Runtuhnya Kapitalisme dan Kembalinya Islam

TintaSiyasi.com -- Yakin atau tidak, Islam pasti menang. Karena itu memang janji Allah. Bahkan, Allah mengulang ayat ini, dengan akhiran yang berbeda, sebanyak tiga kali.

هُوَ ٱلَّذِیۤ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِینِ ٱلۡحَقِّ لِیُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّینِ كُلِّهِۦ

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur`ān) dan agama yang benar untuk dimenangkan atas segala agama..”

Pertama, Q.S. al-Fath: 28. Dengan akhiran, “Wakafa Billahi syahida” (Cukuplah Allah yang Menjadi Saksi). Kedua, Q.S. as-Shaf: 9. Ketiga, Q.S. at-Taubah: 33. Keduanya dengan akhiran, “Walau Kariha al-Musyrikun” (Meski orang Musyrik tidak menyukainya).

Q.S. al-Fath: 28 turun dalam perjalanan dari Makkah ke Madinah, setelah Umrah Hudaibiyah, tahun 6 H. Sebelum Makkah takluk di tangan kaum Muslim. Sedangkan Q.S. as-Shaf: 9 dan Q.S. at-Taubah: 33 turun setelah penaklukan kota Makkah. Q.S. at-Taubah sendiri turun tahun 9 H.

Inilah janji Allah. Janji itu terbukti. Islam pun berkuasa selama 14 abad di muka bumi, sampai akhirnya payung kekuasaannya dihancurkan. 

Kini, setelah 101 tahun, Islam dan umatnya tidak mempunyai payung, Islam kembali hidup dan menjadi harapan kaum Muslim.

Bukan hanya harapan mereka, tapi dunia. Terlebih saat kapitalisme benar-benar sudah keropos luar dalam. Sosialisme dan komunisme pun sudah runtuh.

Buku “Inhiyar ar-Ra’sumaliyah wa Dhuhur al-Islam” ini ditulis oleh Dr Muhammad Malkawi, yang pernah hidup Uni Soviet di era sosialisme, dan hidup di AS yang menerapkan kapitalisme. 11 tahun, setelah beliau prediksi Uni Soviet dan sosialisme ini hancur, akhirnya terbukti.

Semua dipaparkan di dalam buku ini. Begitu juga prediksinya akan kembalinya Islam. Islam sebagai solusi, bukan ancaman. Justru saat dunia benar-benar hidup dalam kegelapan. Semuanya dipaparkan di dalam buku ini.

Iya. Seperti judul kitab al-Hafidz Ibn Katsir, “Al-Bidayah wa an-Nihayah”. Semua ada awalnya. Semuanya pun ada akhirnya. Begitulah kehidupan.

Tetapi, Islam akan tetap kokoh sebagai cahaya kehidupan bagi umat manusia. Masalahnya, apakah umat manusia, khususnya umat Islam, benar-benar sudah siap menyambut kembalinya Islam atau tidak, sebagaimana Madinah? []


Oleh: K.H. Hafidz Abdurrahman
Khadim Ma'had Syaraful Haramain

Posting Komentar

0 Komentar