Israel Kembali Serang Palestina, Umat Butuh Khilafah

Di bulan suci Ramadhan tahun ini, Israel kembali melakukan serangan ke Palestina. Media Palestina melaporkan pada Jumat pagi bahwa tentara Israel melancarkan serangan artileri dan udara di Jalur Gaza (konfirmasitimes.com, 16/04/2021). Menurut kantor berita Palestina, selama dua hari berturut-turut polisi Israel juga melarang warga Palestina buka puasa di Masjid Al Aqsa, Yerusalem. WAFA News Agency pada 14 April melaporkan polisi Israel juga menyerang warga Palestina sepulang dari shalat tarawih di masjid, menurut saksi mata (ramadan.tempo.co, 16/04/2021).

Apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina memanglah bukan yang pertama kali. Namun bukan pula hal ini merupakan suatu yang tetap dibiarkan. Pasalnya, Palestina merupakan tanah milik kaum Muslimin yang harus dijaga kehormatannya termasuk menjaga tiap jiwa Muslim yang hidup di dalamnya.

Diriwayatkan dari Jabir radhiallahuanhu di tengah haji bersama Nabi Shallallahualaihi Wasallam: sehingga saat matahari tergelincir, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan agar unta Al-Qashwa dipersiapkan. Ia pun dipasangi pelana. Lalu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mendatangi tengah lembah dan berkhutbah: Sesungguhnya darah dan harta kalian, haram bagi sesama kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini di negeri kalian ini (HR. Muslim).

Sungguh, penjajahan dan penindasan yang masih terjadi di kalangan umat Islam baik di Palestina maupun wilayah yang lain semakin membuktikan bahwa tidak ada keadilan bagi Islam dan kaum Muslimin dalam sistem sekuler demokrasi. Sistem buatan manusia yang sarat akan kepentingan para kapitalis dan penjajah tidak akan pernah membawa kemaslahatan bagi umat Islam dan umat manusia.

Kaum Muslimin membutuhkan adanya pelindung dan perisai yang mampu menjamin hidup mereka termasuk dalam melakukan ibadah seperti pada bulan Ramadhan tahun ini. Lebih dari itu, kaum Muslimin juga membutuhkan negara penerap syariat Islam yang akan menjaga kehormatan mereka dan mengembalikan fitrah manusia untuk menghamba hanya kepadaNya.

Kaum Muslimin membutuhkan seorang imam sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadis dari jalur Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallama, bersabda:

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya." [Hr. Bukhari dan Muslim].

Imam yang dimaksud disini tidak lain adalah khalifah. Imam an-Nawawi menjelaskan:

«يَجُوْزُ أَنْ يُقَالَ لِلْإِمَامِ: اَلْخَلِيْفَةُ، وَالْإِمَامُ، وَأَمِيْرُ المُؤْمِنِيْنَ»

Untuk seorang imam [kepala negara], boleh disebut dengan menggunakan istilah: Khalîfah, Imâm dan Amîru al-Mu’minîn.”

Sedangkan sistem pemerintahan yang dipimpin oleh seorang khalifah tidak lain adalah khilafah. Khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan yang menerapkan semua syariat Islam. Khilafah yang sebelumnya telah berdiri lebih dari 13 abad telah mampu menjamin hidup kaum Muslimin dan menebar rahmat ke seluruh alam.

Jangankan nyawa dan kehormatan sebuah masyarakat. Kehormatan seorang perempuan pun akan mampu dijaga oleh khilafah. Lihatlah bagaimana Khalifah Al-Mutashim Billah di era Khilafah Abbasiyyah, memenuhi jeritan wanita Muslimah yang kehormatannya dinodai oleh tentara Romawi. Khalifah Al-Mutashim lantas menaklukkan kota Amuriah dan membuat 9000 tentara Romawi terbunuh sedangkan 9000 lainnya menjadi tawanan. 

Sudah saatnya kaum Muslimin bangkit dan bersatu untuk kembali menegakkan perisai umat yakni khilafah. Sebab, jika bukan khilafah, siapa lagi yang akan mampu menjaga kehormatan Islam dan kaum Muslimin? []


Oleh: Firda Umayah, S.Pd
(Praktisi Pendidikan)

Posting Komentar

0 Komentar