Berpikir Menurut Karl Marx versus Syekh An-Nabhani, Lebih Tepat Mana?

TintaSiyasi.com -- Direktur Institut Literasi Khilafah Indonesia, Septian AW menilai hal paling hebat dalam dunia filsafat dan dunia berpikir adalah ketika An-Nabhani mampu mendefinisikan berpikir.

“Dalam dunia filsafat, yang paling keren adalah ketika An-Nabhani bisa mendefinisikan berpikir. Ini semacam rukiah bagi orang-orang yang tersihir oleh pemikiran Karl Marx,” paparnya dalam kelas online Ngaji Buku Super Intenisf Sesi 17: Pemerintahan Menunggu melalui Zoom Meeting, Jumat 9 September 2022 lalu.

Ini karena menurutnya, definisi berpikir An-Nabhani lebih bisa digunakan oleh segala kalangan melebihi definisi Marx yang tidak cocok bagi kaum agamis.

“Karena An-Nabhani mampu menyuguhkan pemikiran yang lebih maju dalam mengidentifikasi berpikir,” terangnya.

Sebelumnya, Septian menjelaskan salah satu problem utama manusia adalah gagal mendefinisikan apa itu berpikir. Adapun para filsuf hanya mampu mendefinisikan gejalanya saja. Tetapi kemudian muncul Karl Marx yang mengeluarkan definisi pemikiran yang lebih menarik dan membuat banyak orang tersihir.

“Definisi berpikir An-Nabhani menjadi kritik atas definisi berpikir komunis yang melewatkan aspek informasi sebelumnya. Sebab orang-orang komunis sangat benci dengan pembahasan sesuatu yang paling awal,” jelasnya.

“Sedangkan bagi umat Islam, jelas bahwa yang paling awal adalah Allah yang mengajarkan nama-nama kepada Nabi Adam,” pungkasnya.[] Nurichsan

Posting Komentar

0 Komentar