TintaSiyasi.com -- Seorang mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21) ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 apartemen tersebut pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 23.45 WIB. Korban mengakhiri hidupnya beberapa hari sebelum wisuda.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kebayoran Baru Komisaris Tribuana Roseno mengatakan, MPD sempat meninggalkan pesan sebelum diduga bunuh diri dengan lompat dari apartemen. Pesan itu berisi permintaan maaf kepada keluarga dan teman-temannya melalui unggahan di media sosialnya.(kompas.com, 12/3/2023)
Bunuh diri adalah usaha tindakan atau pikiran yang bertujuan untuk mengakhiri hidup yang dilakukan dengan sengaja. Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental yang menjadi perhatian di banyak negara.
Dilansir dari cnnindonesia.com, 3/3/2023 bahwa International Association for Suicide Prevention (IASP) memperkirakan sebanyak 700 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya karena bunuh diri.
Berdasarkan catatan World Bank, Indonesia berada di posisi 15 terbawah angka kasus bunuh diri di dunia. Catatan ini diambil dari data terakhir yang direkam oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019.
Negara-negara di Afrika tercatat mendominasi di posisi 10 teratas. Lesotho menjadi negara dengan tingkat kasus bunuh diri tertinggi dengan angka 72,4 per 100 ribu penduduk. Ada juga Korea Selatan (Asia) dengan angka 28,6 dan Rusia (Eropa) dengan angka 25,1. Indonesia sendiri memiliki angka kasus bunuh diri sebesar 2,4 per 100 ribu penduduk. Angka yang sama bertahan sejak tahun 2014.
Maraknya kasus bunuh diri tersebut sejatinya menggambarkan terganggunya kesehatan mental masyarakat. Bukan saja menimpa orang dewasa akan tetapi juga menimpa anak-anak. Selain bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu, juga bisa disebabkan karena jauhnya pemahaman agama yang benar sebagai dampak dari diterapkannya sistem pendidikan sekuler, yaitu sistem pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan.
Jika disimpulkan, maka akar permasalahannya ada pada buruknya sistem pendidikan yang diterapkan saat ini ditambah abainya penguasa kepada rakyat. Bagaimana tidak? Paham sekularisme membuat agama dipisahkan dari kehidupan. Sehingga konsekuensinya manusia tumbuh dengan jiwa yang rapuh, kadar keimanan yang yang minim dan mudah putus asa.
Sekularisme juga membuat negara abai kepada rakyat. Negara memandang bahwa manusia hanyalah sekumpulan warga yang berada di wilayah tertentu. Kalaupun ada program-program kesehatan mental, maka tidak akan mampu menjadikan generasi terbebas dari gangguan mental. Karena program tetap berasaskan sekularisme.
Cara Islam Menjaga Kesehatan Mental
Satu-satunya sistem yang mampu dan terbukti menjaga kesehatan mental rakyatnya adalah sistem kepemimpinan Islam yang disebut khilafah. Syariat telah memerintahkan posisi negara khilafah adalah sebagai pelayan umat.
Rasulullah SAW bersabda,
"Imam (khalifah) adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya." (HR. al-Bukhari)
Oleh karena itu, khilafah akan mengurus rakyatnya dengan sebaik-baik pengurusan sebagaimana perintah syariat. Islam memandang manusia secara utuh dan menyeluruh. Karena itu pembangunan manusia tidak hanya melihat aspek fisik semata, namun juga mental dan menjadikan akidah Islam sebagai asas kehidupan.
Khilafah tidak akan mengajarkan moderasi agama. Karena ajaran itu akan membuat Islam terdikotomi hanya kepada masalah ritual semata. Akidah Islam akan diajarkan secara menyeluruh kepada generasinya. Akidah ini akan menuntun mereka memahami tujuan hidup di dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Bahagia itu ketika mendapatkan ridha Allah SWT. Baik cobaan dan kenikmatan adalah bagian dari ujian yang Allah SWT berikan kepada manusia.
Agar tidak mudah sakit hati dan putus asa, maka biasakan diri untuk berpikir bahwa apapun yang membuat kamu sakit hati dan kecewa, mereka hanyalah alat Allah SWT yang sengaja dikirim dalam hidupmu untuk menjadi pengangkat derajat dan pelebur dosa-dosamu.
Ucapkanlah
قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“Ini sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya”
Allah SWT ingin melihat responmu untuk membedakan kualitas dirimu dengan hamba yang lainnya. Karenanya, sikap seorang Muslim ketika merasa mendapatkan kenikmatan ia akan bersyukur, namun di saat ia ditimpa cobaan, maka dia akan bersabar menghadapinya dan terus bertawakal kepada Allah SWT.
Mereka paham bahwa kedua kondisi tersebut baik untuknya. Seseorang yang beriman tidak akan pernah berpikir untuk bunuh diri. Karena dia paham bahwa semua ketetapan Allah SWT adalah yang terbaik dan setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban.
Jadi dia paham bahwa bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"
"Barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu kelak akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka jahanam, kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa bunuh diri dengan minum racun, maka kelak ia akan meminumnya sedikit demi sedikit di dalam neraka jahanam, ia kekal di sana selama-lamanya. Barangsiapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari atas gunung, maka dia akan dijatuhkan dari tempat yang tinggi di dalam neraka jahanam, kekal di sana selama-lamanya."
(HR. Bukhari no. 5778, Muslim no.109)
Kehidupan yang didasarkan pada akidah Islam akan menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan cobaan dan yakin akan hari akhirat. Inilah konsep kehidupan yang diajarkan oleh Islam kepada pemeluknya.
Di sisi lain, negara khilafah juga menjamin kehidupan warganya. Sehingga mengurangi adanya tekanan kehidupan. Dari sistem ekonomi Islam khilafah akan menjamin setiap laki-laki mendapat pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Jaminan pendidikan kesehatan dan keamanan juga diberikan khilafah secara gratis dan berkualitas. Sehingga tidak akan ada diskriminasi layanan dasar publik bagi warga negaranya.
Adapun sistem pendidikan Islam juga di desain untuk menghasilkan generasi yang bersakhsiyah Islam, yakni pola pikir dan sikap mereka sesuai dengan Islam. Selain itu, mereka juga dibekali dengan ilmu alat duniawi. Sehingga mereka semakin paham tujuan hidup di dunia hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT dan meraih ridhaNya.
Dengan demikian, mereka akan sibuk menjadi sosok yang mampu memuliakan Islam dan bermanfaat bagi kaum Muslimin. Demikianlah solusi Islam secara konsep dan teknisnya dalam memberantas angka bunuh diri.
Oleh: Nabila Zidane
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar