TintaSiyasi.com -- Pengasuh Ma’had Al Ghazali Semarang, Habib Rosyid menjelaskan semua musik yang menghantarkan pada keharaman, maka hukumnya haram.
"Bukan hanya Coldplay, tetapi semua musik yang menghantarkan pada keharaman, maka hukumnya haram, tidak boleh diambil," tegasnya dalam Podcast Coldplay dan Kampanye LGBT? Selasa (23/5/2023) di kanal Youtube Dakwah Jateng.
Seperti Coldplay atau yang lainnya, ia mengatakan ketika menghantarkan pada keharaman, maka hukumnya haram. Misalnya akan membawa muatan-muatan tertentu yang diharamkan Islam, maka itu tidak boleh.
"Dalam Islam boleh ada konser musik, tetapi konser musik harus diserukan untuk dakwah Islam. Dengan demikian maka musiknya Coldplay ini ya dakwah, tapi mengajak pada kebatilan, tinggal kita memilih dakwah yang mana? dakwah menuju kemana?," jelasnya.
Dia menuturkan, memang manusia itu butuh hiburan, hanya saja ada kaidah mengatakan Aal-ashlu fii al-af'aal at-taqayyudu bi al-hukmi asy-syar'iy (hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syariat).
“Jadi hiburan memang diperlukan karena kadang-kadang orang itu stress melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang berat, maka butuh hiburan-hiburan yang itu memang mubah”, imbuhnya.
Dia pun memberikan contoh memilih hiburan yang masuk kategori disunahkan misalnya membaca Quran, ke masjid itu hiburan, jadi tergantung mau mencari hiburan di mana," tegasnya.
“Hiburan yang menjadi konsumsi manusia itu yang memang dibolehkan, misalkan baca Quran, ada orang yang nek dengerin musik itu hiburan, kalau saya malah kurang menikmati musik itu," imbuhnya.
Muslim Tapi Sekuler
Ulama asal Semarang ini menyayangkan, kebanyakan orang yang Muslim tapi sekuler, yakni memisahkan antara agamanya dengan kehidupan. Sehingga musik dianggap bukan bagian urusan agama atau tidak ada hubungannya dengan agama.
"Saat ini banyak Muslim, tetapi tidak menjadikan agama sebagai cara pandang hidupnya," imbuhnya.
Ia mengatakan, pentingnya sebuah pemahaman, kalau ingin mengubah perilaku orang-orang yang condong pada hiburan seperti konser musik, maka ubahlah pemahaman orang itu terlebih dahulu.
“Ada kaidah, kalau kita menghendaki untuk mengubah perilaku orang yang rendah menjadi tinggi maka kita rubah pemahamannya terlebih dahulu,"ujarnya.
"Allah berfirman “Innallaha laa yughayyiru maa biqaumin hatta yughoyyiru ma bi anfusihim” yang artinya: “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd ayat 11)," pungkasnya. [] Rahmadi Al Fatih
0 Komentar