Boikot Produk Israel Tidak Menyelesaikan Konflik yang Terjadi di Palestina


TintaSiyasi.com -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarmoto Abdul Hakim, menyerukan boikot terhadap McDonalds di Indonesia. terkait hal tersebut Geopolitical Institute Adi Victoria menilai boikot produk Israel tidak menyelesaikan konflik yang terjadi di Palestina.

"Boikot produk Israel tidak bisa menyelesaikan konflik yang terjadi di tanah Palestina, tidak bisa menyelesaikan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi kepada umat Islam Palestina," ujarnya di acara Kabar Petang Live dengan tema Boikot Produk Israel Bikin Jerusalem Bangkrut? di kanal YouTube Khilafah News, Senin (23/10/2023).

Menurut Adi, boikot terhadap produk Israel tidak akan berdampak secara signifikan terhadap penjajahan Yahudi, karena menurutnya, kaum Zionis Yahudi di dukung oleh negara-negara Barat dan Eropa.

Bahkan menurutnya, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang-orang Yahudi dan dikonsumsi oleh penduduk global, termasuk oleh penduduk di negeri-negeri muslim, misalnya Google, Facebook, McDonalds, Starbucks, dan perusahaan lain.

"Terlebih lagi kemudian perusahaan-perusahaan global ini juga banyak berinvestasi kepada Israel. Jadi kalau saya lihat memang tidak signifikan," ujarnya.

Namun Adi tetap mengapresiasi apa yang dilakukan oleh sebagian masyarakat, khususnya umat Islam yang menyerukan aksi untuk memboikot produk-produk Israel, karena menurutnya hal tersebut sebagai bentuk bagian dari kepedulian umat Islam kepada umat Islam yang lainnya.

"Jadi kalau kita lihat bahwa seruan aksi boikot kepada produk-produk atau perusahaan Israel itu perlu kita apresiasi, namun sekali lagi memang tidak bersifat efektif secara ekonomi, karena memang perusahaan Israel itu di dukung oleh negara Eropa dan Amerika," jelasnya.

Selain itu dari sisi perdagangan menurutnya, perdagangan ekonomi Zionis Yahudi, lebih banyak bergantung kepada negara-negara non Muslim, bukan bergantung kepada negeri-negeri umat Islam.

"Tahun 2020 misalnya dari total ekspor bangsa Yahudi itu senilai 50 Miliar Dolar AS hanya 4 persen saja kepada negeri-negeri Muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang terbesar itu kepada negara uni Eropa dan Amerika Serikat," bebernya.

"Jadi kalau seluruh rakyat memboikot seluruh produk Yahudi, maka tidak akan signifikan, kenapa karena memang tidak bisa menghentikan penjajahan, karena perekonomian Yahudi didukung oleh barat Amerika serikat dan Eropa, sedikit sekali bergantung kepada negeri-negeri umat Islam," tambahnya

Dengan Cara Jihad

Adi Menjelaskan bahwa terkait dengan kejadian di tanah kharajiyah di Palestina, salah satu bagian dari negeri Syam, menurutnya, harus dilihat dua hal, pertama adalah adanya pelaku, yang kedua adanya korban.

Menurutnya, untuk korban umat Islam sudah memberikan solusi dengan mengirimkan bantuan dana, obat-obatan, pakaian, bahkan membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

"Namun ini hanya solusi untuk korban, sedangkan solusi untuk pelaku tidak ada, maka apapun yang diberikan kepada umat Islam di sana, sebagai solusi untuk korban. Apakah ada manfaatnya? Iya ada manfaatnya, cuma tidak efektif untuk menghentikan apa yang dilakukan oleh Zionis Yahudi kepada umat Islam disana," terangnya.

"Solusi untuk mereka tidak lain tidak bukan dengan cara jihad, mengeluarkan entitas Yahudi dari tanah kharajiyah, dari tanah milik umat Islam seduna itu Palestina," sambungnya.

Oleh karena itu menurut Adi, selama Zionis Yahudi masih bercokol di tanah Palestina, maka menurutnya akan tetap terjadi pembantaian, pembunuhan kepada umat Islam disana.

"Jadi memang solusi satu-satunya untuk menyelesaikan masalah konflik yang terjadi di Palestina itu adalah dengan cara jihad bukan two solution bukan solusi dua negara hidup berdampingan," tegasnya

Karena menurutnya, tanah Palestina adalah tanah kharajiyah, bukan hanya milik umat Islam Palestina, tapi milik umat Islam sedunia. Menurutnya, sampai hari kiamat tanah palestina adalah milik umat Islam.

Ia menegaskan, bahwa kalau menyetujui two solution (solusi dua negara) berarti termasuk bagian dari penghianatan terhadap umat umat Islam sedunia. Karena menurutnya, sama artinya mengkui Israel zionis memiliki tanah di Palestina.

Maka menurut Adi, khusus orang-orang yang berada di Palestina berjihad merupakan fardhu kifayah, namun menurutnya, ketika umat Islam disana (Palestina) belum sempurna melakukan jihad, maka ia menekankan akan menjadi kewajiban kepada negara-negara terdekatnya seperti Turki, Mesir dan Yordania. 

"Maka berdosa penguasa disana membiarkan umat Islam yang ada di Palestina sendirian berperang untuk mengambil kembali tanah milik umat Islam," tutupnya. [] Aslan La Asamu

Posting Komentar

0 Komentar