Mengatasi Post Power Syndrom


TintaSiyasi.com -- Sobat. Pernahkah Anda mengalami rasa kecewa, down, hingga putus asa saat berhenti bekerja? Hati-hati, bisa jadi itu pertanda bahwa Anda mengalami gejala post power syndrome. Namun, apa itu post power syndrome?

Sobat. Materi ini sering saya sampaikan ketika diminta memberi materi Pensiun dan Spiritualitas di kalangan pegawai dan pejabat di BUMN. Artikel kali ini akan berbagi ilmu mengenai bagaimana mengatasi post Power syndrome

Post power syndrome adalah situasi yang biasanya dialami oleh orang yang kena PHK, pasca pensiun, maupun seorang yang popularitasnya menurun. Lantas apa saja tanda seseorang mengalami sindrom post power ini? Nah, agar anda dapat mengatasinya dengan tepat, simak ulasan berikut ini, ya.

Sobat. Post power syndrome adalah kondisi gangguan mental ringan yang biasa terjadi pada orang yang dulu memiliki jabatan namun sekarang telah berhenti bekerja atau dengan kata lain tidak punya jabatan di tempat kerjanya.
Orang yang mengalami sindrom ini masih dibayang-bayangi kekuasaan yang ia miliki dulu dan merasa berat untuk melepaskannya.

Sebenarnya sindrom post power bukanlah gangguan kejiwaan yang serius, namun alangkah baiknya segera diatasi agar tidak berlarut-larut hingga mengganggu kesehatan Anda.

Sobat. Sebenarnya penyebab post power syndrome ini belum diketahui secara jelas dan pasti, namun kasus yang terjadi kebanyakan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, kurangnya kegiatan, dan tidak memiliki kekuasaan seperti sebelumnya. Akibatnya, seseorang akan merasakan shock, minder, kecil, dan tidak berharga.

Orang yang dulu menjabat pasti sangat sibuk hingga memiliki sedikit waktu untuk dirinya sendiri. Setelah purna dari tugasnya, tiba-tiba ia mempunyai banyak waktu luang dan aktivitas yang sedikit.

Nah, gambaran di atas merupakan penyebab umum dari sindrom ini, Orang yang mengidap power syndrome membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kegiatan yang tak lagi sesibuk dulu.

Sobat ayat mengajarkan kepada kita untuk memperlakukan orang tua atau lansia dalam mengatasi post power syndrome Allah SWT berfirman:

۞وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرٗا  

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil." (QS. Al-Isra’ (17): 23-24).

Sobat. Dalam ayat sebelumnya, setelah menjelaskan penggolongan manusia menjadi dua golongan; ada yang menghendaki kehidupan dunia saja dan ada yang menghendaki kehidupan akhirat di samping kehidupan dunia, kelompok ayat ini selanjutnya menjelaskan tatakrama pergaulan antar manusia dalam kehidupannya. Ayat ini menyatakan, "Dan Tuhanmu telah menetapkan dan memerintahkan agar kamu wahai sekalian manusia jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya."

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dan mereka berada dalam pemeliharaanmu, maka sekalikali janganlah kamu menyakiti keduanya, misalnya dengan mengatakan kepada keduanya perkataan ah, yakni perkataan yang mengandung makna kemarahan atau kejemuan, dan janganlah engkau membentak keduanya jika mereka merepotkan kamu atau berbuat sesuatu yang kamu tidak menyukainya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia, yakni perkataan yang baik, yang mengandung penghormatan dan kasih sayang.

Selanjutnya Allah menyatakan, Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang karena rasa hormat yang tulus kepada keduanya, dan ucapkanlah, yakni berdoalah, Wahai Tuhanku, yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, sayangilah keduanya, karena mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil dengan penuh kasih sayang.


Gejala Post Power Syndrome

Orang yang mengalami sindrom ini biasanya akan menunjukkan hal-hal menonjol. Berikut beberapa gejala post power syndrome yang bisa Anda amati.
• Tidak semangat menjalani hari setelah pensiun.
• Menjadi lone wolf atau menarik diri dari pergaulan.
• Mudah tersinggung.
• Tidak mau mengalah.
• Sering menceritakan kehebatannya di masa lalu.
• Enggan mendengar pendapat orang lain.
• Mencari celah untuk mengkritik orang lain.

Sobat. Dampak yang ditimbulkan dari post power syndrome selain berpengaruh ke mental, sindrom ini juga mungkin akan memberikan beberapa dampak berikut:
• Gangguan fisik, seperti mudah jatuh sakit karena imunnya menurun. Jika mental penderita lemah, maka imun tubuh ikut melemah.
• Gangguan emosional, seperti mudah tersinggung. Ia akan berusaha mencari celah untuk mengkritik orang lain. Sementara itu, ia mudah tersinggung jika ada kata-kata yang kurang pas di hatinya walaupun lawan bicara tidak bermaksud buruk.
• Gangguan perilaku, seperti menjadi lebih diam dan menarik diri dari pergaulan. Penderita mungkin merasa tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain saat mengalami sindrom ini karena merasa minder. 

Sobat. Bagaimana cara mengatasi post power syndrome?

Sobat. Orang yang mengalami masalah ini memang banyak mengeluarkan sifat negatif, Untuk itu, Anda bisa membantu mereka dengan beberapa cara berikut.

Pertama. Mencari kesibukan baru.
Sobat. Cara mengatasi post power syndrome yang pertama adalah bantu mencari kesibukan baru. Apabila ada anggota keluarga mengalami gangguan ini, sebaiknya berikan referensi aktivitas untuknya. Anda bisa menyarankannya membuka toko online yang tidak membutuhkan energi fisik banyak. Anda juga dapat menyarankannya untuk membuka usaha seperti toko kelontong ataupun cafe dan restoran.

Kedua. Olahraga secara rutin.
Sobat. Selain baik untuk kesehatan, olahraga rupanya juga bisa dijadikan sebagai cara mengatasi post power syndrome. Anda dapat mengajaknya berolahraga secara rutin. Olahraga diketahui dapat meningkatkan hormon endorfin yang bisa membuat penderita sindrom menjadi pribadi yang lebih positif.

Ketiga. Mendalami hobi.
Sobat. Mendalami hobi seperti fotografi, bersepeda ataupun mendaki gunung bisa menjadi pilihan cara mengatasi post power syndrome yang paling tepat. Dengan begitu, bisa jadi skill mereka justru akan meningkat.

Keempat. Latihan pernafasan.
Sobat. Diafragma breathing diketahui dapat menenangkan hati Anda atau orang yang mengidap sindrom ini. Dengan mengatur nafas, penderita akan lebih rileks dan beban di pikiran berkurang. Cara melakukan pernafasan ini adalah menarik nafas secara dalam lewat hidung sebanyak 4-6 kali lalu mengeluarkannya perlahan lewat mulut. Penderita bisa melakukan ini 3-4 kali dalam sehari di pagi hari.

Kelima. Ajak untuk berbicara.
Tahukah Anda bahwa mengajak penderita berbicara juga termasuk ke dalam salah satu cara mengatasi post power syndrome? Orang yang mengidap sindrom post power memang menjadi lebih menjengkelkan dari biasanya. Namun, mengajaknya berbicara tentang apa yang dirasakan bisa membantu meringankan gejala sindrom ini lho, Anda. Ajak ia duduk santai di teras sambil menyeduh teh atau kopi sambil membicarakan masalah yang ia hadapi sekarang. Jika ia terbuka pada Anda, maka ia bisa mulai mensyukuri apa yang dimilikinya sekarang.

Keenam. Minta bantuan orang ketiga.
Sobat. Cara mengatasi post power syndrome selanjutnya adalah meminta bantuan pihak ketiga. Jika Anda mengalami kesulitan dalam menghadapi orang yang mengidap sindrom post power, gunakanlah jasa perawat, dokter, ataupun orang terdekat yang ia percaya.

Ketujuh. Mendekatkan diri dengan Allah.
Cara mengatasi post power syndrome yang boleh Anda coba selanjutnya adalah dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita harus selalu ingat pada Allah kapanpun, baik saat senang maupun sedih. Nah, jika Anda atau kerabat mengalami masalah tersebut, maka langkah berikut tak boleh dilewatkan. Hal ini bisa dimulai dari membiasakan diri berdoa di pagi hari saat baru bangun dan malam hari saat akan tidur. Jika beragama Islam, Anda juga dapat mengajaknya melakukan amalan sunnah seperti shalat dhuha ataupun tahajud.

Kedelapan. Mengikuti organisasi.
Mengikuti organisasi adalah cara mengatasi post power syndrome selanjutnya. Untuk menyibukkan diri, Anda atau anggota keluarga dapat mengikuti organisasi di sekitar rumah atau sesuai minat masing-masing. Contoh organisasi yang bisa diikuti antara lain menjadi takmir masjid, komunitas hobi seperti fotografi atau melukis, dan mengikuti kelompok reuni sekolah. Dengan berkomunikasi dengan orang lain, penderita sindrom akan menemukan makna baru dalam hidupnya dan bukan hanya memikirkan tentang pekerjaannya terdahulu.

Kesembilan. Dukungan keluarga.
Sobat. Ketika ada kerabat yang mengalami sindrom ini, ada baiknya Anda dan keluarga tidak langsung menjauhinya, ya. Ajaklah ia berbicara tentang masalah yang dihadapi agar ia tidak merasa sendiri. Jadilah support system yang baik untuknya. Sebab dukungan keluarga adalah salah satu cara mengatasi post power syndrome paling ampuh.

Kesepuluh. Ajak berlibur.
Sobat. Penderita sindrom ini umumnya akan mengeluarkan energi negatif karena ia merasa tertekan. Nah, cara mengatasi post power syndrome satu ini yaitu dengan mengajaknya sekadar liburan santai keliling kota ataupun melakukan staycation.

Sekarang Anda sudah paham bukan tentang post power syndrome ini? Jadi, jika Anda menemukan gejalanya pada kerabat atau merasakan tanda-tandanya di diri sendiri, jangan malu untuk menyampaikannya kepada orang terdekat, ya. Tetap semangat!

Salam dahsyat dan luar biasa! []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku BIGWIN dan Buku Gizi Spiritual

Posting Komentar

0 Komentar