Jadilah Muslim Merdeka di Tengah Negeri yang Kian Terjajah

TintaSiyasi.com -- Allah berfirman : Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", (QS An Nahl : 36). Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (QS Al Anbiya : 25). Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz Dzariyat : 56). Hanya Engkaulah yang Kami sembah dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan (QS Al Fatihah : 5).
 
Kemerdekaan hakiki sesungguhnya adalah ketika terciptanya kehidupan seimbang dan sesuai dengan fitrah manusia. Islam adalah agama paripurna yang Allah turunkan untuk menyelaraskan kehidupan. Maka dari itu, tidak ada pilihan lain untuk meraih kemerdekaan hakiki selain penghambaan secara totalitas kepada Allah SWT.
 
Tentu penghambaan secara totalitas itu harus dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber pedoman dan hidup di semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, baik individu, keluarga dan lebih-lebih oleh negeri ini dan melepas dari belenggu aturan dari manusia atau orang kafir. Jika hari ini bangsa ini masih dibawah pengaruh aturan kapitalisme sekuler dan mengabaikan aturan Allah yakni Al-Qur’an maka sesungguhnya negeri ini belum bisa dikatakan merdeka.
 
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta. (QS Thaha : 124)
 
Allah juga mengancam tidak akan menurunkan pertolongan dan kemenangan jika negeri ini masih cenderung kepada negara kafir untuk dijadikan sandaran dan minta bantuan, sebagaimana firman Allah : ...dan janganlah kamu cenderung minta bantuan kepada orang-orang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. Dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong selain Allah SWT, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan atau kemenangan atas musuh-musuh kalian.
 
Karena itu esensi kemusliman seseorang adalah kemerdakaan, sebab kata Muslim itu sendiri maknanya adalah berserah diri kepada Allah. Berserah diri kepada Allah dan meninggalkan penghamaan kepada makhluk adalah kemerdekaan dalam arti yang sesungguhnya. 

Maka, tetaplah menjadi seorang Muslim yang artinya menjadi orang merdeka, meski hidup di tengah negeri yang justru kian terjajah karena meninggal syariah Islam dan beralih kepada ideologi kapitalisme sekuler dan demokrasi liberal.
 
Makna yang melekat kata Muslim bukan hanya merdeka dari penghambaan makhluk namun juga terkandung konsekuensi untuk memerdekakan manusia lain dan bahkan memerdekakan negerinya. Seorang Muslim memiliki kewajiban profetik untuk menjadi pejuang agama Allah dan berjuang hingga hukum Allah diterapkan dalam negara secara kaffah hingga mencapai kemerdaan hakiki. Rasulullah membangun negara madinah sebagai negara yang merdeka karena telah menerapkan hukum Allah secara kaffah.
 
Indonesia, meski sebagai negeri Muslim terbesar dunia, namun faktanya justru masih terjajah dan makin terjajah oleh ideologi kufur kapitalisme demokrasi sekuler liberal. Meski secara fisik penjajah telah hengkang dari negeri ini, namun hukum penjajah yang justru diterapkan. Indonesia lepas dari perang simetris dan masuk ke perang asimetris.
 
Mari kita berfikir dan merenung secara mendalam, agar kita mampu berbuat yang terbaik untuk bangsa ini. Agar kemerdekaan bangsa ini tidak kita sia-siakan. Bahwa sesungguhnya, kemerdekaan bangsa ini pada tahun 1945 adalah merdeka level satu, yakni merdeka secara fisik. Merdeka level satu ditandai dengan tidak adanya lagi tentara asing yang menembaki, menzalimi, menyiksa dan menangkap rakyat kecil. Untuk merdeka level satu inipun, negara Irak, Afghanistan dan Palestina belum bisa merasakan hingga hari ini.
 
Merdeka level dua adalah merdeka memilih pemerintah. Untuk merdeka level dua ini, kita lebih merdeka dibandingkan Australia atau kanada. Karena di kedua negara itu kepala negaranya dipilih oleh Ratu Inggris, bukan oleh rakyatnya sendiri. Pada level dua, Indonesia belum merdeka 100 persen, sebab ,meski rakyat yang memilih presiden, namun masih ada campur tangan asing. Bahkan seringkali campur tangan ini sangat dominan, terutama dari sisi penggiringan opini. Tak ada pemilu yang tidak diintervensi asing di negeri ini.
 
Merdeka level tiga adalah kebebasan memilih hukum. Di level tiga ini derajat kemerdekaan Indonesia lebih rendah lagi. Betul undang-undang kita disahkan di DPR hasil pilihan rakyat. Namun ada sekian banyak draf yang dibuat oleh lembaga-lembaga asing seperti IMF, UNDP dan USAID. 

Undang-undang strategis seperti UU migas, listrik, penanaman modal  dipastikan ada intervensi asing di dalamnya. Hanya undang-undang yang tidak strategis yang tidak diintervensi. Jika negara merdeka level 1, 2, dan 3 ini 100 persen, maka negara itu bisa disebut telah merdeka secara fisik sepenuhnya, seperti Korea Selatan. Meski masih miskin, namun merdeka level 1, 2, dan 3 dipastikan negara yang professional.
 
Merdeka level 4 adalah merdeka secara ilmu dan teknologi, yakni negara yang mampu menciptakan teknologi untuk kebutuhan rakyatnya sendiri. Derajat merdeka level 4 bangsa ini sangat rendah, meski masih sedirkit diatas Arab Saudi dan Brunai Darusalah yang seluruh teknologinya diimpor dari luar negeri. 

Indonesia masih memiliki kampus teknologi yang top 600 dunia dan masih punya industri teknologi. Namun harus diakui bahwa kita masih terjajah oleh teknologi asing, karena masih sangat tergantung kepada asing. Akibatnya asing masih mudah mempermainkan bangsa ini melalui teknologi yang mereka buat. Bahkan melalui teknologi asing, google menghapus peta Palestina dari peta dunia.
 
Kita masuk merdeka level 5. Merdeka level 5 adalah merdeka secara ekonomi. Di bidang ekonomi, bangsa ini masih kategori terjajah, belum merdeka. Sistem ekonomi bangsa ini sangat rentan, karena terlalu mudah dipengaruhi oleh gonjang-ganjing ekonomi dunia, baik sengaja maupun tidak. 

Sektor-sektor ekonomi strategis bangsa ini justru kini dikuasai oleh asing.
Negara yang telah meraih merdeka level 4 dan 5 dapat dipastikan sebagai negara yang produktif. Mereka berada dijajaran negara maju dan kaya. Negara merdeka level 4 dan 5 seperti Korea selatan, China dan Jerman.
 
Adapun negara yang merdeka level 6 adalah merdeka secara ideologis. Ideologi akan mendorong sebuah negara untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, peradabannya, sosial budayanya, bahkan bisa mempengaruhi negara lain. Negara merdeka level 6 ini akan menjadi negara yang powerfull. Negara merdeka level 6 ini misalnya Amerika, yang pada masa lalu juga Inggris, uni soviet dan perancis.
 
Kini kita sampai pada merdeka level tertinggi, yakni merdeka level 7. Merdeka level 7 ini adalah ketika sebuah negara beserta rakyatnya hanya menghamba kepada Allah Sang Pencipta manusia dan alam semesta, terlepas sepenuhnya kepada penghambaan kepada manusia melalui sistem apapun, baik otoriter maupun demokratis. Merdeka level 7 adalah merdeka secara aqidah.
 
Negara yang mencapai kemerdekaan level 7 akan cepat berkembang menjadi negara yang professional, produktif dan powerfull. Negara model inilah yang akan menebarkan rahmat bagi alam semesta, bukan menjajah negara lain.  
 
Islam dengan seluruh hukum syariahnya adalah sistem terbaik yang diturunkan Allah kepada seluruh manusia untuk mengatur seluruh aspek kehidupan mereka baik kehidupan individu maupun masyarakat. Hukum-hukum Islam meliputi seluruh aspek kehidupan manusia seperti ritual, pendidikan, ekonomi, teknologi, politik, budaya dan peradaban.
 
Karena itu jika negeri ini ingin mencapai kemerdekaan level tertinggi, yakni level 7 kuncinya ikuti saja aturan Allah dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di seluruh bidang kehidupan. Tentu hal ini tidak mudah, mengingat bangsa besar ini baru mencapai merdeka level 1. Masih ada 6 level lagi yang harus dicapai.
 
Inilah tugas kita sebagai generasi penerus kemerdekaan yang telah diraih oleh para pendahulu kita. Kita hari ini harus secara serius memahami ini dan berbuat benar dan terbaik. Miliki aqidah yang kokoh, akhlak yang mulia, ahli ibadah, ilmu yang mendalam, mental yang kuat, visi yang jelas dan tentu saja jiwa kepemimpinan dan kemandirian. Penting juga ditopang oleh ukhuwah islamiyah yang kokoh serta doa dan tawakal memohon pertolongan Allah dari setiap haraqah dan usaha perjuangan ini. InsyaAllah cita-cta sebagai umat terbaik akan segera bisa kita raih.
 
Sebagai anak bangsa besar,  mari kita meningkatkan kualitas diri kita menjadi generasi level 7. Sebab kemerdekaan level 7 hanya diisi oleh generasi bangsa level 7 pula. Generasi level 7 adalah generasi yang beriman, bertaqwa, berilmu, dan memiliki mental baja dalam usaha dan perjuangan. Generasi level 7 inilah yang dijanjikan Allah akan mendapatkan keberkahan hidup. Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (QS Al A’raf : 96)
 
Semoga kita punya komitmen dan istiqamah dalam meraih cita-cita kemerdekaan hakiki yakni level 7. Semoga Allah melindungi seluruh kaum muslimin di seluruh dunia dan segera menurunkan pertolonganNya berupa kemerdekaan tertinggi yang melahirkan peradaban mulia yang menebarkan rahmat bagi alam semesta. Maka, tetaplah jadi seorang Muslim yang merdeka di tengah negeri Indonesia yang kian terjajah dan jadilah muslim yang secara sungguh-sungguh berjuang mencapai kemerdekaan hakiki atas negeri ini.


Oleh: Dr. Ahmad Sastra
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa

Posting Komentar

0 Komentar