Pancarkan Kecemerlangan dengan Zikir yang Utama


TintaSiyasi.com -- Sobat. Zikir dalam bentuk wirid, tahlil, tasbih, takbir, istighfar, bacaan Al-Qur’an, dan yang lain sebenarnya baik dan dituntut oleh agama. Namun, zikir yang paling utama ialah mengingat Allah dengan melakukan perintah-perintah Allah terutama yang wajib dan meninggalkan segala larangan-Nya. Berkaitan dengan ini, Imam Said bin Jubair berkata, “Zikir ialah menaati perintah-perintah Allah. Barangsiapa yang tidak menaati perintah-perintah itu dia tidak berzikir kepada Allah walaupun dia banyak bertasbih, bertahlil, dan membaca Al-Qur’an.” Hal ini dikutip dalam Al-Asas fit tafsir yang ditulis oleh Syekh Said Hawa.

Sobat. Ketika menafsirkan ayat 152 dalam surat Al-Baqarah yang bermakna, “Zikirlah (untuk mengingat) Aku, niscaya Aku ingat kepadamu.” Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'án Al-Azim mengutip pandangan Imam Hasan al-Bashri yang mengatakan, “(Maksud ayat ini ialah), “Ingatlah Aku (Allah) dengan melaksanakan apa yang telah Aku wajibkan, niscaya Aku ingat kepadamu dengan apa yang telah Aku wajibkan, niscaya Aku ingat kepadamu dengan apa yang telah Aku janjikan kepadamu.”

فَٱذۡكُرُونِيٓ أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ  

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah (2) : 152).

Sobat. Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslim, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya.

Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telah ditentukan-Nya.

Sobat. Zikir dapat diibaratkan seperti sebuah alat pembersih hati. Jika Anda berzikir seolah-olah sedang menggosok atau membersihkan hati dan diri Anda sendiri menuju kecemerlangan. Bandingkan hal tersebut dengan kendaraan yang selalu Anda gosok atau bersihkan.Kendaraan tersebut akan selalu tampak baru. Berzikirlah seirama dengan dengan denyut nadi anda, meskipun sekadar mengulang-ulang kalimat subhanallah. Namun, janganlah Anda abaikan ibadah-ibadah yang wajib. Ingatlah firman Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat 28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.”

Sobat. Allah SWT berfirman :

إِنَّ ٱلۡمُسۡلِمِينَ وَٱلۡمُسۡلِمَٰتِ وَٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ وَٱلۡقَٰنِتِينَ وَٱلۡقَٰنِتَٰتِ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلصَّٰدِقَٰتِ وَٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰبِرَٰتِ وَٱلۡخَٰشِعِينَ وَٱلۡخَٰشِعَٰتِ وَٱلۡمُتَصَدِّقِينَ وَٱلۡمُتَصَدِّقَٰتِ وَٱلصَّٰٓئِمِينَ وَٱلصَّٰٓئِمَٰتِ وَٱلۡحَٰفِظِينَ فُرُوجَهُمۡ وَٱلۡحَٰفِظَٰتِ وَٱلذَّٰكِرِينَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا وَٱلذَّٰكِرَٰتِ أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمٗا  

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab (33) : 35).

Sobat. Pada ayat ini Allah menjelaskan sifat-sifat hamba-Nya yang akan diampuni segala dosa dan kesalahannya serta dimasukkan ke dalam surga. Sifat-sifat mereka ada sepuluh macam:

Pertama. Taat dan tunduk kepada hukum Islam, baik ucapan maupun perbuatan.

Kedua. Membenarkan dan memercayai ajaran Allah dan rasul-Nya.

Ketiga. Selalu melaksanakan perintah-perintah agama dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan.

Keempat. Selalu benar dalam ucapan dan perbuatan, sebagai tanda keimanan yang sempurna. Dalam sebuah hadis yang sahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Peganglah kebenaran, bahwa kebenaran itu membawa pada kebajikan, dan kebajikan akan membawa masuk surga, dan jauhilah dusta, sebab dusta itu membawa pada kedurhakaan dan kedurhakaan itu membawa ke neraka."

Kelima. Sabar menghadapi kesulitan dan penderitaan dalam melaksanakan perintah Allah serta menahan syahwat dan hawa nafsu.

Keenam. Khusyuk dan tawaduk kepada Allah, baik jasmani maupun rohani, dalam melaksanakan semua tugas dan kewajiban dan keikhlasan semata-mata untuk mencari keridaan Allah.

Ketujuh. Bersedekah dengan harta dan memberi bantuan kepada mereka yang serba kekurangan dan tidak mempunyai penghasilan.

Kedelapan. Berpuasa yang dapat membantu menundukkan syahwat dan hawa nafsu, sebagaimana tercantum di dalam sabda Rasulullah SAW, "Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk kawin silakan kawin, karena perkawinan itu lebih dapat menahan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, supaya berpuasa, karena berpuasa itu dapat membendung syahwatnya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud).

Kesembilan. Menjaga kemaluan dan kehormatan dari segala perbuatan yang haram dan keji, sesuai dengan firman Allah, "Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas." (Al-Mu'minun/23: 5-7).

Kesepuluh. Selalu ingat kepada Allah dengan lidah dan hati, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Mujahid yang menyatakan bahwa seseorang itu belum disebut banyak mengingat Allah kecuali bila sudah dapat mengingat-Nya sambil berdiri, duduk, dan berbaring. Abu Sa'id al-Khudri telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah bersabda: "Apabila seorang suami membangunkan seorang istrinya di malam hari lalu mereka salat Tahajud dua rakaat , maka mereka berdua pada malam tersebut termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah." (Riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah).

Dalam hadis yang lain dari Sahal bin Mu'az al-Juhani dari ayahnya diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: "Pejuang-pejuang manakah yang paling besar pahalanya wahai Rasulullah?" Nabi SAW menjawab, "Yang paling banyak ingatnya kepada Allah. Lalu ia bertanya lagi." Cara orang yang berpuasa manakah yang paling besar pahalanya?" Nabi SAW menjawab, "Yang paling banyak ingat kepada Allah." Kemudian dia menyebutkan pula orang yang shalat, berzakat, naik haji dan bersedekah, dan pada kesemuanya itu Nabi saw mengatakan, "Mereka yang paling banyak ingatnya kepada Allah." Abu Bakar lalu berkata kepada Umar, "Orang yang banyak ingatnya kepada Allah telah membawa semua kebajikan." Dan Nabi saw menambahkan, "Memang demikianlah." (Riwayat Ahmad). []


Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN, Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo, Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Posting Komentar

0 Komentar