Sejarah yang Terulang



Apa yang terjadi di masa lalu, kembali terjadi di masa sekarang. Hal itu juga terjadi pada perjuangan menegakkan al-Haq (Islam). Tantangan dakwah berupa penghadangan, persekusi, pembubaran, intimidasi, framming jahat yang terjadi pada masa Rasulullah shallahu alaihi Wasallam, juga di alami para pengemban dakwah di era sekarang. Terutama hamilud dakwah almuhlisin, yang berpegang teguh mendakwahkan apa yang dibawa oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, agar kembali diterapkan secara kaffah dengan meneladani thoriqoh dakwahnya Rasulullah.

Penting kita mengkaji sejarah di masa Rasulullah dan para sahabat, agar kita bisa mengambil sikap, sebagai pribadi Muslim yang pada saat Islam terus dikriminalkan, terus didiskreditkan, pengemban dakwahnya dimusuhi, dihadang geraknya seperti sekarang ini.

Betapa banyak rintangan yang dialami oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah mengajak manusia kepada tauhid. Kaum musyrikin berusaha untuk menghalangi dakwah Nabi dengan berbagai cara, diantaranya :

Pertama. Menyindir, menghina, mengejek, mendustakan, dan menertawakan.

Tujuan mereka dengan semua ini adalah melemahkan dan menggembosi semangat kaum muslimin. Mereka memberikan tuduhan-tuduhan buruk, dungu, dan bodoh kepada Nabi. Mereka memanggil Nabi dengan sebutan orang gila. 

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan mereka berkata, Hai orang yang diturunkan kepadanya Adz-Dzikr (Al Qur’an), sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila” (QS. Al Hijr : 6). 

Mereka menjuluki beliau sebagai tukang sihir dan pembual. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka, dan orang-orang kafir berkata, ‘Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta’.” (QS. Shad : 4).

Kedua. Mencoreng ajaran-ajaran beliau dan menyebarkan syubhat-syubhat, iklan-iklan palsu, dan tuduhan-tuduhan rendah terhadap ajaran dan kepribadian Nabi, sehingga orang-orang awam tidak memiliki peluang untuk merenungkan dakwah beliau.

Ketiga. Menentang Al Qur’an dengan mengatakan isinya adalah dongeng orang-orang terdahulu dan menyibukkan manusia dengannya

Keempat. Melakukan negosiasi

Mereka berusaha mempertemukan ajaran Islam dengan jahiliyah di persimpangan jalan. Caranya adalah orang-orang musyrikin akan meninggalkan sebagian dari agama mereka dan Nabipun diminta meninggalkan sebagian dari agama beliau. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Maka mereka menginginkan supaya kamu besikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)” (QS. Al Qalam : 9). (Ar Rahiq Al Makhtum, hal. 89-90)

Bahkan lebih dari itu, kaum musyrikin sangat berkeinginan untuk menghabisi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Suatu kisah menyebutkan bahwa Uqbah bin Abi Mu’ith menginjak-injak tengkuk beliau yang mulia saat beliau sedang sujud sehingga hampir-hampir biji matanya keluar (Ar Rahiq Al Makhtum, hal. 106)

Sungguh beliau adalah manusia yang paling mulia, sikap, tingkah laku, serta gerak-gerik beliau. Semuanya patut dijadikan contoh oleh siapa saja yang menghendaki kebaikan. Diantara perkara nan agung yang patut kita teladani adalah kesabaran beliau dalam mengajak manusia kepada agama Islam.

Sehingga kemenangan yang dijanjikan itupun datang. Buah dari kesabaran dalam tempaan ujian, kemenangan yang sebelumnya sama sekali tidak terbayangkan.

Wahai pengembangan dakwah Islam, bersabar dan istiqomahlah. Segala hambatan dalam dakwah ini jika dibandingkan dengan jaman Rasulullah dan para Sahabat masihlah jauh lebih ringan. 

Semoga Allah bersegera memberikan pertolongan kepada kita semua umat Islam. Yaitu dengan kembali tegaknya daulah khilafah ala minhajin nubuwah dimana syariah islamiyah bisa diterapkan kaffah. Dan semoga kita bisa istiqomah hingga akhir menjadi pejuangnya. Aamiin. Wallahu a'lam bish shawab.[]

Oleh Eyang Darussalam 
Khodim Majelis Taklim Nurul Iman Playen, Gunungkidul

Posting Komentar

0 Komentar