TintaSiyasi.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengungkapkan bahwa kekuasaan digambarkan sebagai saudara kembarnya dari agama.
“Kekuasaan digambarkan sebagai saudara kembarnya dari agama ini,” tuturnya dalam rubrik Kajian Inspirasi Dakwah: Islam Tidak Akan Tegak Tanpa Daulah Islam, di YouTube Ngaji Shubuh, Rabu (22 Februari 2023).
Ia menjelaskan, kekuasaan politik dalam konteks negara, ibarat saudara kembar dari agama. Kalau perumpamaan sebagaimana istilah dua sisi dari satu keping uang, agama sebagai asas dan kekuasaan adalah penjaganya ”Adiinun uzun wa sultonun haritsun”
“Jadi, agama akan terwujud, artinya akan bisa terlaksana, dia akan ada dengan kekuasaan. Kalau tidak ada kekuasaan, ia akan hilang. Kekuasaan tanpa asas agama, dia akan roboh, karena dia berdiri di atas pondasi yang rapuh. Jadi, satu berfungsi sebagai pondasi, kalau ibarat rumah, yang kedua sebagai penjaga, sebagai dinding-dindingnya. Itulah pentingnya kekuasaan,” jelasnya.
Ia memaparkan, agama dan kekuasaan tidak bisa dipisahkan. Islam akan tegak jika ada Daulah Islamiah, artinya Islam adalah sebuah sistem. Islam adalah risalah yang terdiri dari akidah dan syariah.
“Akidah adalah seperangkat perkara yang harus diyakini, syariah adalah perkara yang harus dijalani atau dilaksanakan dalam aturan. Aturan-aturan itu, ada yang mengatur hidup manusia dengan tuhannya, dalam ranah ibadah. Mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, menyangkut makanan, minuman, pakaian, akhlak, dan mengatur hubungan manusia dengan manusia yang lain dalam muamalah, di situ ada ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan lainnya,” paparnya.
Ia menerangkan, adanya negara dalam sistem Islam adalah untuk memberikan kewenangan dalam menjalankan sejumlah ketentuan-ketentuan dalam agama, yang tidak bisa dilaksanakan oleh individu maupun kelompok. Di sini ia kewenangan Imam atau amirul mukminin, atau khalifah atau kepala negara.
“Jadi tidak terlalu sulit untuk memahami bahwa memang negara itu diperlukan bagi tegaknya agama ini,” terangnya.
Ia memaparkan, fungsi utama dari kekuasaan dalam Islam adalah haritsatun dien yaitu menjaga agama dan siyasatun fiddien yakni mengatur dunia dengan agama, baik kehidupan pribadi, maupun kehidupan masyarakat. Terlebih, dalam kehidupan negara dalam berbagai aspeknya, sebagai pengatur ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya. Karena dengan agama itu membuat kehidupan masyarakat berjalan dengan baik.
“Kalau dalam bahasa agama akan tercapai rahmatan lil’alamin, artinya meraih seluruh kemaslahatan dan mencegah seluruh kamafsadatan,” pungkasnya. []Isty Da’iyah
0 Komentar