Berani atau Mundur


Tarikh masehi terus melaju
Waktu ke waktu melenggang seolah tiada peduli
Torehan berbagai cerita anak negeriku
Betapa susahnya mencari suaka di negeri sendiri

Indahnya syair pujangga tak lagi terasa
Merdunya dendang nyanyian sinden lokananta
Pun tak mampu lagi mengusir gundah gulana hati pengembara
Kini, di sudut desa kota yang tersisa tinggal sumpah serapah menista

Selaksa gunung air bah menyapu ngarai
Terik mentari terus membakar jiwa
Tangis pilu lirih terdengar menyayat
Bagai kidung nestapa kehancuran pertiwi

Tuhan, ke mana lagi hendak kusimpuhkan jejak
Sedang di rumah-Mu pun diri tak aman
Suaka diri kucari lagi entah di negeri apa
Agar kubisa bermesra kembali dalam doa

Kuyakin masih tersisa penggalan keberanian
Melaju berani menapaki rentang tarikh tersisa
Ataukah kuurungkan niat suciku
Mundur teratur mengais sisa hangat dahana

Mungkinkah asa kembali berkobar
Dahana meletup buuuuum, melangit meraih cita.

Oleh: Prof. Suteki
Semarang, 29 Nopember 2020

Posting Komentar

0 Komentar