Ada Apa dengan Sejarah Khilafah di Indonesia?

TintaSiyasi.com -- Sejarawan sekaligus direktur ILKI (Institut Literasi Khilafah dan Indonesia), Septian AW mengulas terkait masalah penulisan sejarah Khilafah di Indonesia. Ia berani menegaskan bahwa masalah utama terletak pada penulisan sejarah itu sendiri, sehingga wajar apabila muncul anggapan ada upaya pengaburan sejarah di Indonesia.

“Tidak berlebihan jika muncul anggapan bahwa ada upaya mengubur dan mengabur sejarah Khilafah di Indonesia,” tegasnya dalam bedah E-Book Relasi Khilafah dan Nusantara dalam Sejarah Indonesia, Kamis (18/5) lalu.

“Bayangkan enam jilid buku Sejarah Nasional Indonesia, cerita yang menunjukkan tentang Khilafah Utsmaniyah itu hanya beberapa paragraf. Itupun dalam prespektif yang saya kira tidak tepat,” imbuhnya.

Meskipun dalam penulisan sejarah disebutkan adanya bantuan dari kesultanan Turki Utsmani terhadap kesultanan Islam di Nusantara, termasuk Aceh, namun di situ tidak diterangkan hubungan apa yang terjalin antara masing-masing pihak tersebut. Inilah yang kemudian dikritik oleh Septian dalam pemaparannya.

“Memang di buku Sejarah Nasional Indonesia disebutkan bahwa Turki di bawah kepemimpinan Sultan Selim II telah mengirim armada perang untuk membantu kesultanan Aceh. Tapi tidak dalam prespektif Khilafah. Tidak ada juga soal hubungan erat Aceh dengan Khilafah Utsmaniyah,” tuturnya.

Septian mengatakan bahwa fakta sebenarnya adalah adanya hubungan erat antara kesultanan Islam di Nusantara dan kekhalifahan Utsmaniyah di Turki. Ia mengutip salah satu karya sejarah dari Giancarlo Casale bahwa hubungan yang terjadi adalah sampai pada pengakuan Aceh terhadap Turki Utsmani sebagai Khalifah.

“Faktanya Utsmani adalah Khilafah yang membantu kekuasaan di Timur (kepulauan Nusantara) yang saat itu telah menyatakan ketundukannya pada Khaliah saat itu” ungkapnya.

Septian menjelaskan alasan pentingnya memahami sejarah hubungan Khilafah di Nusantara sebagai bentuk objektivitas penulisan sejarah. Hal ini ditujukan agar wacana relasi Khilafah dan Nusantara dapat dibawa ke dalam perdebatan maupun opini publik.

“Sejarah relasi Khilafah dan Nusantara adalah sejarah yang penting dipahami oleh kaum Muslim di Indonesia. Karena ini menjadi suatu wasilah untuk meneguhkan masalah Khilafah ini secara objektif dalam perdebatan dan wacana saat ini,” pungkasnya. []Yusril

Posting Komentar

0 Komentar