Puncak Rajab 1443 H: Inikah Momentum Kapitalisme Runtuh, Peradaban Islam Tegak Kembali?



TintaSiyasi.com -- Bulan Rajab bulan mulia. Setiap bulan Rajab umat Islam senantiasa diingatkan dua peristiwa sejarah. Peristiwa Isra Mikraj dan keruntuhan khilafah Islam. 101 tahun yang lalu, perisai kaum Muslim khilafah Islam diruntuhkan oleh Mustafa Kemal Ataturk laknatullah. Seabad sudah umat Islam tidak memiliki junnah (perisai). Akhirnya, umat Islam bagaikan ayam yang kebingungan di dalam lumbung padi. Kegelapan telah membuatnya tidak mampu melihat kebenaran. 

Umat Islam di berbagai belahan dunia terzalimi. Diatur dengan aturan yang yang bertentangan dengan Islam, bahkan umat Islam dipaksa terlepas dari akidahnya untuk bisa selamat dari kezaliman yang ada. Baik di negeri mayoritas maupun minoritas, umat Islam sama-sama terzalimi.

Diskriminasi, persekusi, kriminalisasi, dan alienisasi menimpa umat Islam. Islam yang mampu membawa rahmat bagi seluruh alam distigmatisasi. Islamofobia dihembuskan di segala lini. Monsterisasi ajaran Islam digaungkan oleh musuh-musuh Islam. Melihat situasi yang demikian, akankah Islam hilang kemuliaannya? Apakah umat Islam akan kalah? Tentu tidak. 

Karena sejatinya, mereka yang menghinakan Islam sedang menghinakan dirinya sendiri. Sesungguhnya, mereka yang memusuhi ajaran Islam, sedang menyiapkan kayu bakar untuk membakar dirinya sendiri. Sungguh mereka yang memusuhi Islam akan jatuh tersungkur dan terhina. Oleh karena itu, apa pun kondisinya umat Islam tidak boleh putus asa dalam memperjuangkan kemuliaan Islam demi menyongsong tegaknya peradaban Islam.

Korelasi Peringatan Rajab 1443 dengan Ambruknya Kapitalisme dan Tegaknya Peradaban Islam

Banyak di antara umat Islam yang tidak tahu, 101 tahun yang lalu kekhilafahan Turki Utsmani runtuh. Tepatnya pada tanggal 28 Rajab 1342 Hijriah. Pada tanggal itu Mustafa Kamal Ataturk laknatullah telah mengubah sistem pemerintahan Islam di Turki Utsmani yang semula khilafah menjadi demokrasi. Itulah hari, ketika umat Islam kehilangan ibu kandungnya sendiri dan sekarang umat Islam diasuh oleh ibu tiri yang jahat dan bengis. Yakni, sistem kapitalisme sekuler. Inilah pangkal kezaliman di berbagai belahan dunia.

Berbicara terkait ideologi, ideologi adalah akidah aqliyah yang memancarkan aturan dalam aspek kehidupan. Ideologi selalu ada baik diemban oleh individu, kelompok, ataupun negara. Ideologi tidak akan pernah mati. Pun demikian, ideologi Islam. Sekalipun ideologi Islam belum diemban oleh negara, sekarang ideologi Islam baru diemban oleh individu dan kelompok.

Dua ideologi lain yang rusak dan rapuh sejak lahir adalah sosialisme komunis dan kapitalisme. Dua ideologi tersebut diemban oleh negara. Hanya saja hari ini umat Islam disuguhkan kesombongan dan arogansi ideologi kapitalisme. Ideologi kapitalisme adalah akar masalah ketidakadilan dan penindasan di muka bumi ini. Mungkinkah ideologi kapitalisme yang sekarang berkuasa dengan keangkuhannya bisa ambruk?

Kehancuran peradaban kapitalisme adalah keniscayaan dan kepastian. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah hadis berikut. Imam Ahmad telah meriwayatkan hadits dari Nu’man bin Basyir, radhiya-Llahu ‘anhu, berkata:

كنا جلوساً في المسجد فجاء أبو ثعلبة الخشني فقال: يا بشير بن سعد أتحفظ حديث رسول الله ﷺ في الأمراء، فقال حذيفة: أنا أحفظ خطبته. فجلس أبو ثعلبة. فقال حذيفة: قال رسول الله ﷺ: تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكًا عاضًا فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكًا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، ثم سكت.

““Ketika kami sedang duduk di masjid, Abu Tsa’labah al-Khasyani datang. Dia berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah Anda hapal hadits Rasulullah saw. tentang kepemimpinan?” Hudzaifah berkata, “Saya hapal khutbah baginda.” Abu Tsa’labah pun duduk. Hudzaifah bertutur, “Rasulullah Shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Akan ada era kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada kekuasaan yang zalim. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada kekuasaan diktator. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian ia diangkat [diakhiri] oleh Allah, jika Dia berkehendak untuk mengangkat [mengakhiri]-nya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian. Baginda Shalla-Llahu ‘alaihi wa Sallam kemudian diam.”

Sejatinya, keruntuhan khilafah telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Tetapi, Rasulullah SAW juga telah menyampaikan kabar gembira (bisyarah) akan tegaknya kembali peradaban Islam. Otomatis, ini adalah bisyarah akan kehancuran peradaban Barat kapitalisme. Hal inilah yang seharusnya jadi keyakinan umat Islam saat ini.

Pada faktanya, umat Islam yang sudah lama dinina-bobokan dengan sistem kapitalisme sekuler telah abai dan lupa akan hal ini. Kapitalisme sekuler telah menjauhkan umat dari Islam hakiki dan telah mengubah sosok Islam yang rahmatan lil'alamin menjadi sosok yang radikal, intoleran, dan ekstrem. Barat membuat narasi negatif, bagi umat Islam yang menginginkan penerapan Islam kaffah dan khilafah. Islam diterjemahkan sesuai kepentingan Barat dan sedihnya banyak umat Islam yang menjadi corong Barat atas hal ini. 

Oleh karena itu, di bulan Rajab yang mulia ini penting mengingatkan umat Islam akan peristiwa keruntuhan khilafah Islam dan meyakinkan umat Islam, kapitalisme pasti ambruk dan khilafah pasti tegak. Mengapa penting? Karena beberapa hal berikut. Pertama, kapitalisme adalah ideologi yang cacat sejak lahir. Akidah kapitalisme adalah sekularisme, yakni memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Sebenarnya ini bertentangan dengan fitrah manusia, tidak memuaskan akal, dan tidak mampu menciptakan ketentraman jiwa. Manusia yang telah diciptakan oleh Allah SWT seharusnya diatur dengan aturan yang datang dari-Nya. Tapi, kapitalisme telah menjauhkannya. Sehingga, banyak manusia rusak yang diproduksi oleh ideologi kapitalisme. 

Kedua, umat Islam harus memahami dan percaya diri bahwa solusi problematika kehidupan adalah dengan menerapkan sistem Islam secara sempurna dalam bingkai khilafah. Sekalipun Barat telah mencap khilafah itu radikal dan sebagainya, bahkan hal itu diamini oleh beberapa penguasa-penguasa Muslim. Tapi, haruslah umat Islam tak terperdaya dan tertipu oleh narasi sumbing yang digembar-gemborkan kapitalisme Barat. Umat Islam harus yakin Islam solusinya dan memperjuangkan kemuliaan khilafah di tengah-tengah persoalan yang menimpa umat saat ini.

Ketiga, umat Islam harus mempersiapkan diri untuk menjemput pertolongan Allah (nashrullah). Yakni, dengan tegaknya peradaban Islam Khilafah Islamiah. Sebagai umat Islam harus memantaskan diri, memperbaiki diri, dan terus memperjuangkan kembalinya peradaban Islam Khilafah Islamiah. Jika, yang menegakkan khilafah Islam yang pertama adalah Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat. Sungguh umat Islam sekarang harus meneladani mereka dalam menegakkan peradaban agung ini. Bisa jadi, khilafah Islam belum tegak karena umat masih belum siap. Tugasnya para pengemban dakwah untuk mempersiapkannya.

Dampak Ambruknya Kapitalisme bagi Umat Islam

Dampak ambruknya kapitalisme adalah kemenangan umat Islam. Lonceng kematian kapitalisme sudah berdentum, sudah saatnya Islam memimpin dunia. Sekalipun rasanya sulit, tetapi kenyataan tidak boleh memupuskan keyakinan. Umat Islam harus menjadi pendobrak runtuhnya ideologi kapitalisme. Karena menghancurkan kezaliman kapitalisme adalah tanggung jawab bersama umat Islam. Maka, patutlah umat bersatu dan menguatkan ukhuwah islamiah.

Sebelumnya umat Islam harus memahami kesalahan-kesalahan ideologi kapitalisme. Hal ini penting karena dengan memahaminya, umat Islam yakin akan kehancuran peradaban Barat. Ada beberapa kritik kritis terhadap kapitalisme Barat. Pertama, rasionalisme dalam arti akal yang memutuskan segala sesuatu. Kedua, kebebasan individu dan kebebasan umum dengan dimensi pemikiran, politik, ekonomi, dan sosialnya.

Pertama, ideologi kapitalisme menjadikan hawa nafsu sebagai pemutus perkara kehidupan. Sehingga wajar ditemui percekcokan, permusuhan, adu kepentingan, dan sebagainya. Sebenarnya ideologi kapitalisme ini irasional, karena tidak sesuai fitrah manusia, memuaskan akal, dan menentramkan jiwa. Kedua, membawa liberalisme. Kebebasan individu dan kebebasan umum dengan dimensi pemikiran, politik, ekonomi, dan sosialnya ini menciptakan manusia-manusia yang rusak dan merusak. Sebagai hamba Allah SWT, seharusnya taat kepada Rabb-nya. Tetapi di dalam kapitalisme, manusia dibebaskan, bahkan dilarang untuk taat kepada Rabb-nya. Ini jelas tidak masuk akal dan tidak sesuai fitrah manusia.

Ketiga, individualisme. Kapitalisme bisa disebut individualisme, karena yang seharusnya jadi kepemilikan umum bebas dimiliki oleh individu. Padahal, dalam Islam dibagi ada ranah yang boleh dimiliki individu dan ada yang wajib dikelola negara untuk umum. Keempat, pluralisme subur. Dalam ideologi kapitalisme tidak ada kebenaran hakiki, kebenaran bersifat relatif dan berdasarkan penafsir kebenaran itu sendiri. Wajar jika semua agama dianggap benar, semua Tuhan dianggap benar dan ada, padahal ini adalah syirik. Dan inilah yang menciptakan ketidakadilan tiada tara. Seharusnya umat Islam berkiblat kepada Allah Yang Mahabenar, tetapi malah diajak untuk menafsirkan kebenaran berdasarkan hawa nafsunya. Kelima, hak asasi manusia. Katanya kapitalisme memberikan HAM, tetapi pada kenyataannya, HAM hanya untuk pelaku kemaksiatan. Umat Islam yang harus taat dan patuh pada syariat dianggap melanggar HAM. HAM dijadikan pisau bermata dua, sesuai kepentingan pemilik pisau.

Keenam, ide kesetaraan secara keseluruhan yang darinya dihasilkan ide kesetaraan gender. Ide ini telah mencabut fitrah kaum hawa. Seharusnya kaum hawa taat menjadi durhaka kepada syariat. Ketujuh, hedonisme. Sehedon apa pun penganut kapitalisme, sebenarnya tidak pernah bahagia. Mereka hanya menjadi penghamba dunia yang tidak pernah mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Walaupun kelihatannya glamor dan mewah, tak ubahnya mereka itu miskin jiwanya.

Penjelasan di atas membuktikan rapuhnya ideologi kapitalisme. Oleh karena itu, ambruknya kapitalisme adalah sebuah kepastian yang harus diyakini umat Islam. Jangan sampai umat Islam menjadi penghamba ideologi sesat kapitalisme. Umat Islam harus menjadi peruntuh kapitalisme dan pejuang kembalinya peradaban Islam Khilafah Islamiah. 
 
Strategi Umat Islam Mengembalikan Peradaban Islam Khilafah Islamiah sesuai Metode Kenabian

Kembalinya khilafah yang kedua adalah janji Allah SWT dan bisyarah Rasulullah Saw, sebagaimana yang ada di hadis berikut ini. "Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian." (HR. Ahmad). Tetapi, bukan berarti umat Islam berpangku tangan menunggu tertunainya janji tersebut. Umat Islam harus berikhtiar mengembalikan sesuai metode yang telah Nabi Muhammad Saw contohkan.

Umat Islam harus melakukan dakwah baik individu maupun jamaah. Jamaah dakwah melakukan dakwah sesuai yang Nabi Muhammad Saw contohkan, yaitu sebagai berikut.

Metode tersebut tercermin dalam tiga tahapan: (1) pembinaan umat dengan karakter Islam (at-tatsqîf); (2) interaksi dengan umat (at-tafâ’ul), termasuk di dalamnya adalah pencarian dukungan dan pertolongan (thalab an-nushrah); (3) penerimaan kekuasaan dari pemilik kekuasaaSunnah Nabi saw menunjukkan atas tiga tahapan tersebut dalam mendirikan khilafah Islam pertama kali di Madinah.

Pertama, pembinaan umat (at-tatsqif) adalah cara untuk mencetak kader-kader yang memiliki kepribadian Islam. Dalam pembinaan ini, dimulai dengan meluruskan akidah Islam dan kristalisasi akidah Islam dengan memberikan pemikiran dan pemahaman Islam yang benar dan lurus. Dari sini, nanti lahirlah umat yang memiliki pemahaman Islam yang ideologis sesuai dengan mabda Islam. Diharapkan dari sini akan lahir promotor pejuang khilafah sekaligus menjadi mercusuar umat dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi umat.
 
Kedua, interaksi dengan umat (at-tafa’ul). Dakwah syariah dan khilafah harus disosialisasikan di tengah-tengah umat. Oleh karena itu, perlu berinteraksi dengan umat di berbagai kalangan, agar simpul umat dan umat secara keseluruhan menyadari pentingnya penegakkan khilafah. Interaksi dengan umat sekaligus juga mencari dukungan umat agar umat mau bersama-sama berjuang menegakkan khilafah.

Ketiga, penerapan kekuasaan Islam oleh pemilik kekuasaan (istilâm al-hukmi). Dakwah yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw adalah dakwah dengan ahsan bil makruf, yaitu mengajak kebaikan dengan cara yang baik. Jadi, dari dua tahapan di atas diharapkan umat dan pemilik kekuasaan mau menerapkan syariah dalam bingkai khilafah. 

Ketiga tahapan di atas harus dilakukan dalam bentuk dakwah secara berjamaah. Karena dengan berjamaah, dakwah akan lebih terorganisir dan bertarget. Itulah pentingnya ada jamaah dakwah atau kelompok dakwah yang merealisasikan ketiga tahapan di atas. Sekalipun, tidak ada yang bisa menjawab kapan dan di mana khilafah tegak, umat Islam harus terus memperjuangkannya. Karena memperjuangkannya adalah tajul furudh atau mahkota kewajiban. 

Dengan tegaknya khilafah, segala bentuk aturan yang telah Allah SWT turunkan dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan. Dakwah Islam terutama khilafah sudah diperhitungkan di dunia. Karena hanya dengan ini, kezaliman bisa dihentikan dan keadilan dapat diwujudkan dalam aspek kehidupan. Inilah yang sebenarnya ditakuti oleh kaum kafir, munafik, atau pun fasik. Oleh karena itu, untuk mengembalikan khilafah harus mencontoh metode dari Nabi Muhammad Saw. Karena, hanya Nabi Saw yang berhasil dengan sukses menegakkan khilafah hingga berjaya selaam 13 abad.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama. Korelasi peringatan Rajab dengan keruntuhan khilafah sangat erat. Karena Khilafah Turki Utsmani runtuh di bulan Rajab, 101 tahun yang lalu. Umat Islam harus memahami peristiwa penting ini agar mampu menjadi memicu perjuangan umat Islam di berbagai belahan dunia dan dalam segala bidang yang digeluti umat Islam.

Kedua. Dampak ambruknya kapitalisme adalah kemenangan umat Islam. Lonceng kematian kapitalisme sudah berdentum, sudah saatnya Islam memimpin dunia. Sekalipun rasanya sulit, tetapi kenyataan tidak boleh memupuskan keyakinan. Umat Islam harus menjadi pendobrak runtuhnya ideologi kapitalisme. Karena menghancurkan kezaliman kapitalisme adalah tanggung jawab bersama umat Islam. Maka, patutlah umat bersatu dan menguatkan ukhuwah islamiah.

Ketiga. Khilafah adalah janji Allah SWT dan bisyarah Rasulullah Saw. Umat Islam harus mengupayakan sesuai metode yang Nabi Muhammad Saw contohkan, pertama, pembinaan umat dengan karakter Islam (at-tatsqîf). Kedua, interaksi dengan umat (at-tafâ’ul), termasuk di dalamnya adalah pencarian dukungan dan pertolongan (thalab an-nushrah). Ketiga, penerimaan kekuasaan dari pemilik kekuasaan (istilâm al-hukmi). Sunnah Nabi saw menunjukkan atas tiga tahapan tersebut dalam mendirikan khilafah Islam pertama kali di Madinah. Ketiga tahapan di atas harus dilakukan dalam bentuk dakwah secara berjamaah. Karena dengan berjamaah, dakwah akan lebih terorganisir dan bertarget. Itulah pentingnya ada jamaah dakwah atau kelompok dakwah yang merealisasikan ketiga tahapan di atas. Sekalipun, tidak ada yang bisa menjawab kapan dan di mana khilafah tegak, umat Islam harus terus memperjuangkannya. Karena memperjuangkannya adalah tajul furudh atau mahkota kewajiban.[]
 
 
Oleh:  Ika Mawarningtyas 
Mutiara Umat Institute dan Dosen Online Uniol 4.0 Diponorogo


Nb: Materi Kuliah Online Uniol 4.0 Diponorogo. Rabu, 23 Februari 2021 di bawah asuhan Prof. Dr. Suteki, S.H., M. Hum. #Lamrad #LiveOpperessedOrRiseUpAgainst

Posting Komentar

0 Komentar