Ummu Umarah, Militansi yang Tak Tertandingi

Perempuan identik dengan sifat lemah lembut. Bagi muslimah, hal ini tentu harus sesuai porsinya menurut syari'at  Islam. Namun, apakah perempuan mesti bersikap lemah lembut saja? Atau adakah yang berpikir bahwa tugas perempuan "hanyalah" sebagai ibu rumah tangga? Bagaimana dengan peran lain yang bisa dilakukan oleh muslimah?

Pada zaman Nabi Muhammad Saw, ada seorang perempuan yang dikenal gagah berani dan tak kenal takut. Ummu Umarah namanya. Putri dari Ka'ab bin Amr dan Rabab binti Abdullah bin Habib ini memiliki dua saudara kandung yang bernama Abdullah bin Ka'ab dan Abu Laila Abdurrahman bin Ka'ab.

Ummu Umarah,  shahabiyah yang berani berkorban dan penyabar, serta terlibat dalam Bai’at Aqabah II. Ialah orang yang bersama putra-putranya, pernah didoakan oleh Rasulullah, “Ya Allah, jadikanlah mereka sebagai teman-temanku di surga.”

Militansi yang Tak Tertandingi

Pada masa Rasulullah Saw, banyak sekali perang dilakukan dengan tujuan membebaskan umat dari penghambaan kepada sesama menjadi menghamba kepada Allah Ta'ala sang Pencipta. Mungkin yang sering didengar, dalam berperang hanya diikuti kaum laki-laki saja. Namun Ummu Umarah  mematahkan anggapan itu.

Beliau tercatat sebagai salah satu mujahidah yang turut berjihad ke medan perang. Sejarah pun mencatatnya sebagai prajurit muslimah yang perkasa.

Keberanian Ummu Umarah tentu menginspirasi muslimah masa kini. Meski melalui banyak cobaan dan tekanan, tetap berdiri tegak memegang Islam. Tak gentar sedikit pun walau nyawa telah di ujung tanduk. Satu kuncinya adalah hidup mulia dengan Islam, sehingga apapun yang dilakukan murni untuk Islam. Agama yang Allah ridhoi.

Ummu Umarah adalah orang pertama di Madinah yang memeluk Islam dan salah seorang perempuan di antara dua perempuan yang masuk Islam pada Baiat Aqabah Kedua.

Beliau senantiasa ada di barisan terdepan perjuangan dan seakan tidak rela jika termasuk orang yang tertinggal. Sebenarnya, Ummu Umarah adalah seorang petugas medis yang bertugas membawakan minuman kepada pasukan laki-laki muslimin dan mengobati luka-luka mereka.

Namun beliau pun seolah tak rela jika posisi atau kesempatan berharganya digantikan oleh orang lain, sehingga terlihat tidak pernah memilih atau mengambil bagian yang teringan dari perjuangan. Itulah buah kesadaran dan ketundukan pada perintah pencipta. Kecintaannya pada Islam, agama yang mulia dan memuliakan.

Keberanian wanita dari Bani Mazim An-Najar itu membuat Rasulullah SAW bangga. ''Siapakah yang sanggup melakukan seperti yang engkau lakukan, wahai Ummu Umarah?” ujar Rasulullah memuji.

Pujian itu tidak hadir atas penilaian pribadi. Namun lebih kepada ketangguhan, kegigihan, keberanian, perjuangan dan perngorbanannya membela agama Islam.

Berjuang Karena Iman dan Keridlaan-Nya

Kecerdasan dan ketangguhan Ummu Umarah terlihat dalam setiap aktivitas bertarget dan disiapkan cermat demi tujuan jelas, yakni keridhaan Allah dan meraih kemenangan Islam. 

Beliau tak pernah melewatkan sedikitpun peluang atau kesempatan yang sudah diberikan Allah untuk mendapatkan pahala  dan Surga Firdaus, atas kesadaran bahwa kesempatan belum tentu datang untuk kedua kalinya.

Dalam kehidupan pribadi, Ummu Umarah memiliki seorang suami yang bernama Ghazyah bin Amru Al-Mazini An-Najari. Dan mempunyai dua anak laki-laki yaitu Abdullah bin Zaid dan Habib bin Zaid. Ummu Umarah tentu tidak melupakan tugas dan kewajiban menjadi Istri sekaligus ibu.

Beliau adalah bukti sahabat Rasul yang senantiasa mengaplikasikan keislamannya dalam amal nyata. Ketika Islam sudah merasuk ke dalam dada, maka tidak ada keraguan. Keberaniannya dalam setiap situasi menjadikannya sosok pahlawan sejati. Obsesi hidupnya begitu mulia, yakni mencari kemuliaan dunia dan kebahagiaan akhirat.

Dari kisah beliau ada pelajaran penting yang bisa kita petik. Ketika iman telah memenuhi hati maka persembahkan segala yang dimiliki untuk Allah, menyebarkan agama Islam dan berjuang di jalan Allah.

Ummu umarah menjadi teladan bagi wanita mukminah yang bersungguh-sungguh memperjuangkan dan menghidupkan agama Allah.

Teladan Terbaik Muslimah Kini

Lantas bagaimana dengan muslimah masa kini? Allah telah memberikan sejuta kemudahan memeluk agama sempurna ini. Menganugerahkan kesempatan menuntut ilmu agama agar mampu menjadi muslimah cerdas. Telahkah kita memberikan semua yang dimiliki untuk Allah dan Rasul sebagaimana Ummu ‘Umarah dan Sahabiyyah mulia lainnya?

Sudahkah berjuang dengan kesungguhan dan keikhlasan hati untuk membela agama Islam seperti Ummu ‘Umarah yang ikhlas menerima dua belas luka di tubuhnya?

Sungguh, tak ada muslimah yang pantas dijadikan contoh atau teladan terbaik selain para sahabiyyah yang telah dijanjikan surga oleh Allah dan Rasu-Nya. Wanita muslimah yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Allah, Rasulullah dan agama mulia ini. Masyaa Allah.

Dan wanita muslimah sekelas Ummu Umarah serta para shabiyyah lainnya hanya akan lahir dari sistem yang baik, yang menerapkan hukum Islam secara sempurna lagi menyeluruh. Karena Islam sungguh sangat menjaga dan memuliakan wanita “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.”(HR. Muslim, 3729).[]

Oleh: Nadia Fransiska Lutfiani

Sumber: 
Ridha anwar. 2013. Buku Seri Shahabiyah 7. Gema Insani

Posting Komentar

0 Komentar