Aksi Teror Memfitnah Ajaran Islam


Kita pasti sepakat bahwa aksi teror merupakan kejahatan besar, apapun alasannya tidak bisa dibenarkan, terlebih dalam ajaran Islam tidak ada satu dalil pun yang membolehkan aksi teror, yang ada malah sebaliknya Islam adalah agama yang mengajarkan untuk mencintai dan menyayangi saudara. Rasulullah Saw mengajarkan agar mencintai saudara seperti halnya mencintai diri sendiri. "Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri." (HR: Bukhari dan Muslim). Sehingga salah alamat jika aksi teror disandingkan dengan ajaran Islam. Selain tak sesuai dengan realitas ajaran Islam, tuduhan bahwa ajaran Islam menginspirasi aksi teror terkesan dipaksakan. 

Berangkat dari sini, adanya aksi teror pengeboman gereja di Makassar serta penembakan di Mabes Polri yang melibatkan perempuan berhijab sebagai pelaku malah mengundang banyak tanya, karena tentu ada sesuatu yang melatarbelakangi fenomena ini. Seperti mengulang lagu lama, setiap kali ada aksi teror, pengeboman dan lainnya selalu saja pelakunya di tembak mati. Kemudian dibuat narasi yang menyudutkan ajaran Islam. Padahal harusnya, pelakunya di tangkap hidup-hidup agar bisa diselidiki persoalannya untuk mendapatkan solusi tuntas. Namun, seperti ada adegan cuci tangan dan tidak ada niat menyelidiki, adanya adalah menyudutkan ajaran Islam dari penyelidikan pelaku yang sudah mati. Kalau sudah mati, tentu akan kesulitan mencari informasi. Sehingga dari sini patut diduga bahwa penyelidikan yang dilakukan sangat sarat dengan rekayasa. 

Adanya narasi yang menggambarkan bahwa ajaran Islam bisa meradikalisasi atau mengubah perempuan seperti monster yang hilang rasa keibuan, jelas merupakan fitnah yang sangat keji. Kasus merebaknya pelaku pemboman dari kalangan perempuan, membuat mulus agenda kontraradikalisme di kalangan perempuan dan akan diperkuat. Sepertinya, inilah sesuatu di balik semua ini. Menstigma negatif agenda perjuangan yang dilakukan para aktivis Muslimah yang benar-benar berjuang demi kebaikan umat tanpa kekerasan.

Bandingkan saja, ada berapa banyak perempuan yang terlibat dalam aksi terorisme dengan kaum Muslimah yang memiliki pemahaman jernih tentang Islam? Lebih banyak mana? Mengapa karena aksi segelintir perempuan lalu diwacanakan terorisme telah memapar kaum perempuan? Jadi jelas, ini adalah fitnah keji terhadap ajaran Islam. Padahal tentu kita semua tahu jawabannya bahwa perempuan Muslimah yang memiliki pemahaman jernih tentang Islam akan menjadi sosok yang mampu menjaga keutuhan suatu bangsa dengan perannya yang luar biasa yakni sebagai ibu pendidik generasi dan pengatur rumah tangga. Dan menjalankan kewajibannya sebagai penuntut ilmu dan mengemban dakwah Islam yang dicontohkan Rasulullah Saw.

Seperti ada yang tidak rela jika kaum Muslimah memahami ide-ide Islam ideologis. Pasalnya, hal demikian akan membuka wawasan berpikir dan kesadaran mereka tentang hakikat akar permasalahan umat yang kian hari kian jauh dari kemuliaan, kian terhina dan terjajah, yakni akibat mereka mencampakkan Islam dan mengukuhi sistem sekuler kapitalis neoliberal.

Inilah hakikat persoalan yang sedang terjadi di balik isu radikalisasi perempuan. Mereka tak ingin kaum Muslimah dengan seluruh peran strategis dan politisnya, baik sebagai istri, ibu, maupun sebagai anggota masyarakat paham tentang tanggung jawab mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. 

Mereka tidak rela umat Islam termasuk kaum perempuannya, paham bahwa satu-satunya peta jalan perubahan untuk mengembalikan kemuliaan mereka hanyalah dengan kembali ke pangkuan Islam. Yakni melalui jalan dakwah pemikiran mengembalikan keterikatan umat akan akidah dan hukum-hukum Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah. []

Oleh: Agustina, S.Pd
(Praktisi Pendidikan)

Posting Komentar

0 Komentar