TintaSiyasi.com -- Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana, S. P., M. E menyebut sistem demokrasi merupakan bumerang bagi peradaban masyarakat.
"Sistem demokrasi merupakan bumerang bagi peradaban masyarakat. Enggak ada yang lebih dahsyat mendatangkan bumerang bagi peradaban manusia selain sistem demokrasi," katanya di YouTube Khilafah News, Kabar Petang: Semahal apa Ongkos Jadi Presiden? Rabu (06/09/2023).
Dia pun menyayangkan realita sekarang sistem demokrasi masih di agung-agungkan dan masih dibela. Padahal melalui mekanisme demokrasi, peradaban bumi hari ini dikangkangi oleh berbagai macam hal-hal yang sangat menjijikan.
"Eksploitasi manusia atas manusia, eksploitasi negara atas negara itu terjadi. Berbagai macam kerusakan terjadi. Pergaulan sosial yang buruk, berkembangnya LGBt melalui instrumen politik demokrasi itu semua terjadi," bebernya.
Begitu masifnya kelaparan di dunia saat ini, dinilainya akibat sistem demokrasi. Untuk mendapatkan pangan seimbang saja banyak orang yang kesulitan. Berkuasanya para penguasa yang sangat tidak layak, pembantaian di sana sini semakin marak. Semua atas nama demokrasi yang telah nyata menjadikan musibah bagi manusia dan bumerang bagi masyarakat Indonesia.
Erwin menegaskan, yang menjadi bumerang dalam demokrasi bukan politik uangnya tetapi demokrasi itu sendiri yang menjadi bumerang bagi kehidupan masyarakat.
"Bumerang itu kan senjata tradisional masyarakat di suatu daerah tertentu yang muter-muter kemudian sewaktu-waktu memukul balik ke arah kita, memukul siapa saja yang tidak diinginkan," tegasnya.
Termasuk politik uang, disebutnya ada dalam demokrasi sehingga sendirinya instrumen-instrumen uang itu menjadi halal di dalam demokrasi. "Walaupun sebagian orang menolak. Tetapi mau menolak bagaimana jika aktor-aktornya menghalalkan hal yang serupa," cerca dia.
Jadi, lanjut Erwin, dengan sendirinya politik uang itu terjadi dan halal saja dalam sistem demokrasi, sekaligus mengkonfirmasi kepada masyarakat bahwa memang sistem demokrasi adalah sistem yang rusak.
"Demokrasi hanya berpihak kepada segelintir orang yakni oligarki yang menjadi pengendali utamanya," tandasnya. [] Heni
0 Komentar