100 Tahun Umat Islam tanpa Junnah


Turki,  28 Rajab 1342H atau 3 Maret 1924 M merupakan hari paling kelam bagi umat Islam di seluruh dunia, karena saat itulah umat kehilangan Junnahnya. Ibarat anak ayam yang kehilangan induknya semua wilayah tercerai berai, umat Islam yang tadinya ibarat satu tubuh mulai diamputasi satu persatu dari anggota tubuhnya.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ

Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)

Makna kalimat “al-imamu junnah” adalah perumpamaan sebagai bentuk pujian terhadap imam yang memiliki tugas mulia untuk melindungi orang-orang yang ada di bawah kekuasaannya sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, “(Imam itu perisai) yakni seperti as-sitr (pelindung), karena Imam (Khalifah) menghalangi/mencegah musuh dari mencelakai kaum Muslimin, dan mencegah antar manusia satu dengan yang lain untuk saling mencelakai, memelihara kemurnian ajaran Islam, dan manusia berlindung di belakangnya dan mereka tunduk di bawah kekuasaannya.”

Maka, yang terjadi adalah seperti yang kita lihat dan rasakan saat ini ketika umat Islam kehilangan junnahnya tak ada lagi pelindung saat seorang wanita Muslimah menjerit karena ternoda kehormatannya, tak ada lagi pembela saat sebuah keluarga harus meregang nyawa atas tindakan keji para pembenci Islam, tak ada lagi penolong saat sebuah desa luluh lantak diserang para pemuja kekafiran, tak ada seorang pun yang bisa berbuat apa-apa bahkan para pemimpin negeri-negeri Islam diam seribu bahasa seakan-akan mereka buta dan tuli tak mampu membela saudaranya sendiri karena mereka terhalang sekat-sekat nasionalisme buatan musuh-musuh Allah dan terlena dengan tipu daya dunia.

Sudah 100 tahun kita menderita, sudah 100 tahun kita terlena, sudah 100 tahun kita terpedaya, sudah 100 tahun kita tercerai berai, sudah 100 tahun kita bagaikan buih di lautan. Butuh berapa lama lagi kita diam seribu bahasa? Mau sampai kapan kita biarkan saudara-saudara kita menderita, butuh berapa banyak lagi darah yang tertumpah sia-sia? telah begitu banyak nyawa saudara-saudara kita melayang tanpa pembela.

Apa yang akan kita katakan dihari penghisaban kelak jika saudara-saudara kita yang terzalimi menanyakan kemana kita saat mereka dibantai? Sedang apa kita saat mereka disiksa? Dimana kita saat mereka berjuang mati-matian memperjuangkan bumi Allah yang seharusnya menjadi tugas kita semua? Bahkan saat Rosulullah dan kitabullah dihina dan dilecehkan pun hanya kecaman yang mampu kita lontarkan. Jika demikian adanya Apakah pantas kita meraih Jannah-Nya?

Wahai saudaraku kaum Muslimin dan Muslimah, mari bersama berjuang untuk tegaknya kembali daulah Islam dibawah naungan khilafah, karena hanya dengan sistem khilafahlah hukum Allah dapat diterapkan secara sempurna, syariah Allah akan mengatur seluruh sendi kehidupan kita dengan adil dan sejahtera agar Allah menurunkan kembali keberkahan dari langit dan bumi sebagaimana saat Islam memimpin dunia 13 abad lamanya

Wahai saudaraku kaum Muslimin dan Muslimah, tak ada satu pun sistem buatan manusia yang mampu menandingi keadilan sistem Islam buatan Sang Pengatur alam semesta, tak ada satupun sistem yang mampu menyamai sistem Islam dalam mensejahterakan seluruh lapisan masyarakatnya. Bukan hanya kaum Muslimin yang merasakan indahnya hidup di bawah naungan khilafah, tetapi seluruh manusia bahkan hewan, tumbuhan dan seluruh alam semesta turut menikmati keindahan, kesejahteraan dan ketentraman hidup di bawah naungan Khilafah Islamiyah ‘ala minhajjin nubuwah karena hanya khalifah yang menjamin nyawa, harta dan kehormatan seluruh masyarakatnya atas dasar ketaatan dan ketakwaannya kepada Allah SWT

Wahai kaum Muslimin dan Muslimat, sadarlah dan jangan terperdaya, karena sampai kapanpun para musuh Allah tak kan rela umat Islam kembali berjaya sebagaimana Allah telah menegaskan dalam firman-Nya "walan tardho ‘ankal yahudu walan Nashoro hatta tattabi’a millatahum” mereka siang dan malam akan terus membuat strategi untuk menjauhkan umat Islam dari syari’ahnya, agar hukum Islam dicampakkan, agar khilafah Islam dilupakan bahkan ditolak dan dibenci oleh umatnya sendiri

Wahai kaum Muslimin dan Muslimah, keserakahan para pemuja kapitalis takkan ada habisnya, bumi Allah akan terus dieksploitasi sampai habis tak bersisa, sehingga alam pun tak lagi bersahabat dengan kita. Banjir, longsor, gempa, tsunami, kebakaran hutan dan banyak lagi bencana alam yang terjadi akibat ulah tangan-tangan mereka beserta para kaki tangan mereka. Sehingga kita semua turut terkena imbasnya. Bukankah alam ini juga merupakan amanah dari Allah untuk kita jaga?

Jadi, tunggu apa lagi wahai singa yang tertidur pulas? Bangunlah! Bangkitlah! Seluruh alam memanggil kita untuk segera menegakkan hukum Allah dengan satu-satunya institusi warisan nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya yang mulia, yakni daulah Islam, khilafah rasyidah ‘ala minhajjin nubuwah. Satu-satunya sistem yang akan menjalankan syariat Islam secara kaffah, satu-satunya sistem yang menjamin kesejahteraan hidup umat manusia dan satu-satunya sistem yang akan mendatangkan keberkahan Allah bagi alam semesta yang telah terbukti selama 13 abad lamanya dan Ini bukanlah utopis atau khayalan semata. Ayo tegakkanlah segera!

Oleh: Elif Fitriah Mas'ud

Posting Komentar

0 Komentar