Sulitnya Dakwah Khilafah Tidak Lepas dari Sejarah Runtuhnya Khilafah


TintaSiyasi.com -- Ulama Aswaja Ustaz Ir. H.M. Rasyid Supriadi, M.S.I. mengungkapkan sulitnya dakwah Khilafah tidak lepas dari sejarah runtuhnya Khilafah Ustmaniah. 

"Kenapa kita dalam menyampaikan Syariat kaffah dalam bingkai Khilafah itu menjadi sangat sulit? Ini tidak lepas dari sejarah bagaimana runtuhnya Khilafah Ustmaniah," ungkapnya dalam Acara Peringatan Isra Mikraj, Sabtu (18/02/2023).

Ia menjelaskan, Khilafah Utsmaniah runtuh itu bukan semata-mata runtuh begitu saja, tetapi seperti yang ditulis oleh Prof. DR. Ali Muhammad Ash-Shallabi dalam bukunya yang berjudul Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Ustmaniyah, di sana disebutkan ada sebuah perjanjian. Ketika tahun 1923 Turki Utsmani ini kalah di dalam perang Dunia Pertama. Disana ada delegasi Inggris yang namanya Lord Curzon, ini bukan orang sembarangan, dia adalah ketua Delegasi House of Lords. Jadi di Inggris itu ada dua partai, partai kerajaan dan partai umum. Partai kerajaan House of Lords itu diketuai Lord Curzon. Dia menjadi ketua Delegasi perundingan terhadap Turki. 

"Bagaimana Khilafah di Turki itu runtuh, itu tidak lepas dari peran Lord Curzon, maka setelah dia berkolaborasi dengan Mustofa Kamal Attatruk kemudian meruntuhkan Khilafah tahun 1924 yang sebelumnya telah terjadi prosesnya tahun 1923 dengan adanya perjanjian yang dikenal dengan perjanjian Lausanne. Inggris di pimpin  Lord Curzon dan dengan Kamal Pasa Attatruk, dimana poin penting yang menarik adalah: pertama, penghapusan khilafah untuk selama lamanya. 
Kedua, Turki harus memutuskan hubungan dengan Islam artinya tidak boleh menerapkan Syariat Islam," jelasnya. 

Ia melanjutkan, perjanjian ini kemudian dilaksanakan betul oleh Mustafa Kamal Attatruk pada tanggal 3 Maret 1924 yang kemudian seluruh tentara Sekutu termasuk tentara Inggris di Turki ditarik dari Turki. Namun senat Inggris itu belum percaya jika pasukan ditarik dari Turki. "Jika Turki bangkit melawan lagi bagaimana? Kemudian Lord Curzon dipanggil ditanya oleh senat Inggris, gimana pertanggungjawaban Lord Curzon terhadap penarikan pasukan Sekutu khususnya Inggris dari Turki? Kemudian dijawab dengan mengatakan dan meyakinkan, 'hari ini Turki telah mati, dan tidak akan bangkit kembali karena kita telah menghancurkan dua kekuatan spiritual yang utama yaitu Khilafah dan Islam'," bebernya.

"Jadi runtuhnya Khilafah dan Islam itu bagian dari penjajahan khususnya Inggris melalui tangan Lord Curzon itu yang sebenarnya untuk membendung agar umat Islam itu tidak bersatu bangkit kembali. Jika Khilafah dan Islam ini tidak muncul maka umat Islam mati," terangnya. 

Ia mengutip sebuah doa dari Rasul ketika jelang Isra Mikraj, ketika Rasul di usir dari Thaif, Ya Allah, aku mengadu kepadamu dengan lemahnya kekuatanku, dengan sedikitnya usahaku Ya Allah, dan aku dianggap rendah di hadapan manusia. Ya Allah akan Engkau bawa kemana, Engkau jadikan apa Ya Allah, apakah aku akan Engkau berikan pada kekuasaan yang memegangggku atau yang mengendalikanku atau kepada musuh yang membelengguku. Ya Allah, selama Engkau tidak murka aku tidak pedulikan semua itu, la haulla wala quwata illabillah.

"Suatu kunci yang bisa kita ambil: pertama, Ya Allah usahaku belum apa-pa. Kedua, Ya Allah apapun yang terjadi padaku tidak aku pedulikan yang penting Engkau tidak murka. Mari kita bersama kuatkan barisan untuk meniru jejak Rasul untuk menegakkan syariat secara kaffah," pungkasnya.[] Rina

Posting Komentar

0 Komentar