Diduga Bakal Ambruk Perekonomian 60 Negara: Inikah Bukti Kegagalan Kapitalisme Global?


TintaSiyasi.com -- Sebanyak 60 negara bakal alami keruntuhan ekonomi dalam waktu dekat dan 40 negara dipastikan runtuh. Data ini disampaikan Jokowi berdasarkan informasi dari Internasional Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia. Jokowi meminta betul-betul untuk bersiap diri (CNBC Indonesia, 14/6/2022).

Situasi ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, disusul krisis keuangan, kemudian krisis energi dan pangan, diperparah dengan perang Rusia dan Ukraina. Akhirnya banyak negara yang menghadapi lonjakan harga energi dan pangan sehingga membuat inflasi meroket. 

Berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia (14/6/2022), data negara yang paling parah akan mengalami resesi ada Rusia yang tahun ini diperkirakan -8,9%, Ukraina dengan -45,1%, Kirgistan -2% dan Moldova -0,4%. Amerika Latin juga alami kejatuhan ekonomi dibandingkan dengan tahun lalu. Antara Meksiko, Chili, Argentina, Kolombia, El Savador, Paraguay, hingga Peru. Sementara itu untuk kawasan Timur Tengah ada Lebanon dan Suriah yang alami kontraksi, masing-masing -6,5% dan -2,6%. Nasib buruk juga diperkirakan menimpa Maroko. Asia Selatan juga bernasib sama. Ada Sri Lanka yang diperkirakan kontraksi -7,8%. Sementara Maldives dan Pakistan alami perlambatan ekonomi.

Keruntuhan serentak 60 negara tentu saja membuat lembaga internasional, baik Bank Dunia maupun IMF kesulitan memberi bantuan kepada negara yang bakal runtuh ekonominya. Karena itu Jokowi mengingatkan untuk berkaca dari beberapa negara yang telah mengalami keruntuhan ekonomi. Menurutnya, negara itu tidak punya cadangan devisa, sehingga tidak bisa beli BBM dan pangan karena pangan dan energinya impor semua, dan terjebak pinjaman utang yang sangat tinggi, karena dept rationya terlalu tinggi (merdeka.com, 21/6/2022).

Krisis ekonomi dalam peradaban kapitalisme niscaya terus berulang, sejarah dunia telah membuktikannya. Prediksi keruntuhan ekonomi 60 negara menjadi lonceng keruntuhan ekonomi kapitalisme, sekaligus memperkuat bukti kegagalan sistem ekonomi kapitalisme. Ketidakmampuan sistem menahan goncangan pandemi, krisis keuangan berkepanjangan, hingga krisis energi dan pangan. Saatnya dibutuhkan strategi ampuh yang mampu membawa ekonomi dunia bangkit dan tahan menghadapi krisis.


Sistem Ekonomi Kapitalisme Niscaya Mengalami Krisis Berulang Hingga Runtuh

Bakal ambruknya ekonomi 60 negara ini telah menjadi lonceng keruntuhan sistem ekonomi kapitalisme global. Detik-detik keruntuhan secara serentak ini semakin memperkuat bukti bahwa sistem ekonomi kapitalisme ini lemah dan rapuh menahan krisis yang terus berulang. Apalagi goncangannya diperparah dengan ketidakmampuannya menghadapi pandemi.

Sistem ekonomi kapitalisme ini secara bawaan memang rentan krisis, faktor luar misal seperti pandemi/wabah, paceklik/kekeringan, hanya faktor yang mempercepat laju keruntuhannya. Pakar Ekonomi Syariah, Dwi Condro Triyono, menyebut bahwa krisis ekonomi akan terus terjadi karena pilar-pilar sistem ekonomi kapitalisme ini sangat rapuh. Ada 3 pilar yang menyumbang kerapuhan sistem ekonomi ini, di antaranya:

Pertama, sistem mata uangnya, yaitu sistem mata uang kertas yang hanya berbasis pada kepercayaan (trust), bukan pada nilai intrinsiknya. Uang kertas Rp 100.000,- nilai intrinsiknya tidak mencapai nilai sebesar itu. Uang kertas juga selalu mengalami inflasi yang permanen karena nilai intrinsiknya dan ekstrinsik berbeda. Uang dengan nominal Rp 100.000,- tahun ini nilainya akan berbeda dengan jumlah yang sama pada 10 tahun yang akan datang. Cengkeraman sistem kapitalisme juga telah menciptakan standar ganda dengan menjadikan mata uang dollar sebagai standart nilai dan alat pembayaran dalam perdagangan internasional. 

Kedua, sistem utang piutang, yaitu utang piutang yang berbasis pada bunga yang bersifat tetap (fixed rate). Sistem utang piutang ini dijalankan oleh mekanisme perbankan. Utang piutang saat ini telah menjadi kebiasaan berbagai negara terutama negara berkembang dan negara dunia ketiga. Banyak dari negara-negara tersebut akhirnya terbebani dengan teknik utang ini. Tidak terkecuali Indonesia yang posisi utang tercatat pada Maret 2022 menjadi Rp7.052,5 triliun (databoks, 25/4/2022). 

Ketiga, investasi asing yang berbasis pada perjudian (speculation). Sistem investasi ini diwujudkan dalam sistem pasar modal. Dengan sistem investasi lewat pasar modal atau pasar saham ini investor asing dengan sangat mudah dapat menguasai perusahaan-perusahaan vital sebuah negara. 

Dengan memainkan uang mereka, dalam waktu tertentu mereka dapat membeli saham perusahaan bagus dan menjualnya kembali saat nilainya menguntungkan. Ada sebuah permisalan mudah dari ekonom Sritua Arief. Untuk 1 dollar AS investasi asing yang masuk ke indonesia, bisa balik keluar dari Indonesia sepuluh kali lipatnya. Maka tidak aneh jika inilah metode perusahaan multinasional untuk menghisap dan mengeksploitasi secara kejam sumber daya alam sebuah negara. 

Kerapuhan sistem ekonomi kapitalisme secara fundamental ini telah menciptakan krisis keuangan yang berulang kali terjadi baik ada pandemi ataupun tidak ada pandemi. Terlebih ada pandemi ini, maka keruntuhan ekonomi akan semakin memperparah keadaan dan tinggal menunggu waktu. Terlebih lagi krisis keuangan yang disusul dengan krisis energi dan krisis pangan semakin melemahkan perekonomian dan menjatuhkannya dalam lubang kehancuran. Hingga wajar muncul prediksi runtuhnya ekonomi 60 negara, termasuk negara-negara adidaya.


Dampak Keruntuhan Ekonomi Kapitalisme Global di Enam Puluh Negara bagi Kesejahteraan Manusia

Kejeniusan manusia kerap membawa kesombongan hingga merasa mampu menciptakan sistem kehidupannya sendiri, yang sudah barang tentu pasti nampak kecacatannya. Inilah sistem ekonomi kapitalisme ramuan otak manusia, yang sedari awal tak pernah mampu menumbuhkan kesejahteraan, malah memperpanjang penderitaan umat manusia di seluruh dunia.

Amerika Serikat yang menjadi induk pengemban sistem kapitalisme, yang telah menjajakannya secara global telah mengalami krisis berulang, bahkan telah nampak keruntuhannya. Maka wajar saja apabila keruntuhannya bakal diikuti negara-negara di seluruh dunia.

Meskipun telah nampak kecacatannya dan nampak ketidakmampuannya menyejahterakan umat manusia, sistem kapitalisme ini masih sombong tak mengakui kelemahannya dan terus berusaha memulihkan kondisinya. Sistem ekonomi kapitalisme meskipun terus berusaha adaptif, namun sebagaimana bubble yang terus membesar di suatu detik pasti akan meledak.

Diakui ataupun tidak, sepanjang diciptakannya sistem kapitalisme berikut sistem ekonominya, sepanjang itu pula kesejahteraan tidak mampu menyentuh umat manusia. Bahkan kekayaan alam yang seharusnya dinikmati bersama, dengan sistem ini telah menjadikan negara sebagai fasilitator karpet merah untuk para kapitalis global menguruk secara pribadi. Privatisasi kekayaan alam di seluruh negara yang mengemban sistem ekonomi kapitalisme telah menjadikan kekayaan hanya berputar di antara para kapitalis, rakyat kecil selamanya tertindas dalam kemiskinan.

Di sektor nonriil, juga telah menampakkan efek kehancuran yang turut menjauhkan umat manusia dari kesejahteraan. Bahkan bukan hanya belakangan ini, telah lama berulang terjadi kebangkrutan pada perusahaan rintisan atau startup yang sebelumnya nampak bergembang pesat, kemudian mengalami bubble burst. Perkembangan startup yang begitu cepat membesar, hanya kosong, sebagaimana bubble semakin besar semakin cepat meledak. Bersama ledakan gelembung startup, telah menciptakan badai PHK, yang sudah pasti menciptakan pengangguran secara massal. Sudah dapat dipastikan efek badai PHK ini mempengaruhi sosial ekonomi umat manusia, karena bubble burst ini telah melanda startup secara global. 

Perbankan yang berbasis ribawi, juga telah nyata membuat perekonomian semakin terpuruk. Efek buruk ekonomi ribawi yang nyata keharamannya, telah nyata pula menyumbangkan penderitaan yang besar bagi kesejahteraan umat manusia. Ribawi dalam skala negara telah menciptakan utang negara yang semakin lama semakin meroket, membebani rakyat dengan kenaikan berbagai macam tarif layanan publik, iuran dan pajak yang terus naik, beban ini semakin menghimpit kesejahteraan rakyat. Ribawi skala individu telah nampak pula menjatuhkan pada jurang kesejahteraan semakin dalam, tak sedikit akibat terlilit ribawi hingga menghabisi nyawa diri sendiri.

Maka, menjadi suatu kepastian jika keruntuhan ekonomi 60 negara nantinya bakal menciptakan penderitaan yang semakin dalam bagi umat manusia. Dan tercipta jurang kesejahteraan semakin dalam, kemiskinan semakin meroket melanda dunia.

Pada hakikatnya, ekonomi kapitalisme memang zalim hanya memikirkan keuntungan kapitalis dan menjadikan rakyat tumbal atas segala kerakusan para oligarki kapitalis. Wajar jika kesejahteraan sulit diwujudkan, kecuali hanya berputar pada lingkaran kecil kaum kapitalis semata.

Kegagalan sistem kapitalisme berikut sistem ekonominya dalam menciptakan kesejahteraan individu, seharusnya mampu membuka mata dunia untuk hijrah menuju sistem yang mampu menjamin kesejahteraan individu, yaitu ekonomi Islam dalam naungan penerapan syariat Islam secara kaffah. 


Strategi Memulihkan Ekonomi dari Krisis Secara Global

Ketidakmampuan sistem ekonomi kapitalisme dalam menahan keruntuhan akibat krisis berkepanjangan memang suatu keniscayaan. Cacatnya sistem ini secara fundamental telah membawa krisis bawaan. Keruntuhannya hanya menunggu waktu. Oleh karena itu, untuk memulihkan ekonomi dari krisis secara global tidak bisa tidak harus dengan mencabut sistem yang cacat untuk diganti dengan sistem yang secara hakiki mampu mewujudkan kesejahteraan bagi umat manusia. 

Sistem buatan manusia sudah pasti memiliki kecacatan, maka solusi harus bergantung pada sistem yang diciptakan oleh Pencipta manusia. Sistem yang bersumber dari wahyu Allah SWT, Al Khaliq sekaligus Al Mudabbir, nyata pernah menguasai hampir duapertiga dunia dan menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia. Saat itu manusia hidup dalam naungan Daulah Khilafah Islamiah.

Di dalam sistem pemerintahan khilafah yang pernah tegak selama kurang lebih 1300 tahun lamanya, bukan tidak mungkin tidak pernah diuji dengan krisis baik dalam bentuk wabah atau pun bencana alam. Khalifah Umar bin Khattab dalam masa pemerintahannya pernah mengalami krisis. Krisis saat itu yang pernah dialami khalifah adalah wabah thaun dan paceklik. Dan sistem ekonomi Islam dapat menyelesaikan krisis sebagaimana yang dicontohkan Khalifah Umar bin Khattab.

Ketika terjadi krisis, Khalifah Umar memberi contoh langsung dan terbaik saat bencana dengan cara berhemat dan bergaya hidup sederhana, bahkan lebih kekurangan dari masyarakatnya. Beliau tidak akan makan enak saat bencana, dipastikan makanannya tidak lebih enak dari rakyat yang terdampak bencana.

Diriwayatkan dari Anas, "Perut Umar bin al-Khathab selalu keroncongan di tahun kelabu, sebab ia hanya makan dengan minyak. Ia mengharamkan mentega untuk dirinya. Ia memukul perut dengan jari-jarinya dan berkata, 'Berbunyilah karena kita tidak punya apa pun selain minyak hingga rakyat sejahtera.'"

Selain itu, pakaian, tempat tidur dan gaya hidupnya semua benar-benar disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi masyarakat. Dengan sikap tersebut, beliau bisa merasakan betul bagaimana penderitaan yang dialami oleh rakyatnya. Inilah pemimpin yang lahir dalam sistem islam, totalitas tanggung jawab ada dan melekat pada diri seorang kepala negara. Bukan basa basi, namun nyata menyesuaikan seluruhnya dengan kondisi masyarakat hingga selesai bencana, bukan sekadar pencitraan belaka.

Kemudian Khalifah Umar segera mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi krisis ekonomi secara cepat, tepat dan komprehensif. Untuk mengoptimalisasi keputusannya, Khalifah segera mengerahkan seluruh struktur, perangkat negara dan semua potensi yang ada untuk segera membantu masyarakat yang terdampak.

Pertama, memastikan semua penanganan berjalan baik, seluruh aparat terlibat membantu dengan optimal menanggulangi krisis. Kontrol khalifah atas kinerja seluruh aparat inilah yang menciptakan sense of crisis pada diri setiap aparat untuk turut meredakan penderitaan rakyat.

Diriwayatkan dari Aslam, "Pada tahun kelabu (masa krisis), bangsa Arab dari berbagai penjuru datang ke Madinah. Khalifah Umar ra. menugaskan beberapa orang (jajarannya) untuk menangani mereka. Suatu malam, saya mendengar beliau berkata, "Hitunglah jumlah orang yang makan malam bersama kita." Orang-orang yang ditugaskan pun menghitung orang-orang yang datang. (Ternyata) berjumlah tujuh puluh ribu orang. Jumlah orang-orang sakit dan yang memerlukan bantuan  sebanyak empat ribu orang. Selang beberapa hari, jumlah orang yang  datang dan yang memerlukan bantuan mencapai enam puluh ribu orang. Tidak berapa lama kemudian, Allah mengirim awan. Saat hujan turun, saya melihat Khalifah Umar ra. menugaskan orang-orang untuk mengantarkan mereka ke perkampungan dan memberi mereka makanan dan pakaian ke perkampungan. Banyak terjadi kematian di tengah-tengah mereka. Saya melihat sepertiga mereka mati. Tungku-tungku Umar sudah dinyalakan para pekerja sejak sebelum subuh. Mereka menumbuk dan membuat bubur."

Kedua, memastikan betul bahwa program tanggap darurat berjalan dengan baik dan bantuan sampai kepada yang membutuhkan dengan baik dan mencukupi pula. Tersebar merata tidak sampai ada yang kekurangan atau di satu titik berlebih dan di titik lain tidak ada sama sekali.

Abu Hurairah ra menceritakan dengan gamblang bagaimana Khalifah Umar ra melakukan itu semua. Ia berkata, "Semoga Allah merahmati lbnu Hantamah. Saya pernah melihat dia pada tahun kelabu memanggul dua karung di atas punggungnya dan sewadah minyak berada di tangannya. Ia meronda bersama Aslam. Saat keduanya melihatku, Umar bertanya, "Dari mana engkau, wahai Abu Hurairah?" Saya menjawab, "Dari dekat sini." Saya pun membantu dia memanggul. Kami memanggul hingga tiba di perkampungan Dhirar. Tiba-tiba ada sekelompok orang berasal dari dua puluh kepala keluarga datang. Umar bertanya, "Ada apa kalian datang?" Mereka menjawab, "Lapar." Mereka pun mengeluarkan daging bangkai yang mereka makan dan tumbukan tulang yang mereka telan. Saya (Abu Hurairah) melihat Umar meletakkan selendangnya. Ia  kemudian memasak dan memberi mereka  makan hingga kenyang. Selanjutnya, Aslam tiba di Madinah dengan  membawa kain bordiran hingga berkeringat dan memberikannya kepada mereka. Selanjutnya, ia selalu mendatangi mereka dan juga yang lain  hingga Allah menghilangkan musibah itu dari mereka."

Ketiga, memobilisasi bantuan dari daerah sekitar dan memotivasi agar berlomba-lomba meringankan saudaranya.

Khalifah Umar langsung bertindak cepat ketika melihat kondisi keuangan Baitul Mal tidak mencukupi penanggulangan krisis. Khalifah Umar segera mengirim surat kepada para gubernurnya di berbagai daerah kaya untuk meminta bantuan. Petugas Khalifah Umar langsung mendatangi Amru bin al-Ash, gubernur di Mesir, "Dari hamba Allah, Umar bin al-Khaththab, Amirul Mukminin, untuk Amru bin al-Ash. Semoga kesejahteraan terlimpah padamu. Selanjutnya, tegakah kau melihatku dan orang-orang di sekitarku, sementara engkau dan orang-orang di sekitarmu hidup penuh kenikmatan? Tolonglah kami, tolonglah kami." 

Amru bin Ash membalas, "Untuk hamba Allah, Amirul Mukminin, dari Amru bin al-Ash. Semoga kesejahteraan terlimpah kepadamu. Saya memuji Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya. Selanjutnya, bantuan akan segera tiba. Untuk itu, bersabarlah. Saya akan mengirim kafilah untukmu. Yang depan berada di dekatmu, sementara yang belakang berada di dekatku. Saya berharap bisa membawa bantuan melalui laut." Gubernur Mesir, Amru bin al-Ash mengirim seribu unta yang membawa tepung melalui jalan darat dan mengirim dua puluh perahu yang membawa tepung dan minyak melalui jalur laut serta mengirim  lima ribu pakaian kepada Khalifah Umar.

Khalifah Umar juga mengirim surat kepada para gubernurnya di Syam. "Kirimkan makanan yang layak untuk kami karena sudah banyak yang binasa kecuali jika Allah merahmati mereka." Surat serupa juga dikirim kepada para gubernurnya di Irak dan Persia. Semuanya mengirim bantuan untuk Khalifah.

Keempat, khalifah langsung memimpin taubatan nashuha, menyerukan taubat meminta ampun kepada Allah agar bencana ini segera berlalu. Karena bisa jadi bencana atau krisis yang ada akibat kesalahan-kesalahan atau dosa yang dilakukan oleh khalifah atau masyarakatnya.

Abullah bin Umar ra meriwayatkan, ia berkata, "Pada suatu malam di waktu sahur saya mendengar ia berdoa, "Ya Allah, janganlah Kau binasakan umat Muhammad saat saya menjadi pemimpin mereka." Ia pun berdoa, "Ya Allah, janganlah Kau binasakan kami dengan kemarau dan lenyapkanlah musibah dari kami." Ia mengulang-ulang kata-kata tersebut.

Kelima, khalifah memberhentikan sementara hukuman had bagi pencuri karena terpaksa demi sekedar menyambung hidup. Dan menunda pungutan zakat saat krisis atau bencana.

Di sinilah tampak jelas Islam memiliki cara tersendiri dan khas dalam menanggulangi krisis dan bencana. Kebijakan yang religius, strategis, totalitas, menyeluruh dan penuh keteladanan. Ini semua dijalankan dalam bingkai keimanan dan ketakwaan dalam Islam. Keimanan dan ketakwaan inilah yang mendorong para pemimpin dan pemangku jabatan dalam khilafah untuk selalu menciptakan kebijakan-kebijakan yang mampu menjadi penyeesaian bagi umat manusia.

Sistem ekonomi Islam dalam bingkai khilafah unggul dan mampu bertahan ketika terjadi krisis karena beberapa hal, yaitu:

Pertama, sistem Islam akan mengakhiri sistem mata uang kertas yang rentan terjadi fluktuasi dan tentu akan menghapuskan dominasi dolar sebagai standart nilai dan alat pembayaran perdagangan internasional. Sistem ekonomi Islam akan menjadikan dinar dan dirham sebagai nahkoda untuk alat pembayaran. Dinar dan dirham tersebut mempunyai nilai intrinsik dan ekstrinsik yang sama. Jelas ini mampu membuat ekonomi Islam kuat dan tak terbelenggu oleh dolar. Selain itu teruji memiliki fluktuasi yang sangat kecil.

Kedua, dalam sistem ekonomi Islam tidak dibenarkan adanya riba dalam segala aktivitas ekonominya. Sehingga sektor non riil yang menjadikan uang sebagai komoditas tidak dibenarkan dan jelas ditutup segala bentuk akad yang terdapat perjudian atau riba. Segala hutang piutang termasuk kegemaran hutang oleh negara untuk pembiayaan APBN tidak akan terjadi. Dari sini maka pintu terjadinya pelemahan ekonomi akibat beban pembayaran hutang dapat dikurangi. Secara politis, pintu untuk dikuasainya kedaulatan negara oleh asing juga dapat dicegah.  

Ketiga, syariat Islam akan menghapus sektor non riil seperti pasar saham yang penuh dengan spekulasi dan perjudian. Sistem ekonomi islam akan memaksimalkan usaha peningkatan laju pertumbuhan sektor riil saja.

Selain dari 3 hal tersebut, sistem ekonomi Islam sebenarnya memiliki paradigma mendasar yang bertentangan dengan sistem kapitalisme. Jika kapitalisme fokus pada peningkatan laju produksi untuk melihat terpenuhinya kebutuhan manusia atau tidak, atau dengan kata lain terpenuhinya kebutuhan secara kolektif  yang terlihat dari produksi dan pendapatan nasional maka dalam sistem islam yang menjadi fokus adalah sampai atau tidaknya distribusi kebutuhan pokok manusia kepada setiap individu warga negara. 

Sistem islam juga mempersiapkan bangunan ketahanan yang kuat tatkala islam membagi kepemilikan dengan 3 jenis. Ada kepemilikan umum, negara, dan individu. Apa yang menjadi kepemilikan umum seperti tambang, hutan dan laut atau sejenisnyam tidak boleh dikuasai bahkan dimiliki oleh individu atau korporasi tertentu. Wilayah tersebut harus dikuasai oleh negara dan keuntungannya dikembalikan ke umat. 

Inilah yang terjadi pada sistem kapitalisme  yang zalim ini saat ini. Adanya kebebasan kepemilikan, telah menjadikan hak untuk umum atau negara telah dikuasai oleh segelintir orang saja. Akhirnya sumber-sumber pendapatan potensial yang harusnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan umat hilang. 

Sistem ekonomi Islam selain bebas dari riba, juga mampu mewujudkan perdagangan yang sehat. Tentunya dengan meniadakan monopoli, kartel, mafia, penipuan, dan segala akad yang bertentangan dengan Islam. Hal tersebut akan mempercepat memulihkan kondisi ekonomi jika terancam krisis.


Penutup

Sistem ekonomi kapitalisme niscaya mengalami krisis berulang hingga runtuh. Secara fundamental, sistem ini memang rentan krisis, diperparah dengan adanya pandemi hingga dunia mengalami krisis energi dan krisis pangan. Sehingga bakal runtuhnya ekonomi 60 negara hanyalah efek domino dari kerapuhan dan lemahnya sistem ekonomi kapitalisme.

Dampak keruntuhan ekonomi kapitalisme global di 60 negara dapat dipastikan menjauhkan umat manusia dari harapan sejahtera. Kemiskinan yang semakin meroket akan melanda dunia, menciptakan penderitaan yang berkepanjangan bagi umat manusia yang sepanjang peradaban kapitalisme tak merasakan kesejahteraan hakiki. Kezaliman yang ditimpakan sistem kapitalisme berikut sistem ekonominya terhadap umat manusia adalah nyata.

Sistem ekonomi Islam memiliki aturan yang khas dalam menyelesaikan krisis baik akibat pandemi ataupun bencana. Sepanjang peradabannya jarang terjadi krisis, saat terjadi krisis pun mampu memulihkan kondisi ekonomi secara cepat, tepat dan komprehensif.

Keunggulan sistem ekonomi Islam dalam kemampuannya bertahan saat terjadi krisis karena beberapa hal, yaitu:
Pertama, sistem Islam akan mengakhiri sistem mata uang kertas yang rentan terjadi fluktuasi dan tentu akan menghapuskan dominasi dolar sebagai standart nilai dan alat pembayaran perdagangan internasional. Sistem ekonomi Islam akan menjadikan dinar dan dirham. Kedua, dalam sistem ekonomi Islam tidak dibenarkan adanya riba dalam segala aktivitas ekonominya. Ketiga, syariat Islam akan menghapus sektor non riil seperti pasar saham yang penuh dengan spekulasi dan perjudian. []


#LamRad
#LiveOppressedOrRiseUpAgainst


Oleh: Dewi Srimurtiningsih
Dosol Uniol 4.0 Diponorogo

Posting Komentar

0 Komentar