Bukan Patok Tanah, JKDN 2 Ungkap Alasan Sebenarnya Pemicu Perang Jawa


TintaSiyasi.com -- Bukan hanya karena pemasangan patok tanah yang tergusur oleh kolonial Belanda, Sejarawan Moeflich Hasbullah mengatakan, diduga penyebab sebenarnya terjadinya Perang Jawa dipimpin oleh Pangeran Diponegoro karena pengaruh ideologi Islam.  

"Pasti ada ideologi yang lebih kuat, lebih berpengaruh, lebih penting dalam kesadaran masyarakat Jawa-Muslim, apa Pasti itu keyakinan, kemudian ideologi Islam," tutur Pak Moeflich, sapaan akrabnya, dalam film dokumenter Jejak Khilafah di Nusantara II (JKDN 2),  Rabu (20/10/2021) via daring. 

Salah satu bagian film berdurasi 2 jam 18 menit tersebut menceritakan latar belakang meletusnya Perang Jawa. Mulai dari penguasaan kolonial Belanda di tangan Daendels terhadap dua kerajaan pecahan Mataram di Jawa pada saat itu, yaitu Surakarta dan Yogyakarta.

"Apakah soal patok tanah bisa melibatkan emosi, kemudian partisipasi, pembelaan, dan persatuan seluruh Jawa untuk bersama melawan pasukan Belanda? Kalau menurut saya, tidak akan itu," beber Pak Moeflich.

Dalam film tersebut disebutkan bahwa pada masa itu kerajaan Surakarta maupun Yogyakarta telah kehilangan kedaulatan. Sehingga tidak ada pangeran yang dapat naik menjadi Sultan atau Susuhunan tanpa seizin Belanda. Selain itu, Belanda juga memasukkan budaya Barat ke dalam lingkungan keraton, sehingga banyak bangsawan Jawa yang menjadi sahabat setia penjajah.

Hal itu dijelaskan dalam film telah membuat resah salah satu anggota keraton Yogyakarta, yaitu Raden Mas Ontowiryo atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Diponegoro. Raden Mas Ontowiryo merasa bahwa kekuasaan Eropa di tanah Jawa merupakan kemalangan terbesar rakyat Jawa. Karena, mereka dijauhkan dari hukum Allah yang dibawa oleh Rasul saw. Atas dasar inilah, akhirnya Pangeran Diponegoro mengobarkan Perang Jawa pada tahun 1825.[]Nurichsan

Posting Komentar

0 Komentar