Gunakan Waktu Sebagai Momentum untuk Berprestasi

TintaSiyasi.com -- Sobat. Sadarilah bahwa waktu adalah modal utama untuk meraih kesuksesan. Hidup adalah kompetensi  untuk  meraih prestasi. Terbuangnya waktu secara sia-sia sama halnya membuang  usia  yang berharga. Menyia-nyiakan usia sama halnya menghilangkan  kesempatan  untuk berprestasi. 

Sobat. Hidup yang  cuma sekali  ini, kita harus berusaha mencetak  prestasi  sekecil apa pun prestasi itu. Jika tidak, maka sungguh merugi sekiranya  kita  hidup tanpa prestasi. 

Sobat. Kenapa kita  sering  kehilangan  momentum  untuk  berprestasi? Sebab kita lebih banyak menyia-nyiakan kepada hal-hal yang kurang  bermanfaat, betul enggak? Berjalan ke sana ke mari tanpa arah dan tujuan. Tidur-tiduran, menonton film, berstatus ria di facebook, chating, browsing selama berjam-jam setiap harinya. Yuk lihat bagaimana orang-orang hebat mampu mengukir prestasi di lorong waktu dan bandingkan di manakah posisi kita berada?

Rasulullah Muhammad SAW  adalah tokoh paling sukses sejagat. Hanya dalam waktu 23 Tahun, beliau sudah mampu  membangun peradaban  terbesar dalam sejarah. Jauh menandingi  imperium yunani kuno dan romawi  yang telah ribuan tahun berjaya. Kunci prestasi Rasulullah SAW adalah disiplin  menghargai  waktu. Sungguh prestasi  yang luar biasa!

Abu Hurairah  beliau adalah sahabat yang paling banyak  meriwayatkan hadis Rasulullah SAW. Beliau selalu menyertai Rasul, ke mana pun beliau pergi. Abu Hurairah  meninggal pada tahun 58H. Beliau  baru  masuk  Islam  pada  usia  30 tahun. Beliau sahabat Rasul yang paling banyak meriwayatkan hadis  tercatat hafal sebanyak 5.374 hadis. Kunci Prestasi Abu Hurairah  tak pernah menyia-nyiakan waktu.

Zaid  bin Tsabit pakar bahasa  dia menguasai bahasa Persia hanya dalam tempo 2 bulan. Rasulullah pernah bertanya  kepadanya, “Apakah engkau  mampu menguasai bahasa ibrani?”  Pertanyaan itu seakan menjadi motivasi baginya, hingga  dalam waktu 17 hari  ia telah menguasainya. Inilah bukti  keajaiban  semangat menggunakan  waktu.

Imam al-Ghazali  usia beliau tak lebih dari 50 tahun. Semasa hidupnya  telah menghasilkan karya ratusan dan berjilid-jilid. Di antaranya; Mukasyafatul Qulub, Minhajul ‘Aabidin dan  Ihya Ulumuddin  merupakan karya paling monumental  dalam  sejarah dan menjadi rujukan bagi  para ulama  dari berbagai penjuru dunia selama berabad-abad lamanya. Kunci keberhasilan Imam al-Ghazali tak pernah mau menyia-nyiakan waktu.

Imam Nawawi karya beliau melebihi usianya. Beliau meninggal pada usia sekitar 45 tahun dan beliau meninggalkan  warisan  yang sangat besar. Beliau meninggalkan  ratusan jilid buku dari berbagai  cabang ilmu hadis, fiqh, tafsir, dan sebagainya. Waktunya habis untuk menuntut ilmu, bahkan di jalan pun, beliau tetap membaca. Dan selama dua tahun tidak pernah berbaring sekejap pun, demi menuangkan gagasan beliau dalam sebuah karya.

Syeikh Ali Thantawi membaca  100 – 200 halaman  setiap harinya. Bila dihitung dengan umurnya  yang hanya berumur 70 tahun. Beliau telah membaca sebanyak 5.040.000 halaman buku. Baik buku besar maupun buku kecil. Beliau pernah berkata, “Artikelku yang telah dimuat di media massa lebih dari 13.000 lembar dan sejumlah itu pula artikelku yang hilang entah ke mana”.

Syeikh Abdul Halim Mahmod  mantan  Grand Syeikh Al-Azhar saat melanjutkan studi ke Universitas Shorbone  beliau belajar bahasa perancis secara otodidak  bermodalkan  sebuah kamus  yang menyertai ke mana pun beliau pergi hasilnya  dalam tempo 4 bulan, beliau sudah  fasih berbahasa perancis.  Rahasia  kesuksesan beliau-beliau  selalu memanfaatkan  waktu secara efisien.

Syeikh Yusuf al-Qardhawi  beliau adalah ulama terproduktif  saat ini  tidak kurang dari 100 judul buku  dari 14 bidang pebahasan ilmu. Ratusan buku tentang fatwa-fatwa kontemporer  telah beliau hasilkan. Tahukah anda Syeikh Yusuf al-Qardhawi  tak pernah menyia-nyiakan  waktunya  hanya sekedar  duduk menikmati perjalanan antar negara. Dalam satu kali penerbangan beliau mampu menghasilkan satu judul buku.

Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh dunia  yang bisa menjadi teladan bagi kita akan pentingnya waktu sebagai momen untuk menciptakan prestasi.

Sobat. Pantaslah para ulama  zaman dahulu  memiliki waktu yang full barokah  sebab mereka  mengetahui betapa  nilai waktu  itu lebih berharga  daripada  emas  dan  permata sekalipun. Maka kalau kita ingin sukses jangan biarkan waktu lewat begitu saja  tanpa  membuat perbedaan dalam hidup kita dengan prestasi yang  membuat hidup menjadi lebih berkah dan mulia.

Salam dahsyat dan luar biasa! []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si
(CEO Educoach dan Penulis Buku-buku Motivasi dan Pengembangan diri, Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)

Posting Komentar

0 Komentar