Membiasakan Buah Hati Menutup Aurat Sejak Dini



Islam adalah agama yang sempurna. Islam mengatur segala aspek kehidupan. Mulai dari sholat hingga menutup aurat. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki batasan aurat. Sehingga Islam mengatur tata cara berpakaian bagi setiap muslim. Agar setiap mengenakan pakaian bernilai pahala dan terhindar dari dosa.

Dalam Islam, pakaian bukan hanya sekedar pelindung dari cuaca atau penanda status sosial pemakainya. Tetapi berpakaian adalah bagian ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT. 

Bagi wanita, ada batasan pakaian di dalam kehidupan khusus (dalam rumah). Pakaian wanita di dalam rumah berfungsi menutup aurot di antara sesama anggota keluarga yang merupakan kaum wanita dan mahramnya. 

Batasan aurot wanita dengan wanita lain dan mahramnya adalah antara pusar hingga lutut. Sehingga saat di dalam rumah semua anggota keluarga mengenakan pakaian yang menutup aurot mereka. Semisal piyama, daster, celana panjang dan lain sebagainya. Wanita boleh menampakkan tempat-tempat melekatnya perhiasan. Semisal kaki, tangan, leher dan rambut.

Adapun saat di kehidupan umum atau saat menemui tamu, maka wanita harus menutupi pakaian rumahnya dengan jilbab (gamis) . Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 59:


يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

Artinya: 
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu'min: 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"

Selain itu wanita juga diwajibkan memakai kerudung saat bertemu dengan laki-laki nonmahram. Karena sesungguhnya aurot wanita di kehidupan umum adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat An-Nur ayat 31 yang artinya:

"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allâh maha mengatahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...."

Sedangkan batasan aurot laki-laki di kehidupan khusus (rumah) dan kehidupan umum sama. Yaitu antara pusar hingga lutut.  Rosulullah SAW bersabda:

" Jika salah seorang dari kalian menikahkan pembantunya, baik budak maupun pegawainya, hendaklah ia tidak melihat apa-apa yang ada di bawah pusar dan di atas lutut, karena itu aurot" . (HR.Abu Dawud)

Kewajiban menutup aurot tidak bisa diremehkan. Jika kewajiban ini dilanggar maka memiliki konsekuensi yang besar di akhirat nanti. Siapapun yang mengumbar auratnya maka tidak akan pernah mencium bau syurga apalagi memasukinya. Rasulullah SAW bersabda:

“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya itu: pertama:  Kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam); kedua: Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan boleh masuk syurga, serta tidak dapat akan mencium bau syurga, padahal bau syurga itu tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim)

Melatih Anak Menutup Aurat

Demikian pentingnya kewajiban menutup aurot. Maka sudah menjadi tugas orangtua membiasakan buah hatinya menutup aurot sejak usia belia. Supaya saat anak mukallaf (baligh) nanti sudah siap dengan kewajiban yang satu ini. Karena jika mengajarinya saat usia dewasa akan sangat sulit melekatnya.

Berawal dari pembiasaan sambil terus memberi anak pemahaman tentang batasan aurotnya. Maka saat anak sudah baligh dia telah siap dengan taklif-taklif hukum Syara'. Salah satunya menutup aurat.

Banyak hal yang bisa Orangtua upayakan agar anak terbiasa menutup auratnya, beberapa diantaranya:

Pertama, saat anak masih di usia balita, jangan biasakan anak memakai popok atau celana dalam saja saat di dalam rumah. Hal ini sangat penting agar anak akan merasa malu saat keluar rumah memakai celana dalam saja.

Bagi bayi perempuan biasakan dia mengenakan kerudung saat orangtua mengajaknya bepergian keluar rumah. Orangtua hendaknya memilihkan bahan kerudung yang nyaman dan menyerap keringat. 

Kedua, biasakan anak mandi, buang air kecil dan air besar di kamar mandi. Supaya anak terbiasa tidak membuka auratnya di tempat umum.

Ketiga, jelaskan ke anak batasan aurotnya dengan bahasa yang mudah dipahami mereka. Lalu sampaikan ke anak perbedaan pakaian penutup aurot anak wanita dan laki-laki.

Keempat, saat anak sudah bisa bermain sendiri ke tetangga dekat. Maka biasakan anak laki-laki memakai celana yang panjangnya di bawah lutut. Bagi anak perempuan biasakan memakai kerudung saat bermain ke rumah tetangga.

Kelima, membacakan kisah-kisah mulia para sahabat dan shohabiyah. Orang-orang yang mendapat jaminan syurga karena ketaatan mereka kepada perintah Allah SWT. Salah satunya ketaatan dalam menutup auratnya.

Keenam, saat anak sudah berusia tujuh tahun, pisahkanlah tempat tidurnya. Jelaskan kepada mereka batasan aurot dengan orangtua dan saudara. Serta biasakan anak meminta izin saat masuk ke kamar Orangtua. Hal ini penting agar anak terjaga dari melihat aurot anggota keluarga lainnya.

Ketujuh, orang tua teladan pertama dan utama dalam ketaatan. Ketaatan menutup aurot dalam kehidupan khusus (rumah) dan kehidupan umum( keluar rumah) sangat penting bagi anak. Agar anak memiliki figur dan gambaran teknis pelaksanaan menutup aurot.

Demikianlah beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak-anak menjadi penyejuk pandangan mata. Anak-anak yang Sholih-sholihah menjaga aurot dan kehormatannya. Memiliki ketinggian muru'ah. Senantiasa tumbuh menjadi pribadi yang taat pada perintah Allah SWT dan RosulNya. Generasi yang berkepribadian Islam. Pejuang dan pengisi peradaban Islam dalam Naungan Khilafah Rosyidah. Wallahu a'lam bi ash-showab.

Oleh Najah Ummu Salamah
Forum Peduli Generasi dan Peradaban

Posting Komentar

0 Komentar