dakwah yang berliku. Ojo Leren Dadi Wong Apik, tagline ini pun cocok bagi pengemban dakwah Islam. Sebesar apa pun badai yang menerpa dakwah Islam, aktivis Islam harus tetap mendakwahkan Islam secara jujur dan totalitas. Bagaimana pun risikonya, sebesar apa pun pengorbanan kita dalam dakwah, akan dibalas sebaik-baiknya balasan oleh Allah Subhanahuwa wata'ala, apalagi kalau bukan surga seluas langit dan bumi.

Strategi Islam Mendakwahkan Islam

Sejak zaman para Nabi dan Rasul, dakwah senantiasa menemui ujiannya. Begitu pula ketika Nabi Muhammad mendakwahkan Islam di Makkah maupun Madinah tidak lepas dari propaganda negatif yang dituduhkan pada dakwah Islam. Namun, hal itu tidak pernah membuat surut para pengemban dakwah Islam di mana saja mereka berada dan kapan pun mereka hidup. Dakwah terus berjalan tidak pernah berhenti, hingga kemenangan datang ataupun kematian menghampiri. 

Dalam jiwa seorang Muslim, tidak ada yang ia takutkan kecuali kemurkaan Tuhannya. Ia korbankan uang, waktu, tenaga, jabatan, bahkan dirinya sendiri untuk turut andil dalam perjuangan dakwah. Pastinya dakwah akan menemui ujian yang melelahkan dan penuh kepayahan. Hanya orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam perjuangan yang mampu bertahan dan membawa kemenangan Islam. Adapun strategi Islam dalam mendakwahkan Islam sebagai berikut.

Pertama, dakwah dilakukan sesuai tuntunan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Setiap perbuatan manusia senantiasa terikat dengan hukum syarak. Begitu pula dengan dakwah, secar thariqah (metode) dakwah harus meneladani Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wasallam, tidak boleh menyelisihinya. Sebagai contoh, Rasulullah SAW ketika ingin kehidupan Islam terwujud adalah dengan menegakkan Daulah Khilafah Islamiah di Madinah. Hanya dengan menerapkan sistem Islam secara totalitas dalam bentuk Khilafah Islamiah, hukum-hukum Islam dapat diwujudkan. 

Begitu pula jika ingin menegakkan khilafah Islam harus mengikuti metode dakwah Rasulullah SAW, yakni dengan kaderisasi (pembinaan), sosialisasi (dakwah secara jamaah), dan islamisasi (penerapan hukum Islam secara paripurna). Dalam dakwahnya Rasulullah Muhammad SAW berdakwah dengan santun dan tegas. Ia tidak menutupi kebenaran Islam dan menyampaikan secara totalitas di tengah-tengah masyarakat. Dakwah pun juga tidak prasmanan, mendakwahkan semuanya, tidak hanya dakwah yang disukai, tetapi semuanya diseru pada umat Islam.

Kedua, dakwah dilakukan dengan ikhlas lillahita'ala. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan kita agar istiqamah di jalan dakwah adalah keikhlasan. Karena hanya dengan ikhlas, kita mampu bertahan di jalan dakwah yang berliku. Ojo Leren Dadi Wong Apik, sebagaimana tagline yang diangkat oleh komunitas dakwah. Jadi, orang baik yang sesuai pandangan Islam itu tidak mudah, butuh keikhlasan. Jika mereka mengejar penilaian manusia, ketenaran, uang, dan duniawi, pasti akan mudah gugur di jalan dakwah. Karena ketika penilaian manusia tidak didapat mereka akan mutung dari dakwah. 

Apalagi jika dakwah menyebabkan hilangnya sumber penghasilan, ini ujian keikhlasan. Jika memahami Allah SWT akan ganti dengan dibukanya sumber penghasilan lain, insyaallah dakwah tetap jalan. Tetapi, jika takut kehilangan pekerjaan karena dakwah, ada pula yang meninggalkan dakwah demi pekerjaan dan tuntutan hidup. Dari hal tersebut dapat disimpulkan, pentingnya menjaga keikhlasan dalam berdakwah. Harapannya agar bisa istiqamah dalam dakwah sampai ajal menjemput. 

Hanya dua strategi tersebut yang bisa dilakukan untuk berdakwah istiqamah. Tidak ada jalan lain kecuali taat metode dakwah Rasulullah Muhammad Saw dan keikhlasan. Semoga Allah Swt memberi anugerah keikhlasan dalam berdakwah, hingga kemenangan Islam terwujud atau mau datang menjemput. Selain itu, semoga kemenangan Islam segera terwujud agar umat tidak terpecah belah lagi.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Oleh sebab itu, kedengkian para pembenci Islam ini jangan sampai diikuti oleh umat Islam. Narasi-narasi negatif yang mereka buat jangan termakan oleh kaum Muslim di negeri ini. Sampai-sampai ada saudara sesama Muslim ikut-ikutan menuduh kelompok dakwah sebagai organisasi terlarang. Jika demikian yang terjadi, umat Islam akan mudah dipecah belah oleh kaum Barat sekuler. Dibutuhkan jiwa yang lapang untuk menerima perbedaan, selama itu khilafiyah dan girah persatuan agar memiliki ukhuwah Islamiah yang kokoh.

PR pengemban dakwah Islam, yakni, membaca peluang dakwah di setiap medan dakwah yang berliku. _Ojo Leren Dadi Wong Apik, tagline_ ini pun cocok bagi pengemban dakwah Islam. Sebesar apa pun badai yang menerpa dakwah Islam, aktivis Islam harus tetap mendakwahkan Islam secara jujur dan totalitas. Bagaimana pun risikonya, sebesar apa pun pengorbanan kita dalam dakwah, akan dibalas sebaik-baiknya balasan oleh Allah Subhanahuwa wata'ala, apalagi kalau bukan surga seluas langit dan bumi.

Hanya dua strategi tersebut yang bisa dilakukan untuk berdakwah istiqamah. Tidak ada jalan lain kecuali taat metode dakwah Rasulullah Muhammad SAW dan keikhlasan. Semoga Allah SWT memberi anugerah keikhlasan dalam berdakwah, hingga kemenangan Islam terwujud atau mau datang menjemput. Selain itu, semoga kemenangan Islam segera terwujud agar umat tidak terpecah belah lagi.

Oleh: Ika Mawarningtyas
Dosol Uniol 4.0 Diponorogo dan Direktur Mutiara Umat Institute 

#Lamrad
#LiveOpperessedOrRiseUpAgainst

Posting Komentar

0 Komentar