Khilafah Wa'dullah wa Busyro Rasulillah


Khilafah adalah kepemimpinan umum atas seluruh kaum Muslim di dunia untuk menerapkan syariah dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam sebagaimana shalat, puasa, zakat, haji, dan lainnya.

Menegakkan Khilafah adalah wajib sebagaimana wajibnya shalat, puasa, zakat, haji, dakwah, jihad dan lainnya. Bahkan bukan hanya sekedar kewajiban biasa. Khilafah merupakan tajul furud yaitu mahkota kewajiban. Sebab tanpa adanya Khilafah sebagian besar syariah Islam di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, pemerintahan, politik luar negeri, hukum dan peradilan, dan lain sebagainya akan terabaikan. 

Sebagai sebuah kewajiban dalam Islam, Khilafah wajib untuk diperjuangkan dan ditegakkan. Ada dua alasan, mengapa khilafah harus diperjuangkan dan ditegakkan yaitu

1. Khilafah adalah Janji Allah

Kembalinya Khilafah adalah sebagai bentuk kekuasaan yang sesungguhnya bagi umat Islam dan sekaligus merupakan janji dari Allah SWT. 

Sebagaimana Allah SWT berfirman:

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ  وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا   ۗ  يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا   ۗ  وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
(QS. An-Nur 24: Ayat 55)

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ini merupakan janji dari Allah SWT kepada Rasul-Nya SAW, bahwa Dia akan menjadikan umatnya sebagai orang-orang yang berkuasa di bumi, yakni menjadi para pemimpin manusia dan penguasa mereka. Dengan mereka negeri akan menjadi baik dan semua hamba Allah akan tunduk kepada mereka.

Dan Allah akan menukar keadaan mereka sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa dan menjadi penguasa atas manusia. Janji itu telah diberikan oleh Allah SWT kepada mereka, segala puji bagi Allah, begitu juga karunianya.

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِيْۤ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَـقِّ  لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖ ۗ  وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا   

"Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi."
(QS. Al-Fath 48: Ayat 28)

Allah SWT menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa Rasulullah SAW akan mendapat pertolongan Allah SWT yaitu dimenangkannya Islam atas semua agama yang ada di muka bumi, baik dari kalangan orang-orang Arab maupun orang-orang non Arab, dan baik yang beragama maupun yang musyrik.

2. Khilafah adalah Kabar Gembira dari Rasulullah

Selain Khilafah adalah janji Allah, datangnya Khilafah telah dikabarkan oleh Rasulullah SAW sebagai suatu periode masa kepemimpinan. Rasulullah SAW dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Hudzaifah

Rasulullah SAW bersabda : 

“Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang, lalu Allah akan menghapusnya, jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam”. 
(HR. Imam Ahmad)

Hadist di atas diriwayatkan Imam Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5.

Tanda-tanda kehadiran Khilafah juga diperkuat dengan akan bersatunya wilayah dunia di bawah kekuasaan Islam. Sebagaimana hadist shahih Imam Muslim dan lainnya dari Tsauban RA,

Rasulullah SAW bersabda: 

"Sesungguhnya Allah menghimpun bumi bagiku hingga aku dapat melihat belahan bumi bagian timur dan barat, dan sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai yang dihimpunkan bagiku darinya". (HR. Imam Muslim)

Selain itu, Rasulullah juga mengabarkan bahwa apabila nanti khilafah tegak maka Islam akan masuk di setiap rumah. Sebagaimana hadits shahih yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad dari Tamim Ad-Dari

Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh-sungguh perkara (Islam) ini akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang. Dan tidak akan tersisa sebuah rumah tembok pun, tidak pula rumah ilalang pun kecuali Allah akan masukkan agama ini ke dalamnya. 

Dengan kemuliaan orang yang mulia atau dengan kehinaan orang yang hina. Kemuliaan, yang Allah muliakan Islam dengan orang mulia tersebut dan kehinaan, yang Allah hinakan kekafiran dengan orang hina tersebut.” (HR. Imam Ahmad)

Syaikh Al-Albany berkata, “Hadits ini diriwayatkan oleh para perawi, di antaranya adalah Imam Ahmad, Ibnu Hibban, dan Imam Hakim yang juga telah menshahihkannya.” 

Lalu beliau berkata, “Hadits tersebut shahih dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Ajaran ini (Islam) akan mencapai apa yang dicapai malam dan siang…hingga akhir hadits.” Sabda Rasulullah SAW bahwa Islam akan mencapai apa yang dicapai oleh malam dan siang maksudnya bahwa ajaran Islam akan sampai di seluruh penjuru dunia. 

Sedangkan sabda Nabi SAW, "Dengan kemuliaan orang yang mulia…hingga akhir hadits" artinya bahwa siapa saja yang masuk agama Islam, maka Allah akan menjadikannya mulia dan menjadikan Islam mulia dengannya, dan barang siapa yang enggan mengikuti Islam maka Allah akan menghinakannya dengan menjadikannya rendah dan hina karena kekufurannya.

Tegaknya khilafah juga semakin diperkuat dengan kabar tentang penaklukkan kota Roma. Sebagaimana diriwayatkan oleh salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita,

“Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. 

Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau ditanya:

Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?

Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius dibuka lebih dahulu. Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)

Hadits ini dinyatakan shahih oleh al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Sementara Abdul Ghani al-Maqdisi berkata, “Hadits ini hasan sanadnya.” Syaikh Al-Albani sependapat dengan al-Hakim dan adz-Dzahabi bahwa hadits ini shahih. (Lihat Silsilah Ahadits al-Shahihah 1/3)

Penaklukkan Konstantinopel telah terbukti dan berhasil diwujudkan oleh Muhammad Al-Fatih. Ia menjadi sosok pemimpin yang terbaik dan pasukannya pun menjadi pasukan terbaik karena berhasil merealisasikan janji Rasulullah.

Namun, tidak hanya Konstantinopel, hadist ini juga mengandung kabar gembira dari Rasulullah SAW bahwa kelak umat Islam akan berhasil membebaskan Roma. Dan hal ini akan terjadi, ketika umat Islam memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mewujudkan bisyarah tersebut.

Maka dari itu, cukuplah dua alasan ini menjadi pegangan bagi setiap muslim untuk berjuang demi mewujudkan kembali datangnya khilafah yang mengikuti metode kenabian. 

Dengan mengerahkan segala daya dan upaya, maka sepantasnya umat Islam menyambut seruan ini untuk ikut bersama-sama satu barisan dalam mewujudkan janji Allah dan menyambut bisyarah dari Rasulullah. 

Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْ ۚ  وَاعْلَمُوْۤا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗۤ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan."
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 24)

Wallahu'alam bishshowab.

Oleh: Achmad Mu'it
Analis Politik Islam

Posting Komentar

0 Komentar