Kepemimpinan Ayah

TintaSiyasi.com -- Kuatnya kepemimpinan ayah dalam pendidikan anak sangat menentukan terealisasinya proses belajar anak. Apalagi di fase anak usia dini Ayah adalah sosok yang sangat dibanggakan oleh anak dalam segala hal. Keperibadian Islam anak sangat memungkinkan untuk dibentuk dan dijaga oleh ayah. Sebab ayah adalah pemimpin bagi keluarganya dan bertanggung jawab terhadap terjaganya kepribadian Islam keluarga. 

Ayah adalah polisi umum dan kepemimpinan umum dalam keluarga, maka Ayah adalah orang yang paling pertama memahami konsep pendidikan, berikut strategi, materi yang hendak disampaikan. Bahkan ia harus terjun langsung dalam mendidik anak, mengambil perkara yang krusial dalam lejitan potensi anaknya agar dapat menjadi sosok anak yang tangguh.  dan ayah adalah sosok penting bagi keselamatan keluarga dari tergelincirnya ke dalam api neraka.  Allah berfirman: “..Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..”(al ayah). Demikianlah Ayah memimpin.

Idealnya yang memiliki konsep pendidikan buat anak-anak adalah ibu dan ayah. namun bila ditanyatakan siapakah yang lebih dulu menguasai konsep pendidikan, Ibu ataukah ayah? Oke dalam hal ini saya jawab ayah adalah sosok yang harus paling dulu memiliki konsep. alasannya Ayah punya andil yang lebih besar dalam menjaga kepribadian Islam keluarga,  karena Ayah adalah pemimpin. berikutnya ayah memiliki otoritas memaksa ibu untuk menjalani konsep dan sifat ibu yang taat pada ayah sangat mudah untuk menjalankan konsep pendidikan yang dimiliki ayah. yang sangat berdampak bila Ayah memahami konsep Ayah akan terdorong untuk terjun langsung mendidik anak. 

Nah…bagaimana kalau konsep itu tidak dimiliki ayah, hanya ibu yang memiliki. ini Rada report dan biasanya Ibu super kelelahan dalam menjalani perannya, sebab kepemimpinan ayah sangat dibutuhkan saat mendidik.  sementara itu Ibu tidak memiliki kuasa untuk memaksakan konsep dan menyamakan persepsi dengan ayah. juga tidak bisa bawel dan cerewet mendiskusikan konsep apalagi kalau Ayahnya super cuek dan merasa konsep itu bukan bagian yang harus dia miliki dan kuasai.

Saat ibu mengasuh si kecil, menyusuinya, memandikannya, memberikannya makan, mengganti salin bekas ompol, mencuci, memasak, menyapu, merapihkan rumah, dan seabrek tugas ummun warobbatul bait lainnya. kakak yang sudah berusia 9 tahun tidak akan bisa dipegang dengan baik. apalagi bila sang kakak sudah mulai tertarik dengan lingkungan luar rumah, ia bisa tiap hari lompat keluar rumah bermain dengan teman sebayanya, pemantauan tidak akan bisa dijamin. 

Peran ayah di sini sangat urgen untuk mengawasi sang anak diluar. Konsep memahami anak per tahapan usia adalah hal yang harus senantiasa dicermati oleh ayah. Kecenderungan kecenderungan anak laki laki dan anak perempuan senantiasa harus diperhatikan agar bisa diberikan sesuai kebutuhan. saat butuh dipeluk dicium untuk merasakannya terpenuhi naluri nau’, merasakan betapa Ayah memberikan perlindungan yang membuat mereka nyaman. saat mereka butuh diimani oleh ayah dalam salat, bersama ke masjid,  salat Jumat bersama anak laki-lakinya, sehingga anak belajar ketaatan dan kepemimpinan dari seorang ayah.

Inilah konsep memahami pendidikan anak, ayah adalah orang yang paling dulu menguasainya. Sebab pada setiap tahapan usia, Ayah adalah orang penting dalam kehidupan anak. Ayah, bila memiliki dan menggenggam konsep pendidikan yang utuh tentang pendidikan anak akan ada power untuk bisa melejitkan potensi anak-anaknya, tidak akan ada alasannya baginya karena sibuk bekerja tanggung jawab pendidik serahkan ke ibu, ayah sudah capek mencari nafkah. Ayah akan mengelola waktunya agar bisa menemani anak dalam menghafal Al-Qur'an, berenang memanah, berkuda, lintas alam, belajar tsaqafah, berburu guru, beribadah dan sebagainya, walau waktunya tidak banyak.

Ayah akan mengikuti setiap perubahan dan perkembangan anaknya lalu meningkatkan yang sudah berhasil, menambah hal-hal yang kurang. Senantiasa berkeinginan meraih kesalehan anak-anak. Ayah pun akan memahami arti keberadaan dirinya di tengah-tengah kehidupan anak-anaknya, berbangga dipanggil Ayah, selalu tersenyum di setiap celoteh anak-anak, berbahagia memandang mereka yang sesungguhnya terlihat sedap dipandang mata. Ayah tangguh ,akan selalu menggenggam konsep dan bertanggung jawab terhadap terealisasinya konsep. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Ustazah Yanti Tanjung
Pakar Parenting Islam

Posting Komentar

0 Komentar