Gunakan Akal, Qalbu, Mata, dan Telingamu untuk Memahami Ayat-Ayat Allah


TintaSiyasi.com -- Allah SWT berfirman:

وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ  

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (QS. Al-A’raf (7): 179).

Sobat. Allah dalam ayat ini menguraikan apa yang tidak terperinci pada ayat-ayat yang lampau tentang hal-hal yang menyebabkan terjerumusnya manusia ke dalam kesesatan. Allah menjelaskan banyak manusia menjadi isi neraka Jahanam seperti halnya mereka yang masuk surga, sesuai dengan amalan mereka masing-masing.

Sobat. Hal-hal yang menyebabkan manusia itu diazab di neraka Jahanam ialah: bahwa akal dan perasaan mereka tidak dipergunakan untuk memahami keesaan dan kebesaran Allah, padahal kepercayaan pada keesaan Allah itu membersihkan jiwa mereka dari segala macam was-was dan dari sifat hina serta rendah diri, lagi menanamkan pada diri mereka rasa percaya terhadap dirinya sendiri.

Demikian pula mereka tidak menggunakan akal pikiran mereka untuk kehidupan rohani dan kebahagiaan abadi. Jiwa mereka terikat kepada kehidupan duniawi, sebagaimana difirmankan Allah:

ييَعۡلَمُونَ ظَٰهِرٗا مِّنَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ عَنِ ٱلۡأٓخِرَةِ غَٰفِلُونَ  

"Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia, sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai" (ar-Rum/30: 7).

Sobat. Mereka tidak memahami bahwa tujuan mereka diperintahkan menjauhi kemaksiatan, dan berbuat kebajikan, adalah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka tidak memahami hukum-hukum masyarakat dan pengaruh kepercayaan agama Islam dalam mempersatukan umat. Mereka tidak memahami tanda-tanda keesaan Allah, baik dalam diri manusia maupun yang ada di permukaan bumi. Mereka tidak memahami dan merenungkan wahyu Tuhan yang disampaikan kepada Rasul-Nya.

Mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakan untuk melihat bukti kebenaran dan keesaan Allah. Segala kejadian dalam sejarah manusia, segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia setiap hari, yang dilihat dan yang didengar, tidak menjadi bahan pemikiran dan renungan untuk dianalisa dan hal ini disimpulkan Allah dalam firman-Nya:

وَلَقَدۡ مَكَّنَّٰهُمۡ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّٰكُمۡ فِيهِ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعٗا وَأَبۡصَٰرٗا وَأَفِۡٔدَةٗ فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُهُمۡ وَلَآ أَفِۡٔدَتُهُم مِّن شَيۡءٍ إِذۡ كَانُواْ يَجۡحَدُونَ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ  

"Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya telah mengepung mereka" (al-Ahqaf/46: 26).

Selanjutnya Allah menjelaskan alasan mengapa Dia menjatuhkan azab setelah dihancurkannya kaum ‘Ad dengan segala kekuatannya. Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dengan berlimpahnya harta dan menganugerahkan kepada mereka kekuatan fisik yang belum pernah Kami berikan kepada kamu wahai penduduk Makkah dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati agar mereka mendengar, melihat dan mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah; tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka tidak menggunakannya untuk memikirkan ayat-ayat Allah. Sebaliknya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan oleh karena itu azab yang dahulu mereka perolok-olokkan dan mereka minta agar segera datang telah mengepung mereka sehingga mereka hancur binasa. 

Ayat ini memberikan peringatan kepada penduduk Makkah agar mereka takut kepada azab Tuhan. Kaum ‘Ad lebih kuat dari mereka dan lebih banyak jumlahnya, namun mereka tidak kuasa menolak azab Tuhan yang dijatuhkan kepadanya. Azab Allah tidak hanya menimpa kaum ‘Ad tetapi juga menimpa siapa pun yang durhaka kepada Tuhan. Kepada penduduk Makkah, Allah memperingatkan, Dan sungguh, wahai penduduk Makkah telah Kami binasakan penduduk negeri-negeri di sekitarmu seperti kaum ‘Ad yang tinggal di Ahqaf, Kaum Šamùd yang tinggal di antara Mekah dan Syam, kaum Saba’ di Yaman, dan kaum Madyan yang dilewati oleh penduduk Makkah dalam perjalanan mereka di musim panas dan dingin, dan juga telah Kami jelaskan berulang-ulang dan dengan bermacam-macam cara tanda-tanda kebesaran Kami, agar mereka kembali, yakni bertobat dari kedurhakaan mereka. Akan tetapi mereka tidak menghiraukan peringatan kami, maka Kami hukum mereka dengan azab yang pedih.

Sobat. Mereka tidak dapat memanfaatkan mata, telinga, dan akal sehingga mereka tidak memperoleh hidayat Allah yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Keadaan mereka seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang, sebab binatang tidak mempunyai daya-pikir untuk mengolah hasil penglihatan dan pendengarannya. Binatang bereaksi dengan dunia luar berdasarkan naluri dan bertujuan hanyalah untuk mempertahankan hidup. Dia makan dan minum, serta memenuhi kebutuhannya, tidaklah melampaui dari batas kebutuhan biologis hewani. Tetapi bagaimana dengan manusia, bila sudah menjadi budak hawa-nafsu. Dan akal mereka tidak bermanfaat lagi. Mereka berlebihan dalam memenuhi kebutuhan jasmani mereka sendiri, berlebihan dalam mengurangi hak orang lain. Diperasnya hak orang lain bahkan kadang-kadang di luar perikemanusiaan.

Bila sifat demikian menimpa satu bangsa dan negara, maka negara itu akan menjadi serakah dan penindas bangsa dan negara lain. Mereka mempunyai hati (perasaan dan pikiran), tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat (Allah). Mereka lupa dan melalaikan bukti-bukti kebenaran Allah pada diri pribadi, pada kemanusiaan dan alam semesta ini, mereka melupakan penggunaan perasaan dan pikiran untuk tujuan-tujuan yang luhur dan meninggalkan kepentingan yang pokok dari kehidupan manusia sebagai pribadi dan bangsa.

Sobat. Selaraskan perkataan dengan perbuatan sesuai syariat. Sebab Ilmu dan amal tanpa mengikuti syariat adalah sesat. Ketahuilah, mulut yang asal bicara dan hati yang terkunci penuh dengan kelalaian dan syahwat adalah pertanda kesengsaraan di akherat. Jika engkau tidak bunuh hawa nafsumu dengan ketulusan mujahadah maka qalbu-mu tidak akan hidup dengan cahaya makrifat.

Sobat. Ingatlah selalu bahwa perbuatan yang menyalahi aturan syariat memiliki banyak pengaruh dan dampak yang berbahaya bagi badan, akal, dan hukuman akhirat dari Allah SWT. Beberapa pengaruh perbuatan yang menyalahi aturan syariat adalah kesempitan dada, kekhawatiran, keraguan, kesedihan, kesempitan rezeki, musibah-musibah, krisis, sedikit turun hujan, dan buah-buahan berkurang, keberkahan hilang, semangat berkurang, serta kerusakan umat, bahkan hukuman-hukuman yang terjadi di alam ini disebabkan kesalahan dan dosa-dosa manusia (Silahkan baca QS. Ar-Ruum ayat 41 ). []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif، M.Si.
CEO Educoach, Penulis Buku Goreskan Tinta Emas dan Gizi Spiritual, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar